Maria Ressa: Saya Kerap Diancam dan Ditembak Sebagai Jurnalis

Aulia Firafiroh - Sabtu, 9 Oktober 2021
Jurnalis Maria Ressa
Jurnalis Maria Ressa Maria Ressa

Duterte bahkan menyebut Rappler sebagai "saluran kabar bohong" hingga media tersebut melakukan penggelapan pajak dan mencemarkan nama baik.

Meski Rappler kerap diancam, Maria Ressa tetap teguh melanjutkan apa yang sudah ia kerjakan.

"Demi melanjutkan apa yang sudah kami kerjakan, Rappler setiap hari hidup di bawah ancaman penutupan, kami terperangkap pasir hisap,” kata Ressa dalam pidatonya yang disiarkan langsung saat upacara penyerahan penghargaan di Oslo, Norwegia, pada Jumat (08/10/2021).

Maria Ressa berharap penghargaan Nobel Perdamaian 2021 yang diraihnya mampu memperjuangkan kebebasan pers di Filiphina.

"Apa yang harus kami lakukan sebagai jurnalis adalah bertahan,” tambahnya.

Hingga kini Filiphina bersikeras membantah terlibat dugaan kasus yang ditujukan pada Rappler dan Maria Ressa.

Saat ini dua dakwaan pencemaran nama baik terhadap Ressa sudah digugurkan pengadilan pada awal 2021 lalu.

"Dalam dua tahun, pemerintah Filiphina menerbitkan sepuluh perintah penahanan terhadap saya. Situasinya seringkali sangat sulit,” Ujar perempuan kewarganegaraan Amerika Serikat ini.

Baca juga: Nasib Sedih Para Jurnalis Perempuan Afghanistan dalam Kuasa Taliban

Sosok Maria Ressa

Maria Ressa mendirikan Rappler awalnya sebagai sebuah laman di facebook.

Sebagai pimpinaan redaksi, ia kerap mendapatkan pesan ancaman.

Ancaman pada medianya semakin meningkat setelah Duterte naik menjadi presiden.

"Saya memulai sebagai reporter pada tahun 1986 dan sudah bekerja di banyak negara di dunia, saya sudah pernah ditembak dan diancam dengan pembunuhan, tapi tidak pernah diancam mati dengan seribu tusukan seperti ini,” kata Maria Ressa tahun lalu.

Ia berteguh pada prinsipnya untuk terus menjunjung nilai kebebasan pers

"Kita harus terus menjadi cahaya di tengah kegelapan,” tuturnya.

"Kami harus terus melakukan jurnalisme demi akuntabilitas,” tambahnya. (*)

 

 

Sumber: Tribun
Penulis:
Editor: Aulia Firafiroh