Kehilangan Satu Kaki Akibat Kanker, Amy Conroy Jadi Atlet Basket Kursi Roda

Firdhayanti - Jumat, 3 Desember 2021
Amy Conroy jadi atlet basket kursi roda setelah kehilangan anggota tubuh akibat kanker.
Amy Conroy jadi atlet basket kursi roda setelah kehilangan anggota tubuh akibat kanker. Instagram.com/amyconroy10

Parapuan.co - Keterbatasan yang dimiliki seorang difabel tak selalu membuatnya terpuruk. 

Sebaliknya, hal tersebut justru menjadi motivasi untuk meraih mimpi.

Cerita hidup sebagai seorang difabel itu dialami oleh Amy Conroy, seorang atlet basket kursi roda asal Inggris. 

Amy Conroy telah bertanding di kancah internasional dan mencetak banyak prestasi. 

Baca Juga: Hari Disabilitas Internasional, Kenali Jenis-Jenis Disabilitas Secara Umum

Namun, saat usianya 14 tahun, ia harus merasakan kemoterapi dan kehilangan satu kakinya akibat kanker tulang yang dideritanya.

Melansir dari Dailymail, ia merasa hanya memiliki 50 persen peluang untuk bertahan hidup saat didiagnosis. 

Ibunya meninggal karena kanker payudara saat Amy berusia tujuh tahun. Pun dengan banyak anggota keluarganya yang lain. 

"Itu adalah 50 persen peluang untuk bertahan hidup ketika saya didiagnosis," katanya memulai cerita.

"Ibu saya, kakek-nenek dan paman saya meninggal karena kanker jadi ketika saya mendengar bahwa itu adalah osteosarcoma (kanker tulang), bagiku itu berarti kematian," ujarnya.

"Saya pikir, inilah akhir dari diri saya," kata Amy.

Amy pun menceritakan awal mula kecintaannya pada dunia olahraga, khususnya basket. 

Saat itu, Amy remaja mencoba mempelajari olahraga basket kursi roda untuk setelah sebelumnya meninggalkan rumah sakit dengan rambut dan alis tanpa tersisa. 

"Dulu di hari-hari saat saya memiliki dua kaki, saya selalu sangat sporty," kata Amy. 

"Saya mendapat rasa sakit di lutut yang akhirnya menjadi kanker, berjuang melalui itu, tetapi saya tidak menanggapi kemoterapi sebaik yang saya inginkan dan kaki saya diamputasi," ujar perempuan berusia 29 tahun.

Ayahnya kemudian menyarankan untuk mencoba olahraga basket kursi roda. Ia sempat merasa enggan pada awalnya karena kesalahpahaman. 

Saat itu, Amy sudah menghabiskan banyak waktu untuk belajar berjalan dan tidak ingin kembali ke kursi roda. 

Saat mencoba basket kursi roda pertama kalinya, ia bahkan berjanji dengan sang ayah untuk menjemputnya jika merasa tak senang. 

"Saya cukup pemalu, saya ingat perjanjian dengan ayah saya bahwa jika saya menelpon, dia akan langsung menjemput saya," kenangnya. 

Akan tetapi, Amy justru jatuh cinta dengan basket kursi roda. Ia pun mantap untuk menekuni olahraga ini. 

Baca Juga: 5 Rekomendasi Film Keluarga tentang Perjuangan Penyandang Disabilitas

Sempat khawatir 

Didukung oleh saudara dan ayahnya, Amy berlatih keras untuk menjadi pebasket kursi roda. 

Saat menonton Piala Dunia Paralimpiade tahun 2008, Amy terinspirasi untuk menjadi atlet. 

"Saya mulai pada usia 14 atau 15 tahun untuk klub lokal di Norwich bernama Lowriders," ceritanya.

Hanya memiliki kaki satu, dia sempat khawatir akan pandangan orang. 

Amy sempat mengenakan kaki palsu dan memakai celana untuk menyembunyikannya. 

Namun, pelatihnya justru menyuruhnya untuk melepas kaki palsu. 

"Saya khawatir tentang hal itu sepanjang malam berpikir, 'Bagaimana jika orang mengatakan sesuatu?' Kemudian saat yang menentukan ini datang, saya melepaskan kaki saya dan itu baik-baik saja. Tidak ada yang peduli," ceritanya. 

Memotivasi orang lain 

Kini, adik Amy yang bernama Alice bahkan bergabung dengan olahraga basket kursi roda. 

Alice tergabung dalam program Inspire A Generation dari British Wheelchair Basketball. 

Baca Juga: Perusahaan Ritel Ini Beri Kesempatan Karier Bagi Penyandang Disabilitas

Ia menjadi penggerak komunitas dan memiliki enam sesi di barat daya London yang telah dimulai pada September 2021 lalu.

Dalam perannya itu, Alice melakukan program untuk memperkenalkan basket kursi roda. 

Tak hanya itu saja, Kawan Puan. Alice bahkan melaporkan penampilan saudara perempuannya di tepi lapangan sebagai calon jurnalis olahraga di London pada tahun 2012. 

"Melihat wajah dan namanya di layar lebar dan papan skor benar-benar istimewa. Saya memberitahu semua orang tentang hal itu.

Ia merasa bahwa Amy mampu membawa sikap yang positif. 

"Saya hanya berpikir tidak ada orang yang lebih baik untuk menjadi panutan bagi orang-orang seperti yang kamu lihat melalui sikap dan kepositifannya. Dia orang yang hebat," kata Alice. 

Baca Juga: Sejarah dan Tema Hari Disabilitas Internasional yang Diperingati Setiap 3 Desember

(*)

Sumber: Dailymail.co.uk
Penulis:
Editor: Rizka Rachmania