Setelah Melahirkan, Ini Kondisi yang Terjadi pada Perempuan dengan Hemofilia

Anna Maria Anggita - Senin, 18 April 2022
Kondisi perempuan yang mengalami hemofilia setelah melahirkan
Kondisi perempuan yang mengalami hemofilia setelah melahirkan jarun011

- Mimisan yang sering dan sulit dihentikan

Tentunya perempuan yang mengalami kondisi hemofilita ini harus menerima perawatan agar dapat mencegah beberapa masalah serius.

Biasanya perawatan hemofilia ini akan melibatkan ahli hematologi atau spesialis darah, perawat, pekerja sosial, ahli terapi fisik, dan penyedia layanan kesehatan lainnya.

Dikarenakan ibu pembawa hemofilia ini kemungkinan kondisi hemofilia pada anaknya, maka disarankan untuk merencankaan pengujian untuk calon buah hati.

Saat pengujian dilakukan, akan diambil sampel darah dari tali pusat dan diuji faktor pembukannya.

Hendaknya dipahami pula bahwa pada bayi baru lahir normal, kadar faktor VIII mirip dengan nilai normal orang dewasa dan kadar yang rendah menunjukkan hemofilia.

Namun, kadar faktor IX, faktor yang bergantung pada vitamin K, mungkin rendah saat lahir dan mencapai nilai dewasa pada usia enam bulan.

Selain itu, tes darah juga bisa dilakukan segera setelah bayi laki-laki lahir.

Baca Juga: Biasa Dialami Laki-Laki, Ketahui Risiko Hemofilia pada Perempuan

Pemeriksaan hemofilia

Beberapa bayi harus dites hemofilia segera setelah lahir, termasuk:

- Bayi yang lahir dari keluarga dengan riwayat hemofilia

- Bayi yang ibunya pembawa hemofilia

- Bayi yang memiliki gejala pendarahan saat lahir

Sebagai informasi, darah tali pusat dapat digunakan untuk menguji protein pembekuan, namun harus diuji ulang ketika bayi berusia enam bulan untuk memastikan diagnosis hemofilia. 

Mengetahui hal di atas, jika anak berpotensi mengalami hemofilia dari ibunya, segeralah lakukan tes dan dapatkan perawatan dari dokter. (*)

 

Viral di TikTok, Kenapa Minum Kopi Bisa Memicu Buang Air Besar?