Sering Disalahartikan, Ini 3 Perbedaan PCOS dan Endometriosis

Ericha Fernanda - Jumat, 28 Januari 2022
Perbedaan PCOS dan endometriosis
Perbedaan PCOS dan endometriosis kokouu

Parapuan.co Polycystic ovary syndrome (PCOS) dan endometriosis adalah masalah kesehatan seksual dan reproduksi perempuan pada usia subur, yaitu antara 12 hingga 52 tahun.

Keduanya melibatkan masalah hormonal yang berbeda, sehingga karakteristik, gejala, dan pengobatannya juga berbeda.

PCOS disebabkan oleh kelebihan androgen (hormon pria), sementara endometriosis terkait dengan kelebihan estrogen (hormon perempuan).

Melansir dari Healthline, berikut perbedaan signifikan antara PCOS dan endometriosis:

1. Karakteristik

Sindrom polikistik ovarium atau PCOS adalah masalah kesehatan organ reproduksi pada perempuan yang disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon.

Ovarium menghasilkan sel telur yang dilepaskan setiap bulan sebagai bagian dari siklus menstruasi yang normal.

Karena PCOS, sel telur mungkin tidak berkembang dengan baik atau tidak dilepaskan selama ovulasi (masa subur).

Ovulasi mungkin tidak terjadi karena peningkatan produksi androgen atau karena folikel ovarium gagal matang.

Baca Juga: Arisan Parapuan 11: Mengenal Gejala PCOS, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

Bahkan jika ovulasi terjadi, ketidakseimbangan hormon dapat mencegah lapisan rahim berkembang dengan baik.

Karena hormon yang tidak seimbang, ovulasi dan menstruasi pada pengidap PCOS bisa menjadi tidak teratur.

Sementara itu, endometriosis adalah kondisi ketika endometrium tumbuh di luar dinding rahim.

Endometrium adalah jaringan yang melapisi dinding rahim. 

Endometrium dapat tumbuh di indung telur (ovarium), saluran tuba (tuba falopi), lapisan dalam perut (peritoneum), usus, vagina, atau saluran kemih.

Kondisi ini dikaitkan dengan tingkat estradiol yang tinggi, sejenis estrogen, yang bertanggung jawab untuk pertumbuhan jaringan rahim.

2. Gejala

Gejala umum PCOS adalah menstruasi tidak teratur, pertumbuhan rambut berlebih di wajah, dada, perut, atau paha atas, kulit berminyak, dan kulit menggelap (hirsutisme) di area lipatan

Sementara, gejala umum endometriosis adalah nyeri panggul kronis (sebelum dan selama menstruasi), pendarahan deras selama menstruasi, serta rasa sakit saat buang air kecil, air besar, dan berhubungan seks.

Baca Juga: Kesehatan Seksual dan Reproduksi Perempuan, Kenali Gejala Endometriosis Ini

3. Pengobatan

Pengobatan PCOS bertujuan untuk menginduksi ovulasi dan menurunkan hormon androgen. Pengobatannya meliputi:

Modifikasi gaya hidup. Ini dilakukan dengan diet sehat dan olahraga teratur untuk menurunkan berat bdan dan mengelola gejala PCOS.

Obat-obatan. Ini dikonsumsi untuk memicu ovulasi, mengurangi androgen, dan mengatasi jerawat atau pertumbuhan rambut berlebih.

Operasi ovarium laparoskopi. Jika obat ovulasi tidak membantu, dokter akan merekomendasikan operasi untuk menghancurkan jaringan yang melepaskan androgen di ovarium.

Sedangkan, pengobatan endometriosis berfokus pada pengurangan estrogen dan rasa sakit selama periode menstruasi. Ini termasuk:

Modifikasi gaya hidup. Diet seimbang dan kaya nutrisi dapat membantu mengelola gejala endometriosis.

Obat untuk estrogen. Obat-obatan, seperti kontrasepsi, dapat membantu mengurangi estrogen dan mengatur pertumbuhan jaringan endometrium.

Obat pereda nyeri. Ini dikonsumsi untuk meredakan nyeri selama periode menstruasi yang menyakitkan.

Operasi pengangkatan jaringan. Ini direkomendasikan oleh dokter untuk menghilangkan pertumbuhan jaringan endometrium.

Histerektomi. Operasi pengangkatan rahim mungkin disarankan jika gejalanya semakin parah atau mengancam nyawa.

Jadi, itulah perbedaan signifikan antara PCOS dan endometriosis ya, Kawan Puan.

Baca Juga: Histerektomi, Prosedur Pengangkatan Rahim untuk Mencegah Rasa Sakit Berkelanjutan

Sumber: Healthline
Penulis:
Editor: Dinia Adrianjara

Pemberian Vaksinasi PCV Jadi Langkah Penting Pencegahan Penyakit Pneumonia