Jangan Abaikan, Ini 6 Infeksi yang Bisa Terjadi setelah Melahirkan

Ericha Fernanda - Selasa, 18 Januari 2022
Infeksi yang bisa terjadi setelah melahirkan
Infeksi yang bisa terjadi setelah melahirkan macbrianmun

Parapuan.co - Infeksi puerperal atau setelah melahirkan dapat terjadi setelah persalinan pervaginam, operasi caesar, atau selama menyusui.

Infeksi ini terjadi ketika bakteri menyebar sekaligus menginfeksi rahim dan jaringan di sekitarnya.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), infeksi setelah melahirkan dapat terjadi kapan saja sejak persalinan hingga hari ke-42.

Infeksi setelah melahirkan dapat ditandai dengan adanya dua atau lebih gejala.

Beberapa gejala yang mungkin dialami ialah nyeri panggul, demam, dan keputihan yang tidak normal bahkan berbau tidak sedap.

Merangkum dari Mom Junction, berikut beberapa infeksi umum yang bisa terjadi setelah melahirkan.

1. Mastitis

Mastitis atau radang kelenjar susu terjadi ketika bakteri masuk ke area puting atau aerola karena mengalami peradangan saat menyusui.

Mastitis umumnya disebabkan oleh adanya bakteri staphylococcus aureus dengan beberapa gejala infeksi seperti pembengkakan, nyeri tekan, dan kemerahan.

Baca Juga: 5 Cara Mengatasi Milk Blister agar Proses Menyusui Lancar Kembali

Kondisi ini umumnya terjadi pada ibu menyusui, terutama di 6–12 minggu pertama menyusui.

2. Infeksi Saluran Kemih (ISK)

Infeksi saluran kemih dapat menyebabkan ketidaknyamanan yang dapat menyebabkan nyeri panggul, meningkatkan dorongan buang air kecil, dan darah dalam urine.

Faktor risiko untuk mengembangkan ISK setelah melahirkan termasuk katerisasi, persalinan lebih lama, dan pecah ketuban.

3. Infeksi Luka Operasi Caesar

Infeksi luka operasi caesar disebabkan oleh bakteri staphylococcus aureus dan menyerang area tubuh yang dioperasi dalam waktu 30 hari setelah prosedur.

Penting untuk memerhatikan bekas sayatan caesar setiap hari. Periksakan ke dokter jika ada gejala seperti demam, kemerahan, keluarnya nanah, dan nyeri tekan.

4. Nyeri Perineum

Nyeri perineum cukup umum terjadi setelah persalinan pervaginam, yaitu ketidaknyamanan yang timbul di area perineum (daerah antara vagina dan anus).

Rasa sakit juga bisa terjadi karena robekan alami dan episiotomi (sayatan yang dibuat untuk memperbesar area perineum untuk memudahkan kelahiran bayi).

Baca Juga: Perempuan Lebih Rentan Kena Infeksi Saluran Kemih? Ini Penjelasan Ahli

5. Keputihan Berat

Persalinan pervaginam dapat menyebabkan perdarahan pervaginam setelah melahirkan hingga enam minggu pertama. 

Awalnya, gumpalan kecil mungkin muncul. Secara bertahap, pendarahan bisa berubah dari cairan merah menjadi merah muda.

Keputihan dengan warna kuning dan putih bisa muncul selanjutnya. 

6. Infeksi Rahim (Endometriosis)

Endometriosis terjadi pada saluran genital bagian atas, termasuk endometrium, miometrium, dan jaringan sekitarnya (parametritis).

Infeksi rahim biasanya terjadi ketika bakteri yang menyerang vagina mencapai saluran genital bagian atas setelah melahirkan.

Sebagai informasi, infeksi setelah melahirkan dapat diobati dengan penggunaan obat antibiotik untuk menghilangkan bakteri penyebab infeksi.

Antibiotik dapat diberikan secara oral atau intravena, tergantung pada jenis dan luasnya infeksi setelah melahirkan.

Apabila gejala infeksi setelah melahirkan semakin memburuk, segeralah mendapatkan perawatan medis ke dokter.

Baca Juga: Kenali Tingkatan Endometriosis, Masalah Kesehatan Seksual dan Reproduksi Perempuan 

Sumber: WHO,Mom Junction
Penulis:
Editor: Kinanti Nuke Mahardini