Perlunya Partisipasi Generasi Muda dalam Politik dan Kebijakan Publik

Arintha Widya - Rabu, 15 Desember 2021
Ilustrasi keterlibatan generasi muda di politik
Ilustrasi keterlibatan generasi muda di politik interstid

Parapuan.co - Apakah Kawan Puan sadar akan pentingnya partisipasi generasi muda dalam politik?

Sayangnya, boleh jadi belum semua generasi muda berusia 17-35 tahun memiliki kesadaran akan pentingnya partisipasi mereka dalam politik.

Dalam press rilis yang diterima PARAPUAN baru-baru ini, terungkap bahwa peran generasi muda terhadap politik dan kebijakan publik justru sangat penting.

Generasi muda disebut sebagai motor penggerak pembangunan nasional, tetapi selama ini pelibatannya dalam proses kebijakan publik masih terbatas.

Padahal, 80 juta penduduk Indonesia berusia 17-35 tahun dan akan membentuk setengah jumlah pemilih pada Pemilu 2024 nanti.

Untuk itu, platform kebijakan publik di Indonesia, Think Policy, menghadirkan festival kebijakan publik Policy Fest.

Baca Juga: Meski Bisa Menguntungkan, Ini 5 Tantangan Kebijakan WFA untuk Perusahaan

Policy Fest merupakan ruang strategis yang mendorong kapasitas dan partisipasi publik, khususnya generasi muda, dalam kebijakan publik.

Andhyta F. Utami, CEO dan Co-Founder Think Policy percaya bahwa orang muda yang berdaya akan mampu menyelesaikan berbagai masalah sosial.

"Think Policy percaya orang muda berdaya dan berhimpun tidak hanya bisa mengguncang dunia, tetapi mampu menyelesaikan berbagai masalah sosial di sekitar kita," terang Andhyta.

"Tantangan pemuda abad 21 ini adalah tantangan baru yang belum dihadapi generasi sebelumnya," tambahnya.

Ia juga mengungkapkan, pihak Think Policy menghadirkan Policy Fest untuk mendorong ruang-ruang kolaborasi lebih terbuka lebar melalui sejumlah kegiatan.

Policy Fest menawarkan berbagai kegiatan positif bagi generasi muda untuk mendorong partisipasi mereka dalam politik dan kebijakan publik.

Program yang berlangsung secara virtual pada 11-12 Desember 2021 itu menghadirkan pula ribuan pegiat kebijakan publik.

Sebut saja pembuat kebijakan dan profesional muda dari sektor publik (ASN), swasta, bahkan politisi lintas partai.

Mereka berkumpul dan belajar bersama-sama mengenai urgensi kebijakan publik dalam kehidupan sehari-hari.

Baca Juga: Tak Selalu Negatif, Ini 5 Cara Memanfaatkan Politik Kantor secara Positif

Hal itu juga dilakukan dalam rangka menuju Indonesia menjadi negara maju pada 100 tahun kemerdekaan nantinya.

Pandangan senada terkait pentingnya melibatkan generasi muda dalam politik dan kebijakan publik disampaikan pula oleh Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro.

Guru Besar Universitas Indonesia dan Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset Inovasi Nasional itu menilai, hal demikian bisa memicu transformasi kebijakan publik.

"Ketika berbicara visi Indonesia 2045, ketika negara menginjak 100 tahun kemerdekaan akan banyak pertanyaan apakah sudah berhasil memenuhi sebagian besar harapan masyarakat," ujar Bambang.

"Ketika membicarakan bagaimana transformasi kebijakan publik yang menjadikan Indonesia naik kelas ke negara maju berpendapatan tinggi, mau tidak mau akan melibatkan generasi muda," tambahnya.

"Generasi muda diharapkan menjadi pilar transformasi agar negara kita bisa keluar dari jebakan kelas menengah," ungkapnya lagi.

Suharti, Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud-Ristek) tak ketinggalan menyampaikan pendapatnya.

Menurutnya, pemerintah siap mendorong transparansi agar kebijakan yang dibangun bisa memberikan manfaat bagi masyarakat sebanyak-banyaknya.

Oleh karenanya, prosesnya harus akuntabel, transparan, dan berbasis evidence atau data.

 Baca Juga: Apa Itu Politik Kantor? Ini Penjelasan dan Faktor Penyebabnya

Suharti merasa hal itu sangat-sangat jelas manfaatnya dan hasilnya bisa diketahui.

Di sisi lain, jumlah partisipasi generasi muda yang aktif dalam kebijakan publik lewat Think Policy cukup banyak.

Tercatat lebih dari 1.300 peserta dari 30 provinsi berpartisipasi dalam acara Policy Fest selama dua hari penuh.

Keikutsertaan mereka diharapkan dapat menjawab rendahnya partisipasi dan kepemimpinan pemuda dalam pembangunan.

Nah, Kawan Puan, kamu mungkin belum tahu seberapa besar partisipasimu dibutuhkan untuk Indonesia lebih baik lagi.

Mudah-mudahan informasi ini membuka wawasan politikmu, ya. (*)

Sumber: Press Release
Penulis:
Editor: Aghnia Hilya Nizarisda