Dokter Tegaskan Imunisasi Polio Penting untuk Menurunkan Risiko Polio

Anna Maria Anggita - Selasa, 29 November 2022
Imunisasi polio demi mencegah polio
Imunisasi polio demi mencegah polio solidcolours

Parapuan.co - Polio merupakan penyakit yang diakibatkan oleh virus yang mengganggu saraf bahkan dapat menyebabkan kelumpuhan.

Perlu diketahui kalau tak sedikit masyarakat Indonesia yang mengalami polio.

Dilansir dari Sehat Negeriku, sebanyak 415 kabupaten atau kota di 30 provinsi di Indonesia masuk dalam kriteria risiko tinggi polio karena rendahnya imunisasi, termasuk Aceh.

Bahkan berdasarkan siaran pers yang PARAPUAN terima dari Alodokter (29/11/2022) pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kesehatan resmi mendeklarasikan Kejadian Luar Biasa (KLB) Polio diseluruh provinsi Indonesia.

Deklrasi tersebut dinyatakan setelah ada penemuan satu kasus polio yang terjadi pada seorang anak berusia tujuh tahun, awal November di Kabupaten Pidie, provinsi Aceh. 

 dr. Abi Noya, S.Ked selaku Medical Content Marketing Senior Manager dari Alodokter, menjelaskan mengenai penyebab anak-anak menderita polio.

“Polio adalah sebuah penyakit saraf yang dapat menyebabkan kelumpuhan permanen. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi virus yang sangat menular, tapi bisa dicegah melalui imunisasi polio," ujar dr. Abi Noya.

Oleh sebab itu, disarankan agar anak segera mendapat imunisasi polio demi menurunkan risiko terserang polio.

Adapun tips mencegah polio yang hendaknya harus segera dilakukan oleh para orang tua yakni:

Baca Juga: Kenali Pentingnya Imunisasi PCV untuk Mencegah Pneumonia pada Bayi

1. Segera Berikan Imunisasi Polio pada Buah Hati

Pencegahan polio itu dapat dilakukan dengan cepat yakni dengan melakukan imunisasi polio.

Pasalnya, vaksin polio dapat memberikan anak kekebalan terhadap penyakit polio, secara aman dan efektif.

Tanpa imunisasi polio, anak menjadi rentan terinfeksi polio dan juga berisiko menyebarkannya kepada anak-anak lain di sekitarnya.

 Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) merekomendasikan vaksin polio oral (OPV) yang diteteskan ke mulut bayi.

OPV dapat diberikan segera setelah lahir, kemudian saat usia dua, tiga, empat, dan 18 bulan.

Orang tua hendaknya juga memastikan kebutuhan imunisasi anak sesuai usia di puskesmas atau posyandu terdekat.

 2. Periksaskan Si Kecil ke Dokter Anak Secara Berkala

Baca Juga: Jelang Hari AIDS Sedunia, Kenali Ini Dia Perbedaan HIV dan AIDS

Orang tua juga harus memeriksakan buah hati ke dokter anak secara rutin agar tumbuh kembang si kecil lebih terpantau.

Pemeriksaan secara berkala juga bermanfaat mengantisipasi terjadinya suatu penyakit yang gejalanya mungkin sulit dikenali orang awam, termasuk polio.

Perlu diketahui kalau gejala penderita polio pada awalnya sering tak disadari, sebab bisa saja tidak menimbulkan tanda sama sekali.

dr. Abi Noya menjelaskan berdasarkan gejalanya, ada dua jenis polio yakni:

Polio Nonparalisis

Polio nonparalisis jadi jenis polio yang tidak menyebabkan kelumpuhan.

Biasanya polio nonparalisis akan menimbulkan gejala yang berlangsung selama 1-10 hari dan akan menghilang sendirinya seperti:

- Demam dan sakit kepala

- Radang tenggorokan

- Muntah

- Otot terasa lemah, kaku di bagian leher dan punggung

- Nyeri dan mati rasa di bagian lengan atau tungkai

 Polio Paralisis

Polio paralisis merupakan polio yang berbahaya, yang menyebabkan kelumpuhan saraf tulang belakang dan otak secara permanen.

Gejala polio paralisis pada awalnya mirip dengan polio nonparalisis, tapi setelah 1 minggu, akan ada gejala lain yang mengikuti seperti:

- Hilangnya refleks tubuh

- Ketegangan otot yang terasa nyeri

- Tungkai atau lengan terasa lemah.

Agar terhindar dari polio nonparalisis dan polio paralisis, segera imunisasikan anak ya, Kawan Puan.

Baca Juga: 4 Penyebab Mimisan di Malam Hari, Salah Satunya Mengupil Terlalu Dalam

(*)

Viral di TikTok Urutan Mandi yang Benar, Ini Penjelasan dari Ahli