Sejarah Kemeja Flanel, Fashion Item yang Masih Populer sampai Saat Ini

Ardela Nabila - Jumat, 4 Februari 2022
Sejarah kemeja flanel.
Sejarah kemeja flanel. Berezko

Berbagai pabrik wol pun bertebaran di Inggris dan Prancis, di mana pada abad ke-19 saat Revolusi Industri, produksi flanel kian meningkat karena proses pembuatannya yang semakin efisien.

Pada tahun 1889, seorang pengusaha Amerika, Hamilton Carhartt, melihat adanya kebutuhan untuk mengganti seragam pekerja di Amerika Serikat, sehingga ia pun membuka pabriknya di Detroit dan mulai memproduksi pakaian berbahan flanel.

Di akhir abad ke-19, ketika Amerika masih dalam masa transisi, flanel menjadi bahan yang disukai karena harganya yang murah, namun kuat.

Oleh sebab itu, di era tersebut flannel menjadi bahan yang ideal untuk para pekerja kasar di Amerika. Karena alasan ini, pada abad ke-20, kemeja flanel menjadi simbol untuk pekerja kasar.

Hingga Perang Dunia I, bahan flanel masih populer, saat itu dipakai oleh para tentara Amerika yang bertugas.

Bertahun-tahun setelahnya, tepatnya pada tahun 1950-an, jas abu-abu yang terbuat dari bahan flanel semakin populer dan menjadi standar pakaian di kalangan pebisnis.

Sementara itu, di tahun 90-an, flanel identik dengan musik grunge dan dibuat untuk tujuan kenyamanan, bukan lagi kehangatan.

Saat ini popularitas flanel, terutama kemeja flanel, masih bertahan dan digemari oleh berbagai kalangan.

Baca Juga: 5 Inspirasi Street Style Pakai Kemeja Flanel, Meriah dengan Berbagai Warna

Bahkan, flanel telah merambah hingga high fashion dan diangkat oleh berbagai brand fashion ternama, seperti Tommy Hilfiger, Dior, hingga Ralph Lauren.

Kawan Puan, itulah sejarah panjang di balik popularitas kemeja flanel saat ini, yang ternyata awalnya bertujuan untuk memberikan kehangatan.

Kalau kamu sudah punya kemeja flanel belum nih untuk melengkapi penampilanmu sehari-hari? (*)

Sumber: Gear Patrol
Penulis:
Editor: Arintya

Review Skechers Slips-Ins Go Walk 7: Seberapa Nyaman dan Praktis untuk Jalan Kaki?