Parapuan.co - Usai berhubungan intim, organ kewanitaan perempuan mungkin saja mengalami pendarahan.
Dalam bidang medis, pendarahan tersebut biasa disebut dengan postcoital bleeding atau pendarahan postcoital.
Pendarahan postcoital merupakan kondisi pendarahan genital usai melakukan hubungan seksual.
Kondisi kesehatan reproduksi perempuan ini dinilai cukup umum dan disebabkan oleh berbagai faktor.
Perlu diketahui bahwa siapapun yang melakukan hubungan intim dapat mengalami pendarahan postcoital.
Seperti dilansir dari laman Medical News Today, berikut penyebab perempuan mengalami pendarahan setelah berhubungan intim.
1. Luka
Adanya gesekan saat hubungan intim dapat dengan mudah menyebabkan robekan kecil dan luka pada jaringan genital yang sensitif.
Selain itu, melahirkan juga menyebabkan jaringan vagina meregang dan robek. Alhasil, organ kesehatan organ kewanitaan yakni vagina menjadi lebih rentan mengalami luka.
Baca Juga: Vaksin HPV setelah Menikah dan Aktif secara Seksual, Efektif atau Tidak? Ini Penjelasan Dokter Obgyn
2. Vagina Kering
Kondisi kesehatan reproduksi perempuan yakni vagina kering menjadi salah satu penyebab paling umum perempuan mengalami pendarahan postcoital.
Sebagaimana dengan area kulit lainnya, saat dalam kondisi kering maka sel kulit akan sangat rentan terhadap kerusakan.
3. Infeksi
Semua jenis infeksi tentu berisiko timbulnya peradangan, begitu pula saat jaringan vagina terinfeksi. Akibatnya, vagina bisa lebih rentan terhadap kerusakan.
Biasanya, hal tersebut disebabkan oleh masalah kesehatan organ kewanitaan seperti infeksi jamur, penyakit radang panggul , servisitis, vaginitis, dan infeksi menular seksual, seperti klamidia dan gonore.
4. Polip atau Fibroid Serviks atau Endometrium
Polip dan fibroid adalah pertumbuhan kecil non-kanker dan biasanya tumbuh di lapisan serviks atau rahim, terutama pada orang yang sedang menstruasi.
Baca Juga: Preeklamsia Bisa Berbahaya untuk Ibu Hamil, Waspadai Penyebab dan Faktor Risikonya
Kondisi tersebut dapat menimbulkan gejala seperti rasa sakit dan pendarahan.
5. Endometriosis
Endometriosis menyebabkan jaringan endometrium yakni jaringan yang melapisi rahim, tumbuh di luar rahim.
Masalah kesehatan ini menyebabkan peradangan, biasanya di daerah panggul dan perut bagian bawah.
6. Displasia Serviks
Displasia serviks terjadi ketika sel-sel pra-kanker abnormal tumbuh di lapisan saluran serviks.
Pertumbuhan ini dapat mengiritasi dan akhirnya merusak jaringan di sekitarnya, terutama selama hubungan seksual.
7. Gangguan Pendarahan
Penyakit yang menyebabkan perdarahan atau pembekuan abnormal dapat meningkatkan risiko perdarahan postcoital.
8. Kanker
Kanker yang berdampak pada sistem reproduksi atau saluran urogenital dapat mengubah jaringan vagina dan kadar hormon, sehingga membuatnya lebih rentan terhadap kerusakan.
Perdarahan postcoital dianggap sebagai gejala umum dari kanker serviks dan kanker rahim.
Jadi, ada beragam penyebab kondisi kesehatan reproduksi perempuan pendarahan setelah berhubungan intim.
(*)
Baca Juga: Tak Hanya Asupan Gizi, Ahli Gizi Ungkap Pentingnya Olahraga saat Berpuasa, Ini Tipsnya