Pola Asuh Orang Tua Bisa Pengaruhi Inner Child Anak, Ini Kata Psikolog

Anna Maria Anggita - Kamis, 28 Juli 2022
pola asuh berpengaruh pada inner child
pola asuh berpengaruh pada inner child PORNCHAI SODA

Parapuan.co - Bagi Kawan Puan yang sudah menjadi orang tua, kamu harus tahu kalau bagaimana anak memandang dunia itu juga ditentukan oleh bagaimana cara mendidik si kecil, jangan sampai inner child buah hati terluka.

Lantas apa itu inner child ?

Saat dihubungi PARAPUAN pada Rabu (27/07/2022), Dra. Mira Amir selaku Psikolog Anak dan Keluarga di Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia (UI) mengungkap inner child adalah sekumpulan ingatan dan emosi dari masa kecil, hal tersebut pun berpengaruh bagaimana sikap seseorang terhadap dunia.

"Ingatan dan emosi dari masa kecil seseorang yang memengaruhi bagaimana sikapnya terhadap dunia. Sebagai dunia yang bersahabat atau dunia yang menakutkan, dunia yang mengancam," jelas Mira.

Di mana inner child anak itu juga membentuk karakter buah hati saat dewasa kelak.

"Ketika seorang anak memiliki pengalaman yang menyenangkan ya dia mempersepsikan dunia ini sebagai dunia yang bersahabat, dunia yang penuh cinta kasih," terang Mira.

Tapi sebaliknya, ketika di masa critical-nya anak mengalami perisitiwa yang negatif, inner child-nya pun akan terluka.

Mira mengungkap beberapa peristiwa masa kecil yang membuat inner child anak terluka seperti:

- Peristiwa penuh ancaman.

Baca Juga: Pernah Dirawat di RSJ, Ini Perjalanan Berliku Yovania Asyifa Jami dalam Menerima Diri

- Peristiwa penuh kekerasan.

- Jauh dari kelemahlembutan.

- Jauh dari cinta tanpa syarat oleh kedua orang tuanya.

Perlu dipahami usia critical anak itu tepatnya pada anak sebelum masuk sekolah, menurut Mira sebelum tujuh tahun.

Mira menjelaskan anak yang tumbuh di keluarga yang merendahkan akhirnya membuatnya lebih rendah diri.

Bahkan meskipun anak sudah pernah meraih berbagai prestasi, namun ia tumbuh di lingkungan yang tidak positif, ia pun lebih banyak rendah diri.

"Problem-nya inner child ini dia enggak cuma ingatan doang, problem-nya ada emosi di situ yang terlibat," ujar Mira.

Mira menegaskan perkembangan emosi anak itu terjadi pada masa critical.

"Jadi hati-hati, kalau saya ngomong sama orang tua, jangan main-main kalau mikir anak usia 3 tahun enggak mikir apa-apa," ungkap Mira.

Ia menjelaskan pada usia tiga tahun, anak itu sudah bisa berpikir dengan baik.

"Apa yang ditanamkan pada anakmu, akan jadi inner child si anak nanti hingga dewasa.

"Kalau memberikan rasa percaya, growing confidence, anak kita jadi anak yang percaya dirinya baik," pungkas Mira.

Baca Juga: Dilakukan oleh Awkarin, Ketahui Ini 5 Fakta Menarik tentang Melukat

(*)