Mengenal Apa Itu Short Temper, Tanda dan Dampak yang Ditimbulkan

Saras Bening Sumunar - Selasa, 5 April 2022
Seseorang dengan kondisi short temper
Seseorang dengan kondisi short temper freepik.com

Parapuan.co - Rasa marah adalah emosi umum yang dapat dirasakan setiap orang.

Tetapi jika kamu mudah merasa kesal hingga emosi, bisa jadi kamu termasuk orang dengan kondisi short temper alias temperamen pendek.

Individu yang tergolong dalam short temper memiliki ciri-ciri cepat marah dan sering kali lepas kendali.

Bukan hanya bermasalah pada pengendalian emosi, mereka yang memiliki kondisi short temper memungkinkan memiliki masalah pada kesehatan mental.

Emosi dan amarah yang terus-menerus membuat tubuh memproduksi hormon stres yang berlebihan.

Hormon stres yang terus diproduksi inilah yang akan mengakibatkan munculnya sejumlah penyakit.

Mulai dari insomnia, tekanan darah tinggi, dan sakit kepala.

Tanda Short Temper

Mengutip dari laman Very Well Mind, ada berbagai tanda yang ditunjukkan seseorang dengan kondisi short temper seperti:

Baca Juga: Cepat Marah? Bisa Jadi Itu Kondisi Short -Temper, Ini Cara Atasinya

- Menjadi mudah tersinggung

- Mengalami sesak nafas saat sedang marah

- Mengalami peningkatan tekanan darah saat marah 

- Detak jantung yang berpacu sangat cepat

Dampak Short Temper

Short temper dapat memengaruhi kondisi seseorang dalam berbagai cara.

Menurut Healthline,  short temper juga dapat berkontribusi untuk membuat seseorang rentan terhadap penggunaan narkoba dan mengonsumsi kafein secara berlebihan.

Kemarahan yang tidak terkendali juga memicu respons melawan dan mencakup pelepasan hormon stres.

Baca Juga: 3 Cara Efektif Mendisiplinkan Anak yang Tantrum dan Mudah Marah

Terlalu banyak hormon stres pada akhirnya dapat menyebabkan masalah kesehatan jangka panjang termasuk:

- Insomnia

- Tekanan darah tinggi

- Sakit kepala dan masalah perut

- Depresi

- Kecemasan berlebih atau anxiety

- Serangan jantung

- Stroke

Penting bagi seseorang yang mengalami short temper untuk segera mengatasi kondisi ini.

Seperti mencoba melatih kondisi emosional hingga menemui terapis.

Segera kunjungi terapis jika short temper semakin bukun dengan ditandai melakukan kekerasan fisik, memberikan ancaman, atau menyakiti diri sendiri.

Baca Juga: Duh! Ketahui Ini Penyebab Rasa Marah Seseorang yang Mengalami Depresi

(*)

Sumber: Healthline,Very Well Mind
Penulis:
Editor: Linda Fitria