Tips Perempuan Karier agar Bisa Membagi Waktu Pekerjaan dan Keluarga

Ratu Monita - Kamis, 16 September 2021
Tips bagi waktu perempuan karier
Tips bagi waktu perempuan karier cofotoisme

Parapuan.co - Tidak ada yang salah jika seseorang memutuskan untuk menjadi perempuan karier setelah melahirkan. 

Mengingat hal tersebut merupakan hak seorang ibu, namun tentu saja akan ada konsekuensi untuk setiap keputusan yang diambil. 

Ya, menjadi perempuan karier dengan kondisi memiliki anak balita tentu bukanlah perkara gampang.

Faktanya, banyak ditemukan di antara mereka tidak memiliki waktu dengan anak dan keluarganya karena harus sibuk bekerja.

Dengan kata lain, dibutuhkan keahlian dalam membagi waktu agar kedua peran tersebut dapat berjalan imbang.

Nah, untuk itu berikut tips bagi waktu untuk perempuan bekerja yang memiliki balita, dilansir dari laman Parents.

Baca Juga: 3 Skincare yang Cocok untuk Perempuan Karier, Salah Satunya Sunscreen

1. Hilangkan rasa bersalah

Memutuskan untuk bekerja dengan kondisi memiliki balita sering kali membuat perempuan dihinggapi rasa bersalah. 

Tak jarang, hal ini justru membuat mereka stres dan kewalahan dalam menjalani perannya. 

Daripada kamu terus berpikiran negatif seperti itu, sebaiknya pikirkan bagaimana peran ibu bekerja di kantor bisa memberikan manfaat untuk keluarga. 

Misalnya, dengan ibu bekerja jadi mampu menyediakan tabungan untuk pendidikan anak yang lebih baik.

Lebih dari itu, kamu perlu menerima bahwa setiap keputusan yang diambil akan selalu ada konsekuensinya, ada positif dan negatifnya.

Selain itu, harus tahu bahwa kamu tidak sendirian dan kamu juga perlu berbagi ceria dengan pasangan. 

2. Cari daycare berkualitas

Beperan sebagai perempuan karier membuat kamu tidak bisa berada di rumah untuk mengasuh si Kecil, untuk mendukung masa tumbuh kembang anak, penting bagi kamu untuk mencari daycare yang berkualitas.

Untuk itu, kamu bisa meminta referensi pengasuh atau daycare dari teman atau kerabat dekat. 

Kemudian, buat daftar kriteria penting sebelum memilih dan lakukan wawancara dengan calon pengasuh atau datangi daycare yang akan dipilih.

Jika kamu memilih untuk menggunakan jasa pengasuh, kamu perlu pekerjakan pengasuh yang sudah terbukti punya komitmen terhadap keluarga.

Dengan begitu, mereka punya pengalaman baik dan mampu beradaptasi dengan orang-orang usia berapa pun, bisa merawat bayi baru lahir, maupun membantu anak yang sudah besar.

3. Buat rutinitas pagi yang tidak merepotkan

Umumnya, di pagi seorang perempuan bekerja akan direpotkan dengan segala persiapan untuk urusan pekerjaan mau pun rumah tangga.

Hindari kebiasaan tersebut dengan melakukan persiapan pada malam hari, seperti menyiapkan seragam sekolah dan baju kerja yang akan digunakan. 

Selain itu, ajarkan pula anak untuk bisa menyiapkan diri di pagi hari, dengan membuat daftar tugas seperti menggosok gigi, merapikan tempat tidur, berpakaian, sarapan, dan hal lainnya.

Untuk semakin memudahkan, kamu juga bisa membuat to-do-list mengenai apa yang harus dilakukan di keesokan harinya dan bagi tugas dengan suami.

Baca Juga: Perempuan Karier Bahas Keuangan Pribadi dengan Pasangan, Perlukah?

4. Merancang kalender keluarga

Setiap keluarga tentu memiliki prioritas yang berbeda-beda, karenanya untuk memudahkan kamu dalam membagi waktu antara pekerjaan keluarga perlu membuat kalender keluarga. 

Dalam kalender keluarga tersebut dapat menyertakan seperti tanggal tagihan jatuh tempo, deadline tugas anak, kegiatan sekolah dan keluarga, kegiatan ekstrakurikuler, dan ulang tahun.

Fran Durekas, Pendiri dan Chief Development Officer untuk Pusat Pembelajaran Kreatif Anak, menyarankan untuk menyisihkan 15 menit setiap hari Minggu untuk meninjau dan mempersiapkan jadwal untuk minggu depan.

Keluarga juga harus berbagi kalender dengan babysitter atau pengasuh anak-anak.

Sehingga masing-masing anggota rumah saling mengetahui kegiatan satu sama lain.

5. Komunikasikan dengan atasan

Sebagai karyawan dalam suatu perusahaan tentu kamu juga memiliki tanggung jawab yang harus dipenuhi.

Untuk itu, sebelum berdiskusi dengan atasan atau perwakilan HRD, coba membuat rencana yang merinci terkait apa yang kamu butuhkan. 

Mengingat dengan jadwal kerja dari pagi hingga sore, Senin sampai Jumat, ditambah dengan jarak rumah ke kantor yang cukup jauh, tentu hal ini membuat kamu memiliki waktu yang sangat sedikit untuk anak. 

Coba diskusikan dengan atasan untuk memberikan jadwal yang fleksibel, atau bekerja dari rumah.

Namun, jika ternyata hal tersebut tidak memungkinkan kamu dapat mengambil cuti untuk setiap bulannya, agar ada beberapa hari dalam sebulan yang kamu gunakan untuk bermain bersama anak. 

6. Jadwalkan waktu bersama keluarga

Meluangkan waktu untuk keluarga tentu sangat penting bagi kebaikan hubungan keluarga. 

Kamu dapat memulainya, seperti menikmati sarapan atau makan malam bersama keluarga dengan permainan seru. 

"Buat aktivitas rutin sesuai dengan jadwal sehingga setiap anggota keluarga tahu apa yang akan dilakukannya," saran Wiss.

Penting untuk diketahui, saat memiliki acara keluarga, hindari membicarakan pekerjaan atau sekadar memeriksa ponsel.

Sebaliknya, fokuslah pada apa yang menjadi kesukaan anak-anak seperti teman, kelas, dan hobi.

Sementara jika anak sudah besar, kamu dapat meminta saran aktivitas pada mereka dan cobalah untuk memenuhi kebutuhan mereka.

Baca Juga: 4 Karakter Perempuan di Ikatan Cinta yang Diperankan Aktris Ternama

7. Sisihkan waktu untuk me time

Sering kali seorang ibu lebih memprioritaskan keluarganya dibandingkan dirinya sendiri, bahkan mereka cenderung lupa mengurus dirinya.

Padahal hai tersebut penting untuk dilakukan agar bisa mendapatkan energi positif yang dibutuhkan selama menjalani peran ibu.

Misalnya, kamu bisa berolahrga di gym, jalan-jalan ke mall, ngopi sama teman, ikut di salah satu komunitas, atau lakukan hal yang membuat kamu senang.

Namun, pastikan untuk membuat kesepakatan dengan suami agar kamu dan suami punya satu hari dalam seminggu untuk me time.

Nah, perempuan karier yuk belajar bagi waktu yang lebih baik untuk pekerjaan dan keluarga agar keduanya dapat berjalan imbang!

(*) 

Sumber: Parents
Penulis:
Editor: Maharani Kusuma Daruwati