“Terkait dengan tren, justru tren-tren baru muncul, dan ini juga menjadi hal yang kami evaluasi,” ungkap Nuning.
Adapun tren lainnya yang sebelumnya sudah ada, seperti vegan cosmetics dan waterless beauty akan mengalami peningkatan popularitas seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat terkait dampak lingkungan.
“Seperti vegan cosmetics, free atau less water, jadi kosmetik yang menggunakan sedikit air itu akan makin diminati. Yang cukup populer adalah bagaimana bahan-bahan baku kosmetik itu berasal dari limbah sehingga lebih zero waste. Jadi vegan cosmetics makin populer,” katanya lagi.
Di samping itu, Nuning juga menekankan bahwa industri kecantikan akan turut mengadopsi pemanfaatan teknologi untuk membantu para konsumennya.
Misalnya yang sudah sering kita lihat sekarang adalah penggunaan artificial intelligence (AI) seperti virtual try-on untuk mencoba lipstik secara online tanpa harus datang langsung ke toko.
Skincare dengan kandungan microbiome atau sekumpulan mikroorganisme yang hidup di ekosistem kulit dan perlu dijaga keseimbangannya juga akan populer, bahkan Nuning memprediksi trennya akan berlangsung hingga 2030 nanti.
Microbiome sendiri memang belakangan ini banyak digadang-gadang oleh brand kecantikan lantaran dinilai efektif untuk menciptakan kondisi kulit yang sehat.
“Tapi yang terbaru adalah penggunaan AI untuk melihat apakah produk kosmetik itu cocok. Kita juga menggunakan (skincare) microbiome, ini adalah tren yang akan populer hingga 2030 nanti,” pungkas Nuning.
Nah, itulah prediksi tren kecantikan menurut asosiasi kosmetik di Indonesia, Perkosmi. Apakah Kawan Puan sudah siap menyambut tren kecantikan tahun 2023? (*)
Baca Juga: Menurut Dokter Kulit, Ini Bedanya Skincare Microbiome dengan Microbiome Friendly
