3 Gejala Skizofrenia yang Harus Segera Disadari, dari Negatif hingga Kognitif

Anna Maria Anggita - Rabu, 8 Desember 2021
Gejala skizofrenia
Gejala skizofrenia CasarsaGuru

Parapuan.co - Skizofrenia adalah jenis kondisi kesehatan mental yang dapat mengubah cara seseorang berpikir, bertindak, dan berperasaan.

Gejala skizofrenia ini bisa cukup parah, sehingga bisa mengganggu kehidupan sehari-hari, baik di sekolah, pekerjaan, dan dalam suatu hubungan.

Dilansir dari Healthline, gejala skizofrenia dibagi menjadi tiga yakni:

Gejala negatif

Gejala negatif mengakibatkan penderita kehilangan motivasi, bicara, dan keterampilan berpikir. Kadang gejala ini disalahartikan dengan depresi.

Baca Juga: Menenangkan Diri dan Bermeditasi Ditemani Dian Sastrowardoyo

Berikut, gejala negatif skizofrenia yang paling umum:

1. Berkurangnya kesenangan (anhedonia)

Berkurangnya kesenangan dalam hal-hal yang pernah dinikmati juga bisa menjadi gejala skizofrenia.

Misalnya kegiatan seperti bersosialisasi, hobi favorit, atau aktivitas yang dulunya menyenangkan tapi tiba-tiba jadi tak diminati.

Perlu dipahami bahwa gejala anhedonia ini sering kali dikaitkan dengan depresi.

Di mana, jika depresi ada pada pasien dengan skizofrenia, harus dilakukan evaluasi durasi gejala yang lebih hati-hati.

Hal ini bertujuan agar dapat membantu memperjelas apakah kondisi tersebut bisa berupa gangguan skizoafektif, gangguan bipolar, atau depresi psikotik.

2. Masalah dengan ucapan (alogia)

Skizofrenia dapat menyebabkan jenis kesulitan bicara yang disebut alogia.

Diperkirakan bahwa kesulitan berbicara pada skizofrenia dikaitkan dengan kesulitan dalam menyatukan pikiran.

3. Affective flattening

Affective flattening adalah kondisi hilangnya respons emosional seseorang terhadap lingkungan.

Di mana penderita skizofrenia memiliki ekspresi wajah yang tidak berubah dalam waktu lama alias datar.

Kemudian penderita berbicara dengan nada yang monoton serta tidak ada kontak mata ketika berbicara dengan orang lain. 

Baca Juga: Apa Itu Stages of Grief? Berikut Penjelasan dan 5 Tahapan yang Dilalui

4. Masalah dengan menyelesaikan tugas sehari-hari (avolition)

Tak dimungkiri bahwa setiap orang terkadang mengalami masa di mana ia tidak termotivasi untuk melakukan kegiatan sehari-hari.

Kondisi tersebut juga dialami oleh pengidap skizofrenia, tetapi bisa jadi jauh lebih parah alias ekstrem. Mengapa demikian?

Pengidap skizofrenia yang mengalami gejala ini tidak bisa menyelesaikan aktivitas yang biasa dilakukan sehari-hari seperti berpakaian dan menyikat gigi.

5. Berkurangnya keinginan untuk bersosialisasi

Keinginan untuk menarik diri dari orang lain adalah gejala lain yang dapat terjadi pada skizofrenia.

Pada gejala ini, penderita tidak memiliki keinginan untuk berbicara dengan teman dan orang yang dicintai.

Gejala positif

Gejala positif ini ialah gejala yang tidak khas dan dapat mengganggu pemahaman seseorang tentang realitas, serta meliputi ciri-ciri psikosis, seperti:

1. Halusinasi

Halusinasi mengacu pada pengalaman sensorik yang mungkin tampak seperti benar-benar terjadi, tetapi sebenarnya tidak terjadi dalam kehidupan nyata.

Pada skizofrenia, halusinasi dapat dibagi lagi menjadi beberapa jenis berikut ini:

  • pendengaran (paling umum),
  • visual, yang dapat menyebabkan penderita melihat orang atau barang dengan jelas,
  • rasa atau bau, termasuk yang baik atau buruk,
  • sensasi fisik atau sentuhan.

Baca Juga: Jangan Diabaikan, Ini yang Terjadi Pada Tubuh saat Merasa Depresi

2. Delusi

Delusi mengacu pada pemikiran atau fiksasi di sekitar keyakinan yang salah alias berkhayal.

Bagi penderita skizofrenia delusi ini terasa amat nyata. Ada pun jenis dari kondisi ini, yaitu:

  • Paranoid atau penganiaya, yang dapat menyebabkan ada orang lain ingin menyakiti atau mengikuti pengidap skizofrenia.
  • Grandiose, di mana penderita merasa kaya, terkenal, dan sangat berbakat.
  • Referensial, gejala ini menyebabkan penderita berkeyakinan bahwa seni atau komunikasi publik ditujukan kepadanya.
  • Kecemburuan delusi atau erotomania, yang dapat menyebabkan penderita berpikir bahwa ada orang terkenal jatuh cinta dengannya. Atau ada kondisi lain di mana penderita merasa bahwa pasangannya selingkuh.
  • Religius, pengidap skizofrenia mungkin percaya bahwa ia memiliki hubungan dengan dewa atau iblis.
  • Somatik, kondisi ini membuat penderita skizofrenia memiliki delusi tentang tubuh  sendiri yang berkaitan dengan penyakit yang tidak mungkin, atau bagian yang hilang.

3. Gangguan gerak

Skizofrenia dapat menyebabkan keadaan katatonia, di mana pengidapnya berbaring diam untuk jangka waktu yang lama.

Kemudian penderita skizofrenia juga merasa sangat gelisah dan melakukan gerakan yang berbeda berulang-ulang kali.

Baca Juga: Penting! Psikiater Ungkap Kenapa Depresi Sering Dikaitkan dengan Bunuh Diri

Gejala kognitif

Skizofrenia juga dapat memengaruhi keterampilan kognisi sehari-hari, yang menyebabkan penderitanya kesulitan dengan memori, perhatian, dan konsentrasi.

Orang dengan skizofrenia juga mengalami kesulitan menyelesaikan tugas sehari-hari.

Kondisi perubahan kognitif ini dapat berdampak penderita skizofrenia dalam membuat keputusan dan berpengaruh pada memori jangka pendek.

Masalah kognitif potensial lain yang terlihat pada skizofrenia adalah kurangnya wawasan (anosognosia), yang dapat membuat seseorang tidak menyadari bahwa mereka memiliki kondisi ini.

Hendaknya setiap gejala skizofrenia ini segera disadari, agar penderita bisa mendapat perawatan yang tepat.

Tidak hanya jika itu terjadi kepada dirimu sendiri, tetapi juga orang sekitarmu, ya! (*)