Film Story of Dinda: Keberanian Perempuan Keluar dari Toxic Relationship dan Memilih Bahagianya Sendiri

Rizka Rachmania - Senin, 1 November 2021
Still cut film Story of Dinda Second Chance of Happiness
Still cut film Story of Dinda Second Chance of Happiness Visinema Content

 

Dari saran sederhana Pram, kita bisa melihat bahwa sebenarnya masalah Dinda dengan Kale bisa selesai jika Dinda memilih mengangkat atau mematikan ponselnya.

Pram seolah menyadarkan Dinda bahwa perempuan itu sebenarnya punya pilihan untuk mematikan atau mengangkat panggilan itu.

Namun, Dinda seolah sudah telanjur terjebak dalam toxic relationship sehingga sekadar mengambil pilihan pun sulit untuknya.

Dari pertemuan di kafe itu, hubungan Dinda dan Pram pun semakin dekat.

Dinda seolah menemukan pencerahan atas masalah-masalahnya ketika ia bertemu dan menjalin hubungan dengan Pram.

Namun, Dinda merasa hubungannya dengan Pram adalah salah sebab ia menjalaninya saat masih pacaran dengan Kale.

Baca Juga: Debut Akting di Story of Dinda, Cantika Abigail Harus Tahan Emosi

Kejutan datang di akhir film ketika Dinda memutuskan untuk tidak bersama siapa-siapa, termasuk dengan Pram yang sangat dewasa.

Tagline "second chance of happiness" yang ada di film ini ditunjukkan di akhir ketika Dinda akhirnya dengan berani memutuskan hubungannya dengan Kale.

Namun demikian ia tidak mengejar bahagia dengan menjalin hubungan baru dengan Pram.

Dinda memilih bahagia dengan menjalani hidupnya sendiri, tanpa terikat dalam suatu hubungan dengan laki-laki.

Dari sini, kita bisa memetik satu pesan penting bahwa setiap perempuan itu berharga dan berhak untuk menentukan kebahagiannya sendiri.

Kebahagiaan perempuan juga tidak selalu berarti harus bersama dengan laki-laki atau terlibat dalam hubungan romantis.

Kawan Puan yang penasaran dengan film Story of Dinda: Second Chance of Happiness bisa menontonnya di Bioskop Online.

(*)

Penulis:
Editor: Rizka Rachmania