Kisah Pergulatan Tubuh dan Jiwa Penyintas Kekerasan Seksual dalam Teater Ruang Arumanis

Firdhayanti - Kamis, 25 Agustus 2022
Diskusi pementasan teater Ruang Arumanis, Taman Ismail Marzuki, Jakarta (24/8/2022)
Diskusi pementasan teater Ruang Arumanis, Taman Ismail Marzuki, Jakarta (24/8/2022) Dok. PARAPUAN/ Firdhayanti

 

Parapuan.co - Regina Art, divisi seni dari perusahaan jasa agen properti Regina Realty menggelar pementasan duolog berjudul Ruang Arumanis.

Ruang Arumanis sendiri dihelat Teater Kecil, Taman Ismail Marzuki, Jakarta pada Rabu (24/8/2022) pukul 19.30 WIB. 

Pementasan duolog yang diperankan oleh Joane Win dan Ruth Marini, mengangkat isu kekerasan seksual.

Teater yang diarahkan oleh sutradara Wawan Sofyan ini,  bercerita tentang seorang penyintas kekerasan seksual yang harus menghadapi berbagai trauma secara fisik dan psikologis. 

"Saya percaya bahwa teater itu salah satu fungsinya adalah sebagai cermin dari masyarakat di sekitar dan saya rasa kasus-kasus tentang perkosaan, kekerasan seksual merupakan salah satu bentuk dari situasi di masyarakat sekarang," kata Wawan dalam diskusi Ruang Arumanis. 

Wawan mengungkapkan bahwa tema ini jarang tersentuh di dunia teater karena kerap dianggap sebagai hal tabu untuk dibahas. 

Ia juga mengajak rekan kerjanya E.D. Jenura untuk menulis naskah pementasan ini. 

"Saya juga butuh perempuan (E.D Jenura) yang nulis peristiwa ini dengan harapan mungkin sisi psikolognya lebih kegali," katanya. 

E.D. Jenura pun menceritakan makna dibalik judul pementasan Ruang Arumanis

Baca Juga: Ini 5 Artis Perempuan yang Mengawali Karier Aktingnya di Dunia Teater

"Saya ingat waktu kecil saya suka sekali makan arumanis, makanan yang sangat manis. Itu adalah sesuatu hal yg menyenangkan buat saya dan mungkin anak-anak kecil lainnya juga."

"Tapi sengaja saya pakai ini menjadi ruang di fasilitas kesehatan mental. Jadi ini sebuah kamar di sebuah fasilitas kesehatan mental," paparnya. 

"Ini kontras dengan apa yang dialami korban. Di masa kecil menganggap anggap arumanis merupakan sesuatu yang sangat menyenangkan tapi justru dibikin jadi sebuah ruangan yang justru berisi orang-orang gelap," kata E.D. Jenura. 

Joane Win, pemeran dalam teater ini mengemukakan alasannya tertarik untuk bergabung dalam pementasan ini. 

"Saya tertarik karena saya merasa ini ada di sektar kita tapi belum mendapatkan perhatian khusus. Banyak juga korbannya dari lingkungan saya sendiri, orang lain, yang memang mereka tidak berani bersuara.

"Karena mereka juga melihat pengalaman orang lain yang sudah menyuarakan, melaporkan ini tetapi tidak ditangani dengan prioritas yang menurut saya harus mendapat prioritas," ujar Joane. 

Saat mengemukakan alasannya terlibat di cerita ini, pemeran Ruth Marini mengatakan bahwa edukasi seputar pelaporan pada korban. 

“Saya perempuan, persoalan kekerasan seksual banyak terjadi di sekitar, orang-orang dekat juga ada. Edukasi tentang upaya melaporkan bagi para korban belum terlalu dapat caranya. Ketika sudah melapor masyaratkat tidak dengan serta merta mendukungnya ,” kata Ruth.

“Adanya edukasi mungkin belum terlalu merata dan menurut saya penting (adanya edukasi). Ini lah yang membuat saya terlibat (dengan pementasan teater ini)” tambah Ruth Marini," lanjutnya. 

Baca Juga: Jelang Hari Teater Sedunia, Begini Prospek Kerja Jurusan Teater dan Drama

Ruang Arumanis merupakan teater yang meneritakan tentang pergulatan tubuh dan jiwa seseorang penyintas kekerasan seksual yang mendambakan kesembuhan dan keadilan. 

Ceritanya sendiri mengisahkan tentang tubuh dan jiwa dari seorang perempuan bernama Lisa yang pernah mengalami kisah kelam kekerasan seksual. 

Tubuh Lisa diperankan oleh Joane Win, sedangkan jiwanya diperankan oleh Ruth Marini. 

Pementasan duolog Ruang Arumanis akan tayang di akun Youtube Regina Realty. (*)

Penulis:
Editor: Aulia Firafiroh