Peneliti Sebut Varian Omicron 3 Kali Lebih Berisiko Sebabkan Reinfeksi Covid-19

Maharani Kusuma Daruwati - Kamis, 30 Desember 2021
DKI Jakarta dan sejumlah daerah di Indonesia mewaspadai kasus Omicron
DKI Jakarta dan sejumlah daerah di Indonesia mewaspadai kasus Omicron Pixabay.com

Parapuan.co - Kawan Puan, meski kehidupan tampak mulai berangsur normal, namun kita masih dalam suasana pandemi.

Saat ini kita masih berjuang melawan pandemi Covid-19, yang menyebar di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.

Bahkan kini muncul varian baru Covid-19, varian Omicron, yang juga sudah mulai masuk di Indonesia.

Meski gejalanya disebut ringan, namun Kawan Puan harus tetap waspada pada varian baru ini.

Pasalnya, seperti dikutip dari Washington Post, para ilmuwan di Afrika Selatan mengatakan Omicron setidaknya tiga kali lebih mungkin menyebabkan infeksi ulang daripada varian virus corona sebelumnya seperti Beta dan Delta, menurut sebuah studi pendahuluan yang diterbitkan sebelumnya.

Baca Juga: Mulai Masuk Indonesia, Waspadai Ini Perbedaan Gejala Covid-19 Varian Omicron dan Delta

Seperti diketahui, varian baru virus corona ini ditemukan pertama di Afrika Selatan.

World Health Organization (WHO) menyatakan varian B.1.1.529 atau Omicron pertama kali dilaporkan ke WHO dari Afrika Selatan pada 24 November 2021.

Situasi epidemiologis di Afrika Selatan telah ditandai oleh tiga puncak berbeda dalam kasus yang dilaporkan, yang terakhir didominasi varian Delta. 

Analisis statistik dari sekitar 2,8 juta sampel virus corona positif di Afrika Selatan, 35.670 di antaranya diduga infeksi ulang.

Hal ini membuat para peneliti menyimpulkan bahwa mutasi Omicron memiliki kemampuan substansial untuk menghindari kekebalan dari infeksi sebelumnya.

Para peneliti mengatakan infeksi ulang atau reinfeksi memberikan penjelasan parsial tentang bagaimana varian baru telah menyebar. 

Para peneliti menemukan peningkatan risiko terinfeksi ulang adalah "konsisten sementara" dengan munculnya varian omicron di Afrika Selatan.

Sumber: Washington Post,Covid19.go.id
Penulis:
Editor: Maharani Kusuma Daruwati