Ini Peran Penting Ayah agar Remaja Perempuan Terhindar dari Kekerasan Seksual

Firdhayanti - Jumat, 26 November 2021
Peran Ayah dalam mencegah kekerasan terhadap anak perempuan.
Peran Ayah dalam mencegah kekerasan terhadap anak perempuan. RyanJLane

Parapuan.co - Menjaga perempuan dari kekerasan seksual menjadi tanggung jawab lingkungan sekitar. 

Dalam hal ini, seorang ayah sebagai kepala keluarga memiliki peran yang tak kalah penting dalam menjaga anak perempuan dan laki-laki agar terhindar dari kekerasan seksual. 

Hal itu diungkapkan dalam acara Diskusi Publik dan Media Gathering 30 Tahun Kampanye 16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan: Dibalik Ganjalan Tantangan yang dihelat pada Kamis (25/11/2021). 

Baca Juga: Sexting dan 8 Jenis Kekerasan Berbasis Gender Online, Apa Itu?

Maria Lauranti, Country Director Oxfam di Indonesia mengatakaan bahwa perubahan dalam rangka menghapus kekerasan seksual dapat dimulai dari ruang lingkup keluarga. 

Perempuan yang akrab disapa Laura itu mengatakan perlunya mempersiapkan anak perempuan dan laki-laki. 

Ia pun mengemukakan seorang ayah hendaknya mempersiapkan dua hal, yakni pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dan menjadi contoh bagi anak-anak. 

"Pertama kesadaran tentang kesehatan reproduksi, mempersiapkannya dengan baik," kata Laura.

"Yang kedua memberikan contoh yang baik tentang bagaimana kita bersama-sama bertanggung jawab dalam peranannya mengelola rumah tangga, pengasuhan dengan kesadaran gender yang baik," ucapnya lebih jauh.

Pentingnya ilmu tentang kesehatan reproduksi

Bagi seorang ayah, penting untuk membekali anak perempuan dan laki-laki mengenai kesehatan reproduksi. 

"Baik perempuan maupun laki-laki harus tahu betul apa yang dia miliki di tubuhnya," katanya. 

Dijelaskan oleh Laura bahwa organ reproduksi sama pentingnya dengan organ tubuh lainnya. 

 

Untuk itu, orang reproduksi juga penting dikenali dengan baik. 

"Kita memiliki organ reproduksi sama pentingnya kita memiliki jantung, paru-paru, dan lain-lainnya. Kenapa kita enggak pernah membicarakan organ reproduksi dan mengenalnya dengan baik," kata Laura. 

Hal-hal seperti siklus menstruasi harus diketahui betul oleh perempuan dan laki-laki mulai dari lingkungan keluarga. 

Dengan memberi tahu anak-anak tentang organ reproduksi akan membuat mereka mengetahu bagaimana cara menjaga dan mengelola tubuhnya dengan baik. 

"Itu akan berhubungan dengan kesiapan mereka saat mereka memasuki usia dimana mulai remaja dan akhirnya terjadi berbagai realitas dimana mereka mulai mengenal lawan jenisnya," katanya lagi. 

Selain itu, Laura juga diharapkan tak boleh memberikan satu ungkapan kepada anak laki-lakinya. 

"Enggak boleh menanamkan nilai-nilai boys will be boys," kata Laura. 

Baca Juga: Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan, Ketahui Beda Pedofilia, Hebefilia, dan Efebofilia

Ayah berperan sebagai role model

Seorang ayah memiliki peran penting untuk memberikan contoh bagi keluarganya. 

Dalam hal ini, Laura mengatakan agar ayah memberikan contoh pengasuhan dan peran dalam rumah tangga yang berimbang. 

Dalam hal ini, contohkan anak kepada pola pengasuhan dan pemeliharaan yang setara antara ayah dan ibu. 

"Jadi keduanya ikut mengelola pengasuhan, memelihara keluarga dengan baik, betul-betul bertanggung jawab terhadap tumbuh kenmbang anak, memelihara rumah dan isinya, merawat segalanya bersama-sama tidak ada yang melekat pada salah satu jenis kelamin," ujarnya. 

Ayah perlu menanamkan pada anak bahwa pekerjaan rumah tangga bukanlah hanya tugas salah satu gender saja. 

Dalam kesempatan yang sama, Muhammad Ilham Anugrah Syam, Perwakilan Kelompok Remaja LBH Apik Sulawesi Selatan mengatakan hal serupa. 

Ilham menceritakan bahwa ia memiliki adik perempuan yang berusia 13 tahun dan turut berperan serta mengedukasi sang adik. 

"Disitu Ilham mulai karena Ibu Ilham istilahnya gaptek, jadi melalui Ilham lah bagaimana mengedukasi adik Ilham," katanya. 

Baca Juga: Sejarah Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan dan Kampanye 16 HAKTP

Memulai perubahan dari lingkungan keluarga, ia mengatakan bahwa hal-hal mengenai kesehatan reproduksi harus diketahui sang adik agar mampi menjaga dirinya sendiri.  

"Bagaimaana kita memperkenalkan lingkungan keluarga terhadap kesehatan reproduksi, pubertas, alat, sistem dan organ, itu perlu diketahui oleh adik dan teman-teman supaya mereka mampu menjaganya," katanya. 

Selain itu, Ilham juga turut membuka ruang-ruang diskusi tentang dampak kekerasan seksual di lingkungan sekitarnya agar pemikiran orang-orang menjadi lebih terbuka. 

"Saat ketemu teman-teman jadi memantik obrolan bagaimana pandangan teman-teman terkait orang yg terkait kasus pelecehan seksual," ujarnya. 

(*)

Penulis:
Editor: Rizka Rachmania