Mengenal Scaffold Parenting, Pola Asuh yang Ajarkan Anak Belajar dari Kesalahan

Ericha Fernanda - Jumat, 13 Mei 2022
Karakteristik scaffold parenting
Karakteristik scaffold parenting Erdark

3. Intervensi

Intervensi atau campur tangan orang tua saat anak mengalami kesulitan sangatlah penting, tetapi tetap atur batasan.

Alih-alih memperbaiki situasi akibat semua kesalahan anak, carilah kesempatan untuk memberikan waktu pada anak mengatasinya sendiri.

“Saat anak mengalami kesulitan, bantu anak berhenti sejenak, merenung, lalu memecahkan masalah dengan caranya sendiri,” kata dr Julian.

4. Struktur

Memberi anak-anak jadwal teratur adalah alat yang membantu menumbuhkan kemandirian dengan mengatur waktu mereka.

“Memiliki rutinitas dan jadwal sangat bagus untuk anak-anak karena mengajarkan ketertiban dalam hidup mereka,” tutur dr Julian.

Saat menyusun jadwal, jangan lupa melibatkan pendapat anak agar mereka tidak kewalahan saat menjalankan rutinitasnya.

Baca Juga: Bikin Lebih Percaya Diri, Ini 6 Cara Memuji Anak yang Benar

5. Dorongan

Ketika anak-anak mengalami frustrasi atau kegagalan, mereka membutuhkan dukungan untuk membantunya bangkit kembali.

Mengekspresikan dukungan pada anak dapat membantu membangun kepercayaan diri ketika mereka tidak percaya pada diri mereka sendiri.

Nah, itulah karakteristik scaffold parenting sebagai pola asuh positif untuk diterapkan pada anak ya, Kawan Puan. (*)