Parapuan.co- Kawan Puan mungkin sudah tidak asing dengan aplikasi Canva yang banyak digunakan orang untuk mendesain atau mengedit gambar.
Aplikasi ini merupakan salah satu project besar Melanie Perkins yang kini bernilai $40 Miliar atau setara Rp 571 triliun.
Melanie Perkins merupakan salah satu pendiri dan CEO Canva yang sempat berkali-kali melakukan pitching untuk proposal aplikasi ini namun kerap ditolak oleh perusahaan-perusahaan besar.
Proposal bisnis yang dibuat oleh perempuan berusia 34 tahun ini telah ditolak oleh lebih dari 100 investor.
Ia mengaku membangun Canva saat masih duduk di bangku kuliah pada tahun 2007.
Baca juga: Raup Keuntungan Besar, Melanie Perkins Ungkap Rahasia Kesuksesan Canva
Pada saat itu, ia kuliah di Perth University sambil bekerja paruh waktu mengajar ilmu komputer.
Melihat banyak orang kesusahan untuk mengakses media desain yang bagus dan berbayar, ide Canva muncul.
Usai tiga tahun berjuang mengirim proposal bisnis ke investor-investor besar dan ratusan kali ditolak, akhirnya Melanie Perkins mendapatkan investor pertamanya.
Melanie Perkins membagikan hal yang ia sampaikan saat proses pitching.
"Platform kami akan dengan mulus mengintegrasikan banyak industri yang sebelumnya terpisah dan memanfaatkan komunitas online yang terisolasi untuk menghadirkan sistem penerbitan terpadu yang kuat," ujar Perkins.
Selain itu, Melanie Perkins juga berbagi tips melakukan pitching agar menarik investor.
Dilansir dari laman Inc.com, berikut dua cara melakukan proses pitching untuk mengembangkan bisnis Kawan Puan:
Baca juga: Sosok Melanie Perkins, CEO Canva yang Masuk Deretan Miliarder Termuda
1) Jelaskan kenapa proposal bisnismu penting
Sebelum menjelaskan lebih detail bagaimana bisnismu nanti berjalan, jelaskan terlebih dahulu mengapa project ini penting untuk dieksekusi.
Melanie Perkins sadar bahwa proposal bisnisnya ditolak karena terlalu fokus pada solusi teknis sebelum mengartikulasikan masalah emosional.
Dalam melakukan presentasi, Melanie Perkins juga menyarankan untuk melakukannya dengan cara bercerita seperti dongeng ketimbang menyampaikan lewat power point.
"Banyak orang dapat berhubungan dengan sesuatu seperti Photoshop dan benar-benar kewalahan," kata Perkins menjelaskan pentingnya Canva.
"Penting untuk menceritakan kisahnya, karena jika audiens Anda tidak memahami masalahnya, mereka tidak akan memahami solusinya," tambahnya.
Kadang calon pengusaha terlalu sering berfokus pada solusi dan lupa menjelaskan masalahnya.
2) Pertanyakan satu hal yang penting
Sebelum hadirnya ide Canva, Melanie Perkins sempat sekolah jurnalisme di Northwestern.
Ada satu teknik yang ia gunakan sampai sekarang untuk melatih para pembicara dalam mempersiapkan pitching dan presentasi, yaitu mempertanyakan mengapa harus peduli isu tersebut.
" Misalnya saya menulis 'Dewan kota akan memberikan suara inisiatif penting pada pertemuan malam ini.' Meskipun kalimat itu mungkin akurat dan secara struktur benar, instruktur jurnalisme saya akan bertanya, 'Mengapa saya harus peduli?'," cerita Perkins.
"Saya menggunakan teknik yang sama saat menjadi pengusaha yang meluncurkan atau membuat hal-hal baru. Saya membombardir mereka dengan versi berbeda dari pertanyaan yang sama sampai mereka menemukan jawaban singkat: Mengapa saya harus peduli Terus apa? Apa artinya bagi saya? Bagaimana itu akan membuat hidup saya lebih baik?," tambahnya.
Setelah menjelaskan hal tersebut, audiens akan peduli dan tidak ingin merasakan hal yang sama.
Baca juga: Coba Membuat Kartu Ucapan Idul Fitri Lewat Canva Yuk, Praktis Banget!
Nah, itu tadi adalah hal-hal yang harus diperhatikan dalam proses pitching.
Semoga artikel di atas membantu Kawan Puan untuk sukses menjalankan proposal bisnis ya! (*)