Puan Talks: VoB Ungkap Cerita di Balik Lagu Perempuan Merdeka Seutuhnya

Ratu Monita - Jumat, 25 November 2022
Voice of Baceprot bagikan cerita di balik lagu terbarunya, Perempuan Merdeka Seutuhnya di Puan Talks.
Voice of Baceprot bagikan cerita di balik lagu terbarunya, Perempuan Merdeka Seutuhnya di Puan Talks. Instagram/voiceofbaceprot

Parapuan.co - Voice of Baceprot atau yang akrab disebut VoB baru saja merilis lagu terbarunya yang bertajuk "Perempuan Merdeka Seutuhnya". 

Single ini mulai bisa diperdengarkan di semua platform digital pada Kamis, 3 November 2022.

Dalam live Instagram Puan Talks pada Jumat (25/11/2022), Marsya, Widi, dan Sitti membagikan cerita di balik lagu tersebut. 

"Sebenarnya lagu tersebut jadi bentuk apresiasi pada perempuan yang berani mendobrak stigma dan berani menentukan sikap atas tubuh dan kehidupannya," ungkap Marsya. 

Diketahui, lagu tersebut telah ditulis sejak tahun 2017 saat mereka masih duduk di bangku SMA. Lagu itu ditulis bersama guru pembimbing mereka saat itu, Abah Erza.

Tak hanya itu, Marsya juga mengaku bahwa proses produksi lagu tersebut sangat panjang. 

"Penulisannya yang nulis Abah, sekitar tahun 2017. Lalu untuk produksinya sendiri, aransemen itu kita yang ngerjain, cukup lama sebenarnya, karena kebiasaan VoB bahkan sampai menit-menit terakhir masih berubah-ubah terus," tutur Marsya. 

Ditambah, proses produksi lagu ini digarap saat mereka masih disibukkan dengan kegiatan belajar mengajar sekolah. 

“Kami menulis lagu ini dengan sisa-sisa energi dari sekolah, karena ujian sekolah, mumet, jadi semacam refreshing juga," sambung Marsya. 

Baca Juga: Voice Of Baceprot Rilis Single PMS, Rayakan Perempuan yang Dobrak Stigma

Terinspirasi dari Pengalaman Diri Sendiri dan Buku Bukan Perawan Maria

Berdurasi 3 menit 31 detik, lagu ini hadir dengan lirik yang terinspirasi dari pengalaman diri sendiri. 

"Saat itu dari pengalaman diri sendiri juga, karena ya kita banyak menerima doktrin kayak perempuan tuh harusnya ga main musik kayak gini, atau kayak klo mau main alat musik yang buat perempuan deh, sampai alat musik pun ada jenis kelaminnya," cerita Marsya. 

Oleh karena itu, VoB membuat lagu PMS ini untuk membuktikan kalau sebenarnya gender tak berkaitan dengan kemampuan seseorang.

"Untuk itu, kita bikin lagu PMS ini untuk buktiin kalau ya sebenarnya itu terkait dengan kemampuan masing-masing, bukan sama gender seseorang," tuturnya. 

Selain dari pengalaman diri sendiri, lagu ini juga terinspirasi dari buku berjudul Bukan Perawan Maria hasil karangan Feby Indirani. 

"Ini menarik, karena sebenarnya kita dikasih langsung sama penulisnya, sekitar tahun 2017 atau 2018. Kebetulan ketemu dengan Febri Andriani dan dia kayak kasih kado, dan kita senang karena emang senang baca bukunya," lanjut Marsya.

Setelah itu, Marsya, Widi, Sitti, dan Abah Erza pun membaca buku tersebut.

"Setelah itu kita baca bareng-bareng, ganti-gantian, akhirnya banyak dipake diskusi dan jadilah lagu," kata Marsya. 

Baca Juga: Intip Gaya Voice of Baceprot saat Tur Eropa 2022, Jadi Cewek Mamba yang Ikonik

Berbeda dengan Lagu Sebelumnya

Jika diperhatikan, lagu ini memiliki melodi dan note yang terdengar lebih bersemangat, cerah, dan menyenangkan.

Hal ini sangat berbeda dengan karakter lagu VoB yang begitu kental dengan aksen metal dan cenderung rock.

"Jadi sebenarnya lagu ini kayak eksperimen juga buat kita karena mengingat isi lagunya yang kalau kita bedah itu agak berat. Tapi kita pengen pendengar enggak merasakan bahwa lagu ini terlalu serius banget, makanya kita mengemas lagu itu lebih fun," tutur Marsya.

Untuk itu, menurut mereka hal ini menjadi tantangan baru karena nuansa yang dihadirkan pada lagu ini berbeda dengan karya mereka sebelumnya. 

"Effort banget, karena bertolak belakang sama yang udah-udah, karena kita kan image-nya metal, seram, musiknya yang berat, lalu tiba-tiba produksi lagu yang diibaratkan warna itu warna-warni," tambahnya. 

Lirik yang Tetap Relevan

Meski dibuat lima tahun lalu, lirik PMS tetap relevan dengan situasi yang terjadi saat ini.

Karena, pada kenyataannya hingga kini perempuan masih saja terjebak dan dijebak oleh diskriminasi atas dasar stereotipe patriarki, khususnya ketika berkenaan dengan pilihan profesi serta pilihan-pilihan hidup lainnya.

Terakhir, Marsya, Widi, dan Sitti berharap bahwa lagu ini bisa membangkitkan keberanian bagi perempuan. 

"Harapannya bisa menjadi lagu yang membangkitkan keberanian, berani berekspresi, serta semoga bisa menjadi anthem dalam perjuangan perempuan," pungkasnya. 

Baca Juga: Momen Menarik Tur Eropa Voice of Baceprot Juli 2022, Tampil di Festival Besar

(*)

Sumber: Puan Talks
Penulis:
Editor: Citra Narada Putri