Vigdis Finnbogadottir, Presiden Perempuan Pertama yang Terpilih Lewat Pemilu

Aulia Firafiroh - Selasa, 26 Juli 2022
Vigdis Finnbogadottir, presiden perempuan pertama Swedia
Vigdis Finnbogadottir, presiden perempuan pertama Swedia dok. YouTube

Parapuan.co- Kawan Puan mungkin asing dengan nama Vigdis Finnbogadottir yang merupakan presiden perempuan pertama yang dipilih lewat pemilihan umum atau pemilu.

Pada 1 Agustus 1980 adalah hari terpilihnya seorang perempuan pertama yang terpilih menjadi kepala negara lewat pemilu.

Vigdis Finnbogadottir terpilih menjadi presiden Islandia dan berhasil memenangkan perolehan surat suara 33,6 persen suara nasional, mengalahkan dua kandidat presiden laki-laki.

Ia kemudian terpilih kembali menjadi presiden selama tiga berturut-turut yakni pada 1984, 1988, dan 1992.

Pada 1996, Vigdis memutuskan untuk pensiun dari dunia perpolitikan.

Melansir laman Britannica yang tayang di Kompas.com, disahkannya Vigdis sebagai presiden perempuan pertama bersifat seremonial saja.

Meski begitu, Vigdis banyak berperan aktif semasa menjabat sebagai presiden dan menjadi duta budaya negaranya.

Apakah Kawan Puan penasaran, seperti apa profil Vigdis Finnbogattir? Yuk, simak ulasan lengkapnya di bawah ini!

Kehidupan pribadi Vigdis

Baca juga: Profil Amelia Tantono, Youtuber yang Sukses Berkarier di Korea Selatan

Perempuan yang lahir di Reykjavik, Islandia pada 15 April 1930 ini, terlahir dari keluarga terpandang dan kaya raya.

Ayahnya merupakan seorang insinyur sipil, sedangkan ibunya adalah kepala asosiasi perawat nasional Islandia.

Usai menempuh pendidikan di Reykjavik College pada 1949, Vigdis lalu melanjutkan sekolah di Universitas Grenoble dan Sorbonne di Prancis.

Selain itu, ia juga sempat duduk di bangku kuliah Universitas Uppsala di Swedia.

Seolah ingin belajar banyak hal, Vigdis juga pernah belajar di Denmark dan Universitas Islandia.

Setelah itu, ia mengajar bahasa Prancis, drama, dan sejarah teater.

Peran Vigdis di bidang kebudayaan

Vigdis pernah menjabat sebagai Direktur Kelompok Teater Reykjavik (Leikfelag Reykjavikur) dan masuk ke dalam grup teater eksperimental.

Saat menjabat di posisi tersebut, Vigdis banyak mempresentasikan bahasa Prancis dan program budaya di Islandia State Television.

Baca juga: Profil Nicole Shanahan, Istri Bos Google yang Ahli di Bidang Hukum dan Kekayaan Intelektual

Penampilan Vigdis di televisi, membantu reputasi dan popularitasnya meningkat di ranah nasional.

Selain itu, ia juga sempat menjabat sebagai pemandu dan penerjemah untuk Biro Turis Islandia.

Ia bahkan pernah menjadi Komite Penasihat Urusan Budaya di negara-negara Nordik pada tahun 1976 dan terpilih sebagai ketua pada tahun 1978.

Peran Vigdis sebagai presiden

Saat menjadi presiden pada tahun 1980, Vigdis adalah seorang janda bercerai dan ibu tunggal seorang putri yang ia adopsi.

Melansir laman situs pribadinya, vigdis.is, melakukan pidato pelantikan pada 1 Agustus 1980 dan mengatakan:

"Harapan tulus saya di atas segalanya, sekarang dan di masa depan, adalah bahwa nilai-nilai demokrasi bangsa yang terbukti selama pemilihan ini dan dalam konstitusi kita secara keseluruhan akan bermanfaat bagi negara kita dan semua penduduknya, baik dalam hubungan kita satu sama lain maupun dengan bangsa lain."

Sejak ia terpilih menjadi presiden, banyak orang ingin bertemu dan berbicara dengan presiden perempuan pertama di dunia yang terpilih dalam pemilihan nasional ini.

Sebagai presiden, Vigdis memiliki kemahiran berbicara beberapa bahasa dan mengenal baik sejarah dan budaya banyak negara.

Ia juga dipuji karena keahliahnya berbahasa Skandinavia, Perancis, Inggris, dan Jerman.

Kawan Puan, demikian tadi profil dan kehidupan presiden perempuan pertama yang dipilih lewat pemilu bernama Vigdis Finbogadottir. (*)

Sumber: kompas,britannica
Penulis:
Editor: Aulia Firafiroh