Kesehatan Seksual dan Reproduksi Perempuan: Apa Itu Lichen Sclerosus, Bintik Putih pada Vagina

Ratu Monita - Rabu, 12 Januari 2022
Gangguan kesehatan seksual dan reproduksi perempuan : Lichen sclerosus.
Gangguan kesehatan seksual dan reproduksi perempuan : Lichen sclerosus. todaydesign

Parapuan.co - Ketika ada sesuatu yang janggal pada kondisi kesehatan seksual dan reproduksi perempuan seperti bintik-bintik putih di vagina, maka Kawan Puan harus segera waspada. 

Melansir dari Mayo Clinic, kondisi tidak umum seperti bercak atau bintik-bintik putih tidak merata yang tampak lebih tipis dari biasanya disebut lichen sclerosus.

Selain dapat timbul di area kewanitaan, bintik putih ini juga dapat terjadi di bokong.

Gangguan kesehatan seksual dan reproduksi perempuan ini dapat dialami oleh perempuan mana pun, namun paling berisiko dialami oleh mereka yang sudah menopause. 

Sementara itu, penyebab pasti munculnya bintik putih ini masih belum diketahui. 

Namun, kondisi ini kemungkinan besar dipengaruhi oleh imunitas yang terlalu aktif atau ketidakseimbangan hormon.

Terlebih, jika kulit di area miss v pernah mengalami masalah, maka kondisi tersebut bisa menjadi pemicu terjadinya lichen sclerosus.

Tak perlu khawatir, karena kondisi ini tidak menular dan tak bisa ditularkan melalui hubungan seksual.

Dalam kondisi ringan, gangguan kesehatan organ kewanitaan ini tidak menimbulkan gejala apapun, sehingga sering kali tidak disadari.

Baca Juga: Kesehatan Seksual dan Reproduksi Perempuan: Menstruasi Telat setelah Vaksin Covid-19? Ini Penjelasannya

Namun dalam kondisi akut, masalah kesehatan seksual dan reproduksi perempuan ini akan menimbulkan gejala di miss v dan bagian tubuh lain di sekitarnya, seperti :

1. Area kulit yang terdampak kemerahan.

2. Gatal (puritus), yang bisa terjadi cukup parah.

3. Merasa tidak nyaman atau terasa nyeri.

4. Muncul bintik-bintik putih atau bercak tipis.

5. Kulit vagina menjadi berkeriput.

6. Adanya kulit yang sobek atau berdarah, dan terjadi luka lepuh jika kondisinya parah.

7. Sakit saat berhubungan seksual.

Baca Juga: Kesehatan Seksual dan Reproduksi Perempuan: Menstruasi Telat setelah Vaksin Covid-19? Ini Penjelasannya

Selanjutnya mengenai faktor risiko, perempuan pascamenopause memiliki risiko lebih tinggi terkena lichen sclerosus, meskipun dapat terjadi pada pria dan anak-anak.

Meski tidak berbahaya, namun Kawan Puan perlu ke dokter jika memiliki tanda dan gejala yang umum pada lichen sclerosus.

Jika telah didiagnosis lichen sclerosus, disarankan untuk menemui dokter setiap enam hingga 12 bulan.

Hal tersebut dilakukan untuk melakukan pemeriksaan apakah ada perubahan kulit atau efek samping pengobatan.

Nah, berikut gejala, penyebab, dan faktor risiko dari gangguan kesehatan seksual dan reproduksi perempuan yakni lichen sclerosus.

Semoga membantu yah Kawan Puan.(*)

Baca Juga: 5 Bahaya Merokok terhadap Kesehatan Seksual dan Reproduksi Perempuan

Sumber: Mayo Clinic
Penulis:
Editor: Citra Narada Putri