Untuk Pertimbangan, 5 Risiko Bisnis Franchise untuk Pemegang Waralaba

Aghnia Hilya Nizarisda - Minggu, 6 Maret 2022
Ilustrasi bisnis franchise yang dikenal sebagai bisnis mudah dan menguntungkan.
Ilustrasi bisnis franchise yang dikenal sebagai bisnis mudah dan menguntungkan. Freepik

Parapuan.co - Sebelum memulai sebuah bisnis, kita perlu mempertimbangkan keuntungan serta kerugiannya, termasuk bisnis waralaba atau franchise.

Tak dimungkiri, bisnis franchise memang menggiurkan untuk kamu yang memiliki modal dan tidak ingin memulai bisnis dari nol.

Pasalnya, dengan menjadi pemegang waralaba (franchisee), bisnis kamu sudah dikenal karena usaha yang bisa membuka franchise harus stabil dan memiliki nama.

Kamu pun akan mendapat pelatihan dari pemiliki waralaba (franchisor) di beberapa pekan atau bulan awal agar bisa menyesuaikan diri dengan konsep bisnis yang sudah ada.

Namun, bukan berarti karena banyak keuntungan, bisnis franchise tidak memiliki risiko atau kerugian sama sekali, ya.

Melansir Nerd Wallet, berikut ini 5 risiko bisnis franchise yang perlu kamu pertimbangkan sebelum akhirnya menjadi pemegang waralaba. Yuk, simak!

1. Membatasi peraturan

Sebagian pemilik waralaba boleh jadi membiarkan kamu menjadi bos untuk bisnis kamu sendiri, tetapi sebagian lain tetap mengendalikan bisnisnya dan pendapatnya perlu dipertimbangkan.

Pasalnya, risiko dan kerugian bisnis franchise yang tak bisa dihindari pemegang waralaba adalah harus mengikuti batasan yang ditetapkan dalam perjanjian waralaba.

Baca Juga: Catat! 5 Tips Media Sosial agar Makin Maksimal untuk Bisnis Franchise

Pemilik waralaba dapat menggunakan tingkat kendali atas sebagian besar bisnis waralaba dan keputusan yang dibuat oleh pemegang waralaba.

Meskipun, hal tersebut bergantung pada perjanjian waralaba, franchisor dapat mengontrol salah satu dari aspek bisnis seperti lokasi, libur, harga, tata letak, dekorasi, hingga periklanan.

Umumnya pembatasan yang membuat frustasi pemegang waralaba dilakukan guna menjaga kesegaraman antara franchise.

2. Biaya awal

Tak bisa dimungkiri, investasi biaya awal franchise cukup mahal. Terutama jika kamu bergabung dengan brand yang sudah terkenal dan menguntungkan.

Meski akan menguntungkan, risiko dari memulai bisnis franchise ialah mengumpulkan uang untuk biaya awal, yang dapat membebani pengusaha manapun.

Walaupun, penting untuk mempertimbangkan peluang terhadap investasi awal dan menemukan keseimbangan yang tepat untuk bisnismu. 

3. Investasi berkelanjutan

Selain investasi awal yang harus Kawan Puan sediakan untuk memulai waralaba kamu, ada biaya tambahan berkelanjutan yang unik untuk waralaba.

Baca Juga: 7 Keuntungan Bisnis Franchise bagi Pemegangnya, Risiko Lebih Rendah!

Dalam perjanjian waralaba, biaya berkelanjutan untuk franchise kamu harus disebutkan. Biaya ini mungkin termasuk biaya royalti, biaya iklan, dan biaya untuk layanan pelatihan.

4. Potensi konflik

Meskipun salah satu keuntungan memiliki waralaba adalah link atau jaringan dukungan yang kamu terima, hal itu juga berpotensi menimbulkan konflik.

Setiap hubungan bisnis yang dekat, terutama ketika ada ketidakseimbangan kekuatan, memiliki risiko bahwa para pihak tidak akan akur.

Sementara perjanjian waralaba menyatakan harapan dari pemegang waralaba dan pemilik waralaba, pemegang waralaba memiliki kekuatan minimal untuk menegakkan perjanjian waralaba.

Entah itu kurangnya dukungan atau hanya benturan kepribadian, kedekatan hubungan bisnis antara franchisor dan franchisee rawan konflik.

5. Kurangnya privasi finansial

Risiko bisnis franchise lainnya ialah kurangnya privasi. Perjanjian waralaba kemungkinan akan menetapkan bahwa pemilik waralaba dapat mengawasi seluruh ekosistem keuangan waralaba.

Baca Juga: 3 Tantangan Bisnis Franchise, Hati-Hati selama Tiga Bulan Pertama!

Kurangnya privasi finansial ini dapat dilihat oleh pemegang waralaba sebagai kerugian memiliki waralaba, tetapi ini boleh jadi bukan masalah selama kamu menerima bimbingan keuangan.

Nah, itulah 5 risiko serta kerugian dari bisnis franchise untuk pemegang waralaba. Pertimbangkanlah di awal jika ingin memulai bisnis ini, ya! (*)

Sumber: nerdwallet.com
Penulis:
Editor: Aghnia Hilya Nizarisda