Waspada! Ini Berbagai Dampak Polusi Udara pada Masa Kehamilan

Anna Maria Anggita - Kamis, 30 Juni 2022
Polusi udara buruk bagi kesehatan ibu hamil
Polusi udara buruk bagi kesehatan ibu hamil sndrk

Parapuan.co - Kawan Puan pasti sudah sering mendengar bahwa kualitas udara di Jakarta akhir-akhir ini buruk.

Data iQair terakhir pada pukul 14.00 hari ini, Kamis (30/06/2022), terlihat indeks kualitas udara 119 AQI dengan tingkat polusi udara menunjukkan tidak sehat bagi kelompok sensitif.

Salah satu kelompok orang yang sensitif terhadap kualitas udara yang buruk adalah perempuan hamil.

Pasalnya jika ibu hamil terpapar udara yang buruk maka kandungannya pun dapat terkena dampaknya.

Dilansir dari Medical News Today, berikut ini bahaya kualitas udara bagi perempuan hamil, waspadai ya!

1. Persalinan prematur

Perempuan hamil yang tinggal di daerah yang tercemar mungkin lebih mungkin mengalami persalinan dini, atau prematur.

Persalinan prematur sendiri dapat meningkatkan risiko masalah lain seperti:

- Berat badan lahir rendah

Baca Juga: Bukan Hanya Anak, Ahli Jelaskan Jenis Imunisasi yang Penting untuk Orang Dewasa

- Paru-paru yang kurang berkembang pada bayi

- Kematian bayi selama atau segera setelah lahir

Studi Air Pollution and Preterm Birth: Do Air Pollution Changes over Time Influence Risk in Consecutive Pregnancies among Low-Risk Women?  menilai efek dari polutan umum, seperti ozon, sulfur dioksida, nitrogen oksida, dan nitrogen dioksida pada ibu hamil.

Di mana ditemukan korelasi antara polusi udara dan persalinan prematur.

2. Bayi meninggal saat lahir

Dampak dari polusi udara ini dapat memicu kematian bayi di akhir kehamilan, setelah 20 minggu.

Hal tersebut dibuktikan dalam studi Ambient air pollution the risk of stillbirth: A prospective birth cohort study in Wuhan, China.

Penelitian menunjukkan korelasi antara paparan polusi udara dan bayi meninggal saat lahir, risiko tertinggi terjadi pada trimester ketiga kehamilan.

Baca Juga: Kementerian Kesehatan Ungkap 3 Strategi untuk Menggalakkan Imunisasi Rutin pada Anak

3. Berat badan lahir rendah

Paparan polusi udara dapat mengganggu perkembangan bayi, sehingga menyebabkan:

- Kelahiran prematur

- Tubuh bayi kecil

- Paru-paru kurang berkembang

- Berat badan lahir rendah

Kawan Puan harus tahu bahwa berat badan lahir rendah merupakan faktor risiko keterlambatan perkembangan, berbagai masalah kesehatan, dan kematian setelah lahir.

Analisis tahun 2013 Ambient air pollution and low birthweight: a European cohort study (ESCAPE) mengungkap prevalensi polutan tertentu yang lebih tinggi, seperti nitrogen dioksida, berkorelasi dengan risiko berat badan lahir rendah yang lebih tinggi.

4. Masalah perkembangan paru-paru

Paparan polusi udara dapat memengaruhi perkembangan paru-paru bayi.

Sebab saat persalinan prematur, paru-paru bayi tidak berfungsi secara penuh saat lahir, di mana kondisi ini pun bisa menjadi faktor risiko kematian setelah lahir.

Paparan polusi udara juga terkait dengan masalah pernapasan jangka panjang, seperti asma dan alergi.

Mengetahui bahwa polusi udara berdampak buruk pada ibu dan janin yang dikandung, maka bagi Kawan Puan yang sedang hamil lalu akan beraktivitas di luar ruangan maka sebaiknya memakai masker ya.

Baca Juga: Hari Keluarga Nasional 2022, Ini 5 Manfaat KB bagi Kesehatan Keluarga

(*)

Sumber: Medical News Today,iqair.com
Penulis:
Editor: Linda Fitria

Penting! Segera Lakukan Ini Saat Orang Tersayang Alami Serangan Stroke!