Parapuan.co - Pemberian vaksin kanker serviks secara gratis oleh pemerintah yang rencananya dimulai tahun ini, tentu disambut baik oleh masyarakat.
Rencananya, pemberian vaksin kanker serviks atau vaksin HPV ini akan menyasar target perempuan khususnya usia sekitar kelas 5 dan 6 Sekolah Dasar.
Pemberian vaksin gratis ini diutamakan untuk anak usia remaja lantaran pada usia tersebut, respons kekebalan tubuh masih tinggi.
Selain itu vaksin HPV juga lebih efektif diberikan kepada perempuan yang belum menikah atau belum aktif secara seksual.
Lantas, adakah perbedaan efektivitas vaksin serviks bagi yang sudah menikah?
"Sebenarnya sama-sama efektif," jawab dr Andy Wijaya, Sp.OG, dokter spesialis obstetri dan ginekologi di Rumah Sakit Dr. Oen Surakarta.
Namun, lanjut dr Andy, tergantung dari sudut pandang mana melihat efektivitas vaksinasi serviks tersebut.
"Ketika kita lihat efektifnya dari sudut pandang waktu, tentu lebih efektif yang dari awal atau anak-anak," kata dr Andy.
Menurut dr Andy, risiko kanker serviks semakin berkurang ketika mendapatkan vaksinasi HPV sejak dini.
Baca Juga: Apa Itu Kanker Serviks dan Seberapa Penting Vaksinasi HPV? Ini Penjelasan Dokter Obgyn
"Anak-anak belum aktif secara seksual, artinya dia belum banyak terpapar. Makanya perlu dipersiapkan sejak dini, itu lebih baik," imbuhnya.
Sementara itu, jika dilihat dari segi respons tubuh, efektivitas vaksin serviks tidak ada perbedaan signifikan.
"Kalau dari segi respons tubuh, efektivitas vaksin kurang lebih sama dan tidak ada perbedaan antara anak-anak atau sudah menikah," terang dr Andy.
Apakah vaksin HPV bisa diberikan pada penderita kanker serviks?
Bagi perempuan yang sudah menikah dan belum vaksinasi HPV, tentu risiko kanker serviks lebih tinggi.
Meski pun begitu, kata dr Andy, vaksinasi HPV tetap harus diberikan bagi yang sudah menikah mau pun penderita kanker serviks.
"Ketika perempuan sudah aktif kehidupan seksualnya, maka risiko akan meningkat berkali-kali lipat. Berganti pasangan juga meningkatkan risiko," imbuhnya.
Tujuan disuntikkannya kanker serviks yaitu meningkatkan imunitas atau kekebalan tubuh, serta mencegah kekambuhan.
"Vaksin HPV sifatnya membangun imunitas dan mencegah kekambuhan, bukan menyembuhkan kanker serviks," kata dr Andy.
Baca Juga: 5 Manfaat Yoga untuk Kesehatan Reproduksi Perempuan, Apa Saja?
Menurut dr Andy, bagi perempuan yang sudah menikah harus dilakukan deteksi dini terlebih dulu berupa pemeriksaan Pap Smear dan IVA Test (Inspeksi Visual Asam Asetat).
Sebagai informasi, Pap Smear adalah prosedur pemeriksaan sampel sel dari leher rahim untuk melihat adanya potensi kanker serviks.
Sementara itu, IVA Test adalah suatu cara mendeteksi dini potensi kanker serviks dengan menggunakan asam asetat.
Apabila saat pemeriksaan ditemukan pertumbuhan sel abnormal (Carcinoma in situ) pada leher rahim atau serviks, maka perlu terapi.
"Sel-sel abnormal itu dilaser atau dibakar pakai nitrogen, suhu panas (heating), atau suhu dingin. Intinya menghancurkan sel-sel yang mengalami perubahan," terang dr Andy.
Ia melanjutkan, tingkat kesembuhan kanker serviks dengan deteksi dini atau stadium awal akan lebih tinggi.
"Tingkat kesembuhannya bisa lebih tinggi, jadi vaksin tetap harus diberikan supaya tidak kambuh atau rekurensi," kata dr Andy.
Nah, itulah penjelasan seputar efektivitas vaksin serviks untuk perempuan yang sudah menikah menurut dokter obgyn ya, Kawan Puan.
Baca Juga: Jelang Menopause, Ini Pemeriksaan Kesehatan Seksual dan Reproduksi Perempuan