Period Poverty Ganggu Kesehatan Seksual Perempuan, Ini Dampaknya

Anna Maria Anggita - Kamis, 22 September 2022
Period poverty bisa ganggu kesehatan seksual perempuan
Period poverty bisa ganggu kesehatan seksual perempuan golibtolibov

Parapuan.co Period poverty menjadi kondisi yang dapat mengganggu kesehatan seksual perempuan. Mengapa demikian?

Dilansir dari Medical News Todayperiod poverty merupakan kondisi kurangnya akses ke produk menstruasi, pendidikan, pengelolaan limbah, maupun kombinasi berbagai situasi tersebut.

Maksudnya orang yang mengalami period poverty tidak dapat membeli produk menstruasi yang mereka butuhkan untuk menjaga kesehatan seksual perempuan.

Dalam banyak kasus, ini berarti perempuan tidak dapat pergi ke sekolah atau bekerja maupun berpartisipasi dalam kehidupan sehari-hari saat sedang menstruasi.

Lebih buruknya lagi, kondisi period poverty ini dapat berdampak ke berbagai kondisi, baik fisik maupun mental, antara lain:

1. Kesehatan Tubuh

Orang yang tidak dapat mengakses produk menstruasi menggunakan alternatif lain selama datang bulan, misalnya kain lap, kertas toilet, maupun popok bayi.

Bahkan karena akses terbatas, seseorang yang menggunakan produk menstruasi dalam waktu lama, justru dapat mengganggu kesehatan organ kewanitaan.

Pasalnya, menggunakan produk alternatif menempatkan perempuan pada risiko infeksi urogenital yang lebih tinggi.

Baca Juga: Kesehatan Seksual Perempuan: Apa Itu Selaput Dara dan Fungsinya?

Infeksi urogenital merupakan infeksi pada sistem saluran kemih dan genital yang tentunya mengancam kesehatan seksual perempuan.

Contoh dari infeksi urogenital yakni infeksi saluran kemih (ISK) dan vaginosis bakteri.

Perlu dipahami menggunakan produk menstruasi dalam waktu yang lama seperti tampon dapat meningkatkan risiko seseorang terkena sindrom syok toksik, yakni komplikasi yang mengancam jiwa akibat bakteri tertentu.

2. Kesehatan Mental

Period poverty tak hanya mengganggu kesehatan organ kewanitaan saja, sebab kondisi ini juga menyerang mental perempuan.

Sebab ketidakmampuan mendapatkan produk menstruasi di waktu yang tepat dapat membuat perempuan merasa:

- Kesal

- Tertekan

Baca Juga: Jadi Gangguan Kesehatan Seksual Perempuan, Apa Itu Disfungsi Seksual?

- Tidak nyaman.

Bahkan studi Period poverty and mental health implications among college-aged women in the United States, mengungkap kurangnya akses ke produk menstruasi dapat berdampak negatif pada kesehatan mental seseorang.

Penelitian mengungkap seorang perempuan dalam kondisi period poverty memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami depresi sedang sampai berat.

3. Pendidikan

Selain fisik dan mental, ternyata period poverty juga membuat seorang mengalami dampak buruk pada bidang pendidikan.

Mengutip dari UNICEF, anak perempuan yang tidak dapat mengakses alat sanitasi mungkin tidak dapat bersekolah.

Hal ini dikarenakan mereka tidak ingin mengalami risiko pendarahan yang ada di pakaian yang dikenakan, alias kebocoran saat menstruasi.

Anak perempuan juga mungkin berjuang selama mengganti produk menstruasi karena fasilitas kebersihan yang kurang, sakit kepala dan kram perut yang menyakitkan.

Buruknya lagi, ada beberapa daerah yang masyarakatnya menganggap bahwa perempuan yang sedang menstruasi tergolong kotor atau najis.

Bahkan tak jarang, pada daerah-daerah tertentu, perempuan yang menstruasi harus diasingkan. 

Tentunya stigma tersebut buruk dan bisa membuat perempuan merasa kalau dirinya tidak berharga.

Mengetahui berbagai dampak dari period poverty ini buruk bagi kesehatan seksual perempuan, mental, dan masa depan, maka penting bagi semua orang untuk mencegah situasi ini.

Misalnya dengan meningkatkan ilmu pengetahuan dan membangun fasilitas sanitasi yang baik.

(*)

Baca Juga: Normalkah Menstruasi selama 1 atau 2 Hari Saja? Ini Penjelasan Ahli