Kecanduan Belanja? Kenali Ciri-Ciri Compulsive Shopping Disorder

Anna Maria Anggita - Sabtu, 26 November 2022
Pengertian compulsive shopping disorder beserta cirinya
Pengertian compulsive shopping disorder beserta cirinya Atstock Productions

Parapuan.co - Belanja memang bisa menyenangkan diri sendiri ya, Kawan Puan, tapi ingat untuk jangan sampai kecanduan atau berlebihan.

Pasalnya, kecanduan belanja yang dikenal sebagai compulsive shopping disorder itu dapat memengaruhi kualitas hidup seseorang loh.

Lantas, apa itu sebenarnya compulsive shopping disorder?

Mengutip dari choosingtherapy.comcompulsive shopping disorder adalah suatu gangguan belanja kompulsif di mana pengidapnya memiliki hasrat yang kuat untuk belanja, dan bahkan memang harus melakukan pembelian.

Bahkan mungkin pengidap gangguan belanja kompulsif ini sering menimbun barang dan punya masalah keuangan akibat pengeluaran mereka.

Pengidap compulsive shopping disorder ini biasanya sering belanja untuk mengatasi stres.

Bertepatan dengan Hari Tanpa Belanja yang diperingati setiap 26 November, yuk ketahui ciri-ciri compulsive shopping disorder yang PARAPUAN lansir dari verywellmind, simak ya!

1. Kesulitan menolak pembelian barang yang tidak dibutuhkan.

2. Kesulitan keuangan karena belanja yang tidak terkontrol.

Baca Juga: 5 Tanda Kamu Melakukan Trauma Dumping, Tak Peduli Waktu Curhat

3. Sibuk dengan berbelanja barang-barang yang tidak dibutuhkan.

4. Punya masalah di tempat kerja, sekolah, atau rumah karena belanja yang tidak terkendali.

5. Menghabiskan banyak waktu untuk meneliti barang-barang yang didambakan dan/atau berbelanja barang-barang yang tidak dibutuhkan.

Sebagai catatan penting, untuk dianggap sebagai gangguan pembelian kompulsif, perilaku belanja kompulsif tidak boleh dikaitkan dengan kondisi kesehatan mental lainnya, seperti periode hipomania atau mania dengan gangguan bipolar.

Siapa yang berisiko alami gangguan belanja kompulsif?

Menurut studi Gender Differences in Compulsive Buying Disorder: Assessment of Demographic and Psychiatric Co-Morbiditiesperempuan lebih mungkin didiagnosis dengan gangguan belanja kompulsif.

Selain itu, studi Compulsive buying: descriptive characteristics and psychiatric comorbidity pun mengungkapkan adanya kaitan antara gangguan belanja kompulsif dengan masalah kesehatan mental antara lain:

- Gangguan kecemasan

Baca Juga: Mengenal Depresi pada Anak, Termasuk Tanda dan Berbagai Penyebabnya

- Gangguan makan, termasuk bulimia dan binge eating disorder.

- Gangguan kontrol impuls, termasuk perjudian kompulsif, mencabut rambut, dan mencabuti kulit.

- Gangguan suasana hati, terutama depresi berat.

- Gangguan kepribadian, termasuk gangguan kepribadian menghindar, depresif, obsesif-kompulsif, dan ambang.

- Gangguan penggunaan zat.

Dikarenakan gangguan belanja kompulsif berkaitan dengan masalah kesehatan mental, maka ahli kesehatan pun harus mendiagnosis pasien secara teliti karena gangguan belanja dapat menyertai periode mania pada gangguan bipolar.

Pengidap gangguan belanja kompulsif disarankan untuk berani mengubah kebiasaan buruknya dengan cara:

- Coba kegiatan atau hobi baru.

- Minta teman menemani saat belanja.

- Hindari belanja online.

Belanja pakai uang tunai.

Selain menggunakan berbagai cara di atas, disarankan pula untuk mencari bantuan profesional kesehatan mental untuk membantu mengatasi compulsive buying disorder.

Baca Juga: Mengenal Trauma Dumping dan Contohnya di Sekitar, Ketika Curhat Menjadi Toksik

(*)

Sumber: Verywellmind,Choosingtherapy.com
Penulis:
Editor: Citra Narada Putri

Benarkah Tertawa Baik untuk Menjaga Kesehatan Mental? Ini Penjelasannya