Peringatan Hari Kesehatan Mental, Allianz Indonesia Gelar Kompetisi Lawan Bullying dengan Komedi

Rizka Rachmania - Kamis, 14 Oktober 2021
Allianz Indonesia gelar Kompetisi Lawan Bullying dengan Komedi yang diikuti oleh para remaja untuk melawan bullying.
Allianz Indonesia gelar Kompetisi Lawan Bullying dengan Komedi yang diikuti oleh para remaja untuk melawan bullying. Allianz Indonesia

Parapuan.co - Kawan Puan, masih ingat kan, tanggal 10 Oktober kemarin kita memperingati Hari Kesehatan Mental Sedunia?

Adanya peringatan Hari Kesehatan Mental Sedunia tujuannya adalah berbagi pesan bahwa kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik.

Peringatan Hari Kesehatan Mental Sedunia pun mengajak kita untuk berani minta bantuan profesional jika memang kita mengalami masalah dengan mental kita.

Kawan Puan juga tahu tidak, kalau banyak kalangan remaja yang mengalami depresi berat?

Dimana salah satu penyebabnya adalah bullying atau perundungan yang terjadi di berbagai lingkup kehidupan.

Data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menyatakan bahwa sebanyak 6,2% kalangan remaja mengalami depresi berat dan salah satu penyebabnya adalah bullying.

Baca Juga: Allianz Indonesia Dukung Industri Syariah Lewat Transformasi Digital

Untuk itu, Allianz Indonesia menyelenggarakan kompetisi 'Lawan Bullying dengan Komedi' yang digelar sejak Juli 2021 lalu.

Allianz Indonesia melalui Yayasan Allianz Peduli bekerja sama dengan EDU Foundation sukses menggelar Malam Final Kompetisi Online Lawan Bullying dengan Komedi.

Kompetisi Lawan Bullying dengan Komedi ini sendiri bertujuan untuk terus meningkatkan kesadaran masyarakat atas bahaya tindakan bullying yang kian hari kian menimbulkan dampak mengkhawatirkan pada kesehatan jiwa.

Kompetisi Lawan Bullying dengan Komedi diikuti ratusan peserta

Kawan Puan, Kompetisi Lawan Bullying dengan Komedi ini sangat seru sebab diikuti oleh ratusan remaja dari seluruh Indonesia, lho!

Mereka amat antusias menunjukkan kemampuannya dalam stand-up comedy.

Dari ratusan peserta yang mendaftar, dipilih 25 peserta yang kemudian untuk malam final dipilih 12 finalis saja.

12 finalis di malam final ini berkesempatan untuk menunjukkan kemampuan stand-up comedy mereka di depan para juri.

Sesi mentoring dengan metode asertif

Tidak hanya berkompetisi dan unjuk diri di depan juri, para finalis kompetisi ini juga mengikuti sesi mentoring, lho, Kawan Puan.

Mereka diberikan pembekalan psikoedukasi dan masterclass serta mentoring oleh Mo Sidik, Isman HS, dan Wawan Cikuk.

Kegiatan pembekalan dilakukan secara langsung oleh EDU Foundation dengan menerapkan metode asertif.

Tujuan diterapkannya metode itu adalah agar dapat meningkatkan kemampuan peserta dalam mengekspresikan diri melalui perasaan, perilaku, harapan, dan opini yang tertuang dalam tulisan maupun komunikasi langsung.

Baca Juga: NOVA dan Allianz Indonesia Gelar Kulwap bagi Mitra Petani Bersama TaniFund

Selama tiga tahun program berjalan dengan tema melawan bullying, metode asertif selalu digunakan, di samping itu juga dengan metode menyampaikan pendapat atau menilai diri sendiri melalui komedi.

"Metode asertif terbukti sudah berhasil untuk menurunkan agresifitas dari pembully. Bagi para penyintas bully, metode ini dapat menurunkan depresinya dengan cara menulis," ujar Zaky Zakaria, Executive Director EDU Foundation, mengutip dari rilis yang PARAPUAN terima.

Zaky pun menambahkan bahwa mereka meningkatkan caranya dengan bukan hanya menulis biasa namun menulis dengan komedi.

 

Alhasil prosesnya pun jadi lebih menyenangkan sehingga pendapat dapat tersampaikan dengan cara yang benar.

Finalis menjalani sesi mentoring dengan para komika

Kawan Puan, para finalis kompetisi Lawan Bullying dengan Komedi ini juga punya pengalaman seru melakukan mentoring bareng para komika, lho.

Mereka melakukan sesi mentoring dengan komunikasi langsung antar para mentor dan peserta.

Ternyata tujuan mentoring dengan berkomunikasi langsung ini juga bertujuan untuk mengajak peserta berdamai dengan diri sendiri.

Sesi mentoring dengan komunikasi langsung antara mentor dan peserta sebagai mentee dimulai dengan perkenalan latar belakang keresahan dari bullying yang pernah dialami peserta.

Pengalaman peserta sebagai penyintas bullying diproses menjadi hasil yang positif.

Mereka diajak berdamai dengan diri sendiri salah satunya melalui proses kreatif berkomedi.

Baca Juga: Mengamankan Lifestyle Insurance lewat Pembelian Asuransi Online di Allianz

"Untuk dapat berbicara di depan publik terlebih lagi melakukan stand-up comedy merupakan sesuatu yang menakutkan bagi kebanyakan orang," ujar Mo Sidik.

"Namun, malam ini saya sangat bangga kepada seluruh finalis yang telah berani untuk unjuk penampilan serta membawa pesan penting anti perundungan lewat komedi," tambah komika itu.

Mo Sidik pun mengajak kita mengapresiasi keberanian para peserta dan berharap pesan ini dapat terus digaungkan untuk menghentikan perundungan.

Ada lima juara Kompetisi Lawan Bullying dengan Komedi

Setelah melalui proses audisi hingga mentoring, terpilihlah lima orang remaja pemenang Kompetisi Online Lawan Bullying dengan Komedi.

Para juri yang menilai finalis di babak final yakni para mentor komika, Zaky Zakaria Executive Director EDU Foundation, serta perwakilan dari Allianz Indonesia GM Budi Gunawan Head of Claims Business Process.

Lima peserta terbaik dinobatkan sebagai tiga juara utama dan dua juara favorit berdasarkan polling dari para penonton yang hadir.

Juara 1 Kompetisi Lawan Bullying dengan Komedi adalah Muhammad Raihan Asprila, remaja 18 tahun asal Bogor.

Ia menyampaikan bagaimana caranya melawan bullying, yakni dengan fokus pada prestasi yang dimilikinya.

"Caraku melawan bullying adalah dengan memperlihatkan kemampuan yang tidak dimiliki oleh sang pelaku bully, yaitu lewat prestasi," kata Raihan.

"Jangan hanya fokus kepada kekurangan atau yang tidak kita miliki, lebih baik melakukan aksi misalnya lewat komedi yang juga bisa bikin kita happy," ujarnya menambahkan.

Baca Juga: Allianz Indonesia Kenalkan Cara Mudah Klaim Asuransi Lewat Digital

Juara 2 kompetisi ini adalah Ali Gibran, 18 tahun asal Tangerang Selatan.

Lalu Juara 3 adalah Adellyne Opat, remaja 18 tahun asal Jakarta.

Menyusul kemudian Juara Favorit adalah Jonathan Yeremia, 19 tahun asal Jakarta dan Muhammad Zulfan, 17 tahun asal Garut.

"Meminimalisir perilaku bullying khususnya pada kalangan remaja merupakan tanggung jawab kita semua. Para peserta yang telah terpilih ini akan menjadi duta anti bullying sehingga diharapkan dapat berdampak pada lingkungan sekitar mereka, mulai dari yang terdekat seperti lingkungan keluarga, tempat tinggal, sekolah sampai masyarakat luas," ujar Rizki Rudiantoro, Pengawas Yayasan Allianz Peduli.

"Allianz Indonesia melalui Yayasan Allianz Peduli akan terus berkomitmen untuk menjalankan berbagai macam program pemberdayaan berdasarkan empat pilar termasuk pilar pendidikan, agar dapat senantiasa memberikan manfaat bagi masyarakat dalam melawan bullying," tegas Rizki. (*)

Penulis:
Editor: Rizka Rachmania