Review Film Inang, Perjuangan Perempuan di Kota Besar dalam Balutan Mitos Lokal

Alessandra Langit - Jumat, 14 Oktober 2022
Review film Inang, tayang di bioskop Indonesia mulai 13 Oktober 2022.
Review film Inang, tayang di bioskop Indonesia mulai 13 Oktober 2022. IDN Pictures

Parapuan.co - Debut film horor sutradara Fajar Nugros bertajuk Inang telah tayang di bioskop Indonesia mulai Kamis (13/10/2022).

Mengangkat mitos daerah Jawa, film Inang melanjutkan keunikan tema sederet film horor Indonesia yang tayang sepanjang 2022 ini.

Selain kisah horor, film Inang juga mengangkat isu perempuan di kota besar dan di tengah kemiskinan.

Inang menggambarkan perjuangan seorang perempuan bernama Wulan (Naysilla Mirdad) melawan kekuatan jahat yang ingin mengambil alih kehidupan bayinya.

Inang menawarkan pelajaran yang berharga seputar realita kehidupan yang dibalut unsur mitos jawa yang menjadi inspirasi utama film ini, yaitu Rabu Wekasan atau Rebo Wekasan.

Mitos Rebo Wekasan adalah sebuah hari penuh petaka, siapapun yang lahir di hari tersebut tidak akan hidup lama dan meninggal dunia dengan tragis.

PARAPUAN berkesempatan menghadiri Press Screening Film Inang pada Rabu (5/10/2022) di kawasan Sudirman, Jakarta.

Lewat film Inang, penonton diajak untuk menyaksikan perjuangan perempuan menjaga kendali akan tubuhnya sendiri.

Terasa Seperti Drama Perempuan di Kota Besar

Baca Juga: Debut Layar Lebar, Ini Karakter Perempuan Naysilla Mirdad di Film Inang

Saat pertama kali duduk di kursi bioskop dan menyaksikan pengenalan masalah dalam film Inang, penonton dibawa dalam kisah drama yang jauh dari unsur horor.

Karakter perempuan Wulan diperkenalkan dengan apik, membawa isu kemiskinan dan patriarki di tengah kota besar.

Wulan menjadi gambaran nyata perempuan kelas menengah ke bawah yang mengadu nasib di kota metropolitan.

Dalam film Inang, Wulan diceritakan hamil di luar nikah kemudian ditinggalkan oleh kekasihnya.

Di tengah tekanan ekonomi, Wulan memiliki kendali akan kehidupannya dengan tidak memilih untuk merawat bayinya sendiri.

Sebagai perempuan yang sedang berada di tengah masalah besar, Wulan tetap berdaya dalam menentukan pilihannya sendiri.

Masalah perempuan lainnya yang ada di film Inang ini adalah sistem patriarki yang melihat perempuan sebagai obyek seksual.

Perempuan dengan keterbatasan ekonomi digambarkan mudah untuk dikendalikan, terutama sebagai pemuas hasrat seksual laki-laki.

Namun, dalam film ini, Wulan digambarkan menentang segala bentuk kekerasan seksual walaupun ia harus kehilangan pekerjaan sekalipun.

Baca Juga: Segera Tayang di Bioskop, Berikut Sederet Fakta Menarik Film Inang

Kendali akan Tubuh Perempuan Jadi Sorotan Utama 

Dibalut dengan unsur horor, kisah tentang hubungan perempuan dan tubuhnya juga menjadi sorotan utama dalam film Inang ini.

Setelah Wulan memutuskan untuk memberikan anaknya kelak kepada keluarga yang mampu, yaitu Eva (Lydia Kandou) dan Agus (Rukman Rosadi), kontrol akan tubuh Wulan seakan diatur oleh keluarga calon orang tua anaknya.

Konflik dalam film ini dimulai saat Wulan menyadari bahwa tubuhnya akan menjadi tumbal keluarga calon orang tua anak yang ada di dalam kandungannya.

Sepanjang film, penonton diajak untuk mengikuti perjuangan Wulan menjaga tubuh dan kandungannya dari kendali orang lain.

Cerita semakin menegangkan setelah penonton diajak memecahkan misteri gaib tentang ritual Rebo Wekasan yang mengancam nyawa Wulan.

Sebagai seorang perempuan dan ibu, Wulan masih berusaha untuk menjadi satu-satunya orang yang menentukan pilihan akan hidupnya.

Keberanian dan kenekatan Wulan melawan kekuatan gaib menjadi salah satu gambaran pengorbanan yang dilakukan oleh perempuan dan ibu dalam melindungi tubuhnya dan buah hatinya.

Baca Juga: Segera Tayang, Film Inang Suarakan Kegelisahan Perempuan di Kota Besar

  

Porsi Horor Cukup, Tak Ada Teror Berlebihan

Film Inang merupakan kisah horor yang berfokus pada narasi film dan perkembangan karakter.

Alih-alih menampilkan jump scare menyeramkan, Inang mengupas teror gaib secara perlahan-lahan, seiring dengan jalannya cerita.

Bentuk makhluk halus yang ada di film Inang pun tidak menyisakan ketakutan di benak penonton setelah menyaksikan film ini.

Hal yang berhasil membuat penonton ngeri adalah kedekatan cerita dan kemungkinan teror ini terjadi di dunia nyata.

Walau terasa asing, mitos Rebo Wekasan yang diangkat dalam film ini sangat masuk akal, manusiawi, dan mungkin terjadi di sekitar kita.

Penonton diajak untuk ikut bersimpati dengan pilihan keluarga yang mengadakan ritual Rebo Wekasan.

Baik Wulan maupun keluarga Eva dan Agus sama-sama menjaga buah hati mereka.

Konflik batin penonton pun terasa ketika alasan Eva dan Agus melakukan Rebo Wekasan mulai menyentuh hati dan terasa sangat emosional.

Secara keseluruhan, film Inang merupakan horor yang berbeda dari film horor lokal lainnya yang tayang sepanjang tahun ini.

Inang mampu memberikan warna baru dengan unsur kedaerahan dan isu perempuan yang penting.

Baca Juga: Sutradara Fajar Nugros Angkat Mitos Rebo Wekasan dalam Film Horor Inang

(*)