4 Fakta Menarik Chairil Anwar, Wafatnya Dirayakan sebagai Hari Puisi Nasional

Alessandra Langit - Kamis, 28 April 2022
Chairil Anwar, pelopor angkatan 45 yang wafatnya dirayakan sebagai Hari Puisi Nasional
Chairil Anwar, pelopor angkatan 45 yang wafatnya dirayakan sebagai Hari Puisi Nasional tribunnewswiki.com

Parapuan.co - Kawan Puan, tanggal 28 April diperingati sebagai Hari Puisi Nasional oleh seluruh masyarakat Indonesia.

Hari yang penting ini ternyata bertepatan dengan hari wafatnya legenda sastra Indonesia, Chairil Anwar.

Sang Pujangga yang berasal dari Sumatera Utara ini wafat pada 28 April 1949 di usia 27 tahun di Rumah Sakit CBZ (sekarang Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo).

Kebangkitan sastra Indonesia tidak luput dari karya dan semangat sosok Chairil Anwar ini.

Dengan tekad dan keberanian tinggi, Chairil menyuarakan kritiknya kepada pemerintahan Indonesia pasca kemerdekaan lewat kata-katanya yang lugas.

Merayakan Hari Puisi Nasional 2022, berikut sederet fakta sosok Chairil Anwar.

1. Nekat merantau dari Medan ke Batavia

Melansir Ensiklopedia Sastra Indonesia Kemendikbud, Chairil Anwar lahir dan tumbuh di keluarga Minangkabau yang sangat taat beragama.

Ketaatan tersebut ternyata membuat Chairil merasa terkekang dan tidak bisa bebas berkarya.

Baca Juga: Sejarah Hari Puisi Nasional yang Tak Luput dari Chairil Anwar

Maka, saat duduk di kelas 2 MULO, Chairil nekat merantau ke Batavia demi mengejar mimpinya menjadi seniman dan penyair.

Belum lama tinggal di Batavia, Chairil sudah ditangkap oleh pihak kepolisian dan diinterogasi terkait filsafat politiknya.

Hal itu disebabkan keberanian Chairil yang membacakan bagian sensitif dari buku Layar Terkembang karya Sutan Takdir Alisyahbana dengan suara lantang.

2. Pelopor Angkatan 45

Sosok Chairil Anwar punya peran besar dalam membangkitkan sastra Indonesia setelah lama dikuasai oleh generasi tua.

Angkatan Pujangga Baru atau Angkatan 30-an memiliki ciri khas puisi yang masih membawa unsur melayu.

Chairil membuat gebrakan baru puisi dengan kata-kata lugas, tajam, bahkan kosa kata sensitif yang masih dianggap tabu.

Bersama Asrul Sani dan Rivai Apin, Chairil Anwar menjadi pelopor puisi modern di Indonesia.

3. Kekuatan puisi Aku

Baca Juga: Hari Puisi Nasional, Intip 5 Rekomendasi Buku Puisi Terbaik dari Penyair Perempuan Indonesia

"Aku ini Binatang Jalang dari kumpulannya terbuang," begitu bunyi kutipan puisi Aku yang dikenal masyarakat Indonesia.

Kata-kata dalam puisi Aku sangat lugas dan solid, membuat karya Chairil tersebut menjadi kontroversi tersendiri.

Puisi ini pertama kali dibacakan pada Juli 1943 di Pusat Kebudayaan Jakarta oleh Chairil sendiri.

HB Jassin, tokoh sastra Indonesia harus menerbitkan puisi Aku dengan judul Semangat untuk menghindari propaganda.

Puisi Aku berhasil menjadi kekuatan bagi anak muda pasca kemerdekaan untuk mengusir Jepang dan Belanda dari Indonesia.

4. Menulis 94 karya sepanjang hidupnya

Sepanjang kariernya sebagai penyair, Chairil Anwar menulis 94 karya yang berhasil membangkitkan kesuksesan sastra di Indonesia.

Chairil menulis 70 sajak, 4 saduran, 10 sajak terjemahan, 6 prosa asli, dan 4 prosa terjemahan.

Walaupun pernah dituduh plagiat, Chairil Anwar tidak ambil pusing dan terus produktif menuliskan karyanya.

Tak hanya tulisan, Chairil pernah membantu pelukis Affandi untuk membuat poster perjuangan dengan jargon Boeng Ajo Boeng!

Baca Juga: Profil NH Dini, Penyair Indonesia yang Sering Membicarakan Masalah Perempuan Lewat Karyanya

(*)

Sumber: Ensiklopedia Sastra Indonesia Kemendikbud
Penulis:
Editor: Linda Fitria