Menag Sampaikan Hasil Sidang Isbat, 1 Ramadan 1443 H Jatuh pada 3 April

Alessandra Langit - Jumat, 1 April 2022
Hasil sidang isbat penetapan 1 Ramadan 2022
Hasil sidang isbat penetapan 1 Ramadan 2022 YouTube Kementerian Agama

Parapuan.co - Kawan Puan, Kementerian Agama (Kemenag) telah menggelar sidang isbat penetapan 1 Ramadan 1443 H pada Jumat (1/4/2022) pukul 19.15 WIB secara daring.

Sidang isbat ini digelar sesuai Fatwa MUI Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penetapan Awal Ramadan, Syawal, dan Zulhijah.

Sidang isbat selalu digelar pada tanggal 29 bulan sebelumnya pada kalender hijriah.

Penetapan 1 Ramadan ini melibatkan Tim Unifikasi Kalender Hijriah Kementerian Agama, duta besar negara sahabat, dan perwakilan ormas Islam.

Sidang ini juga akan melibatkan perwakilan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), dan undangan lainnya.

Berdasarkan penelitian posisi hilal di Indonesia, Kementerian Agama memutuskan bahwa penetapan 1 Ramadan 1443 H jatuh pada 3 April 2022.

Keputusan tersebut disampaikan langsung oleh H Yaqut Cholil Qoumas selaku Menteri Agama Republik Indonesia pada konferensi pers sidang isbat.

Menag juga menyampaikan Rukyatul Hilal dari Kemenag RI tidak melihat hilal di hampir 101 kota di seluruh Indonesia.

Maka, hasil sidang memutuskan bahwa 2 April 2022 belum masuk 1 Ramadan.

Sebelumnya pada pukul 17.00 WIB, Kemenag melaksanakan pemaparan posisi hilal awal Ramadan 1443 H berdasarkan hasil hisab (perhitungan astronomi).

Baca Juga: Sidang Isbat Penetapan 1 Ramadhan 1443 H Digelar Hari Ini, Berikut Link Live Streamingnya

Tim Unifikasi Kalender Hijriah Kementerian Agama (Kemenag) menyampaikam bahwa posisi hilal di wilayah Jakarta baru berada di ketinggian 1 derajat.

Di Sumatera dan Jawa ketinggian posisi hilal pun baru mencapai 2 derajat.

Peneliti Astronomi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Thomas Djamaluddin memaparkan posisi hilal.

"Di Indonesia, posisi hilal awal Ramadan 1443 Hijriah terlalu rendah, sehingga hilal yang sangat tipis," jelas Thomas, dikutip dari Kompas.com.

"Tidak mungkin mengalahkan cahaya syafak (senja), sehingga kemungkinan tidak terlihat," lanjutnya.

Menurut penjelasan Thomas, posisi hilal harus berada di ketinggian minimal 3 derajat hingga 6,4 derajat untuk menentukan awal bulan Ramadan.

Hal itu sesuai dengan ketentuan Menteri-menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia dan Singapura (MABIMS).

"Kalau gunakan kriteria baru, Indonesia jauh dari kriteria MABIMS, yang artinya di Indonesia hilal terlalu rendah, dan tidak mungkin untuk terlihat hilal," katanya lebih lanjut.

Berdasarkan penelitian tersebut, masyarakat Indonesia akan memulai ibadah puasa pada 3 April 2022.

Di akhir sidang isbat, Menag berharap bulan Ramadan ini bisa menjadi momen kebersamaan umat Islam di Indonesia.

Menag juga berharap Ramadan ini dapat menumbuhkan rasa toleransi dan persaudaraan bagi seluruh masyarakat Indonesia.

Baca Juga: Panduan Ibadah Ramadan dan Idul Fitri 1443 H Diterbitkan MUI, Berikut Penjelasannya

(*)

Sumber: Kompas.com
Penulis:
Editor: Linda Fitria