Perempuan Menikah, Ini Cara Ajak Pasangan Berdiskusi soal Dana Pendidikan Anak

Ratu Monita - Minggu, 13 Maret 2022
Setelah perempuan menikah, cara menghadapi pasangan saat diskusi dana pendidikan anak.
Setelah perempuan menikah, cara menghadapi pasangan saat diskusi dana pendidikan anak. SDI Productions

Parapuan.co - Setelah perempuan menikah dan memiliki anak, penting bagi mereka dan pasangan untuk mempersiapkan dana pendidikan anak

Sebagai orang tua tentu Kawan Puan menginginkan pendidikan yang terbaik bagi buah hati. 

Terlebih, mendapatkan pendidikan adalah hak bagi setiap anak. 

Di sisi lain, memberikan pendidikan yang terbaik bukanlah suatu hal yang mudah setelah perempuan menikah. 

Dibutuhkan persiapan orang tua, khususnya mengenai dana pendidikan yang harus disiapkan jauh-jauh hari.

Mengingat, untuk mendapatkan pendidikan yang terbaik tentu membutuhkan biaya yang tidak sedikit. 

Jika ditanya kapan idealnya menyiapakan dana pendidikan, maka harus disiapkan sesegera mungkin setelah wanita menikah

Sayangnya, masih sedikit orang tua yang memiliki kesadaran betapa pentingnya menyiapkan dana pendidikan anak sesegera mungkin. 

Pentingnya menyiapkan dana pendidikan anak sesegera mungkin

Baca Juga: Berapa Banyak Mainan yang Dibutuhkan Anak? Ini Penjelasan Pakar

Kebanyakan orang tua memilih untuk menunda persiapan dana pendidikan

Sementara, untuk menyekolahkan anak hingga lulus perguruan tinggi membutuhkan biaya yang cukup banyak.

Jika setelah perempuan menikah tidak mempersiapkan dana pendidikan anak dari jauh-jauh hari, maka dana pendidikan tersebut berpotensi gagal terkumpul. 

Belum lagi, nominal yang harus disisihkan setiap bulannya pun akan sangat besar, karena waktu persiapan dana pendidikan yang cukup sempit. 

Tak hanya itu, jika dana yang terkumpul masih terbatas, anak pun tidak bisa mendapatkan fasilitas pendidikan yang terbaik.

Oleh sebab itu, penting mempersiapkan dana pendidikan anak dari jauh-jauh hari.

Untuk memulainya, diskusikan dengan pasangan terkait perencanaan dana pendidikan anak sesegera mungkin setelah wanita menikah.

Cara mengajak pasangan berdiskusi mengenai dana pendidikan anak

Baca Juga: Agar Tak Ikut Emosi, Lakukan 3 Cara Ini untuk Redakan Amarah Anak

Seperti yang sudah dijelaskan, mengajak pasangan berdiskusi soal dana pendidikan anak memang hal yang sangat penting untuk dilakukan agar nantinya bisa mencapai suatu kesepakatan bersama.

Sayangnya, tak semua pasangan bisa diajak berdiskusi soal dana pendidikan anak.

Tak sedikit yang justru merasa pusing, tertekan, hingga marah saat diajak pasangannya membahas soal dana pendidikan anak.

Menghadapi hal tersebut sering kali membuat sebagian dari kita merasa serba salah.

Terkait hal tersebut Dr. Endang Widyorini, psikolog sekaligus Dosen Fakultas Psikologi Unika Soegijapranata, Semarang, Jawa Tengah, menyampaikan apabila pasangan mudah sekali marah, maka Kawan Puan harus berusaha mengalah terlebih dahulu.

"Jadi, semisal marah itu menunjukkan ketidakdewasaan orang tua. Jadi, salah satu memang harus mengalah dan mengingatkan," ungkap Dr. Endang, melansir dari Nakita.id.

Ia juga mengingatkan agar pasangan menentukan siapa yang akan membayar biaya pendidikan anak.

"Jauh dari sebelum anak ingin masuk sekolah sudah ditentukan dulu kira-kira siapa yang akan membayar, kalau orang sudah marah pasti apapun akan membuat ia marah," sambung Dr. Endang.

Kemudian, jika pasangan terus marah saat diajak berdiskusi mengenai dana pendidikan, maka cari tahu penyebab emosinya.

"Maka cari tahu marahnya itu kenapa? Apa karena memang dia benar tidak punya uang, atau justru karena rasa egonya yang tinggi," ucap Dr. Endang.

Dengan mengajak pasangan berdiskusi soal biaya pendidikan anak, sangat penting untuk membangun komunikasi yang baik dengan pasangan

Tak hanya itu, perlu menanamkan rasa empati pada pasangan.

"Pasangan harus tahu rasa empati, dengan berbicara secara pelan-pelan," tutup Endang.

Nah, itulah cara mengajak pasangan berdiskusi mengenai dana pendidikan anak setelah perempuan menikah, semoga membantu!

Baca Juga: Catat! Ini 4 Tips Membangun Kebiasaan Digital yang Sehat untuk Anak

(*)

Sumber: nakita.grid.id
Penulis:
Editor: Rizka Rachmania