Parapuan.co - Kabar bahagia baru saja dibagikan pasangan Lesti Kejora dan Rizky Billar.
Keduanya baru saja dikaruniai seorang anak pada tanggal 26 Desember 2021 lalu.
Kelahiran anak pertama Lesti dan Billar ini tentu mengejutkan banyak pihak.
Pasalnya, Lesti melahirkan di usia kandungan yang masih 34 minggu atau masuk kondisi prematur.
Sebagai informasi, masa kehamilan normal berlangsung sekitar 38-40 minggu.
Jadi, kelahiran bayi sebelum usia 37 minggu dikenal sebagai bayi prematur.
Bayi prematur membutuhkan perawatan khusus, serta berpotensi membutuhkan bantuan pernapasan.
Oleh sebab itu, bayi prematur dirawat di Neonatal Intensive Care Unit (NICU) atau Special Care Nursery (SCN).
Baca Juga: Tak Hanya Ibu, Ayah juga Bisa Alami Depresi Pasca Melahirkan, Mengapa?
Masalah Mental Ibu dengan Persalinan Prematur
Belajar dari Lesti melahirkan prematur, mungkin menjadi masalah mental tersendiri bagi ibu dengan persalinan prematur.
Melansir dari Health Shots, orang tua dengan bayi prematur mungkin mengalami kecemasan, stres, hingga depresi.
Selain itu, pascapersalinan sangat lekat dengan potensi baby blues dan depresi pascapersalinan ketika menjadi ibu baru.
Apalagi masih harus menunda untuk menggendong bayi karena harus segera dibawa ke perawatan intensif.
Jadi, merawat kesehatan mental ibu pascapersalinan sama pentingnya dengan kesehatan bayi itu sendiri.
Mengapa demikian? Sebab, sangat menyakitkan bagi seorang ibu baru melihat anak yang baru saja dilahirkan diutupi dengan tabung dan peralatan medis.
Cara mengatasi kecemasan dan stres
Dapat dimengerti bahwa pengalaman ibu dengan bayi prematur sangat berbeda dari ibu yang lahir cukup bulan.
Maka, perlu dukungan penuh agar kesehatan mental ibu semakin membaik dan bisa mengatasi kecemasan, stres, dan depresi.
Berikut ini 3 tips mengatasi kecemasan dan stres pada ibu melahirkan prematur.
Baca Juga: Begini Cara Perawatan Diri Usai Melahirkan dengan Metode Caesar
1. Selalu dekat dengan anak
Apabila dokter tidak mengizinkan kontak kulit ke kulit, setidaknya ibu bisa melihat anaknya dari dekat.
Kedekatan jarak itu mampu menguatkan mental ibu dan optimis agar anaknya segera kembali ke pelukannya.
2. Tetap memompa asi
Apabila tak bisa menyusui secara langsung, maka Kawan Puan bisa memompa ASI supaya payudara tidak membengkak.
Sebab, payudara membengkak karena ASI tidak dikeluarkan justru memberi tekanan dan menyakitkan bagi ibu.
Baca Juga: Simak! Ini Dia Tips Merawat Vagina dengan Benar Pascamelahirkan
3. Hadirnya kelompok pendukung
Support system atau kelompok pendukung harus aktif dan membantu ibu dengan persalinan untuk mengatasi stres dan kecemasannya.
Dengan begitu, ibu yang melahirkan prematur tidak merasa sendirian, serta ada yang diajak berbicara dan berkeluh kesah.
Selain itu, perawat dan profesional medis lainnya bekerja sama dengan kelompok pendukung untuk membuat ibu merasa nyaman dengan situasinya.
Jadi, itulah masalah mental ibu dengan persalinan prematur dan cara mengatasinya ya, Kawan Puan.
(*)