Ini Dia 5 Tips dalam Memilih Saham untuk Investasi Saat Resesi

Firdhayanti - Sabtu, 6 Agustus 2022
Investasi saat resesi
Investasi saat resesi MicroStockHub

Parapuan.co - Kawan Puan, saat ini berbagai negara di dunia tengah mengalami resesi ekonomi.

Resesi sendiri merupakan suatu kondisi di mana ekonomi sebuah negara memburuk.

Kondisi resesi terlihat dari beberapa hal, yakni pendapatan Produk Domestik Bruto (PDB) yang negatif, pengangguran meningkat, maupun pertumbuhan ekonomi riil bernilai negatif selama dua kuartal berturut-turut.

Meskipun berbagai negara telah dilanda resesi, investasi masih bisa dilakukan.

Co-Founder Ternak Uang Timothy Ronald menilai bahwa iklim investasi di pasar modal, termasuk saham, masih berpotensi menghasilkan keuntungan.

Pasalnya, di masa resesi ini, masih ada beberapa sektor yang masih 'seksi' untuk dijadikan sebagai ladang penghasil cuan.

Namun, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih saham di masa resesi.

Berikut ini cara memilih saham di masa resesi.

1. Jangan Taruh Terlalu Banyak Portofolio Saham

Baca Juga: Tips Menyiapkan Biaya Pendidikan Anak Lewat Reksadana Menurut Pakar

Berinvestasi saham di masa resesi harus berhati-hati.

Dalam hal ini, Timothy menyarankan agar menaruh satu atau dua portofolio saham saja.

Pasalnya, akan sulit jika mengelola terlalu banyak saham.

Ia juga mengatakan agar memperhatikan saham tersebut.

"Meski portfolionya sedikit, pilih saham-saham yang profitable dan risiko kerugiannya asimetris atau kecil," terangnya.

2. Lihat Bisnis Makro

Timothy mengatakan untuk menganalisis sektor makronya terlebih dahulu.

Hal ini juga disebut dengan top to down analysis, yakni melakukan analisis dari hulu ke hilir.

Analisis ini diperlukan untuk mengetahui seluk beluk saham yang akan dipilih untuk investasi.

Baca Juga: 5 Hal yang Bisa Kamu Lakukan saat Resesi Ekonomi Terjadi di Depan Mata

"Setelah dipahami, cari relevansi industrinya karena akan memudahkan dalam mencari potensi cuan, misalnya di sektor energi, utamanya batu bara dan minyak. Kenapa pilih emiten dari sektor energi? Karena itu komoditas mahal saat ini, sehingga potensi cuan lebih besar," imbuhnya.

3. Jangan Ragu Keluarkan Jumlah Besar

Setelah memiliki gambaran perusahaan, Kawan Puan bisa berinvestasi.

Dalam hal ini, tak usah takut untuk berinvestasi dengan jumlah besar.

Hal itu dilakukan agar peluang cuan lebih banyak.

Pilih perusahaan kecil atau yang baru IPO.

"Pilih (saham) yang kecil-kecil saja. Selain harganya murah, potensi cuannya lebih banyak kalau perusahaannya membesar," sebut pria berkacamata tersebut.

4.  Gunakan Bandarmology

Kawan Puan juga bisa menggunakan strategi bandarmology.

Baca Juga: Amerika Serikat Disebut Terancam Alami Resesi Ekonomi, Apa Itu?

Bandarmology sendiri merupakan ilmu yang mempelajari tentang bagaimana orang-orang menggunakan pergerakan bandar saham guna mengetahui pergerakan harga saham dalam waktu dekat.
Timothy pun mengatakan bahwa strategi bandarmology dipakai untuk saham GoTo.

"Dulu harga saham GoTo sempat anjlok ke angka Rp 200 per lembar saham, strategi bandarmology masih bisa mengerek harganya ke nilai yang stabil, sekitar 380 per lembar saham. Itu pakai bandarmology," ungkapnya.

5. Batasi Dana yang Dialokasikan

Timothy menyarankan bahwa takaran investasi di pasar modal hanya 20-30 persen dari total kekayaan yang kita punya.

Hal ini mengingat kondisi resesi yang tidak pasti.

Karenanya, penting untuk menerapkan batas pada nilai investasi.

"Selama konflik Rusia dan Ukraina belum mereda, kemungkinan besar inflasi belum bisa terkendali. Jadi, kalau saya sarankan sih 20-30 persen saja," sebut Timothy.

Asalkan berada pada jalur yang tepat, investasi di masa resesi pun masih bisa menghasilkan cuan, Kawan Puan.

Penulis:
Editor: Dinia Adrianjara