Jadi Sex Educator, Begini Cara Sisil Menjelaskan Pekerjaan pada Orang Tua

Arintya - Sabtu, 28 Agustus 2021
Cara Sisil menjelaskan pekerjaan sebagai sex educator pada orang tua
Cara Sisil menjelaskan pekerjaan sebagai sex educator pada orang tua Youtube/Sisilism

Parapuan.co – Kawan Puan, setujukah kamu bahwa menjelaskan pekerjaan pada orang tua itu tricky?

Apalagi jika bidang pekerjaan yang kita geluti sekarang, belum familiar di mata orang tua.

Tantangan menjelaskan pekerjaan pada orang tua ini juga dirasakan Sisil, seorang sex educator yang dikenal melalui channel Youtube Sisilism.

Lantas, bagaimana ya cara Sisil menjelaskan pekerjaan tersebut kepada kedua orang tuanya?

Pada podcast Cerita Parapuan episode 11, Sisil mengaku pada awalnya ia tidak memberi tahu orang tuanya tentang pekerjaannya sebagai content creator dengan fokus di pendidikan seks tersebut.

Baca Juga: Perjalanan Karier Sisil, Pekerja Kantoran yang Jadi Sex Educator

Menjelaskan pekerjaan sebagai sex educator pada orang tua

“Aku enggak pernah bilang kalau aku jadi content creator pada saat itu. Jadi kan waktu itu aku posisinya di Bali yah, orang tuaku di Jakarta. Mereka cuma tahunya aku emang pindah ke Bali. Bahkan pada saat itu mereka tahunya karena kerjaan, padahal aku di sana itu udah keluar,” ungkap Sisil.

Lebih lanjut Sisil menjelaskan bahwa sebelum pindah ke Bali, ia sudah resmi keluar dari pekerjaannya di Jakarta dan kedua orang tuanya belum mengetahui hal tersebut.

Dan kepergiannya ke Bali awalnya sebagai refreshing setelah berhasil keluar dari pekerjaan sebelumnya.

“Saat akhirnya memutuskan untuk jadi content creator aku enggak bilang apa-apa, tapi setelah beberapa bulan, enggak tahu ya orang tua denger dari mana atau mungkin (kontenku) ada di beranda Youtube mereka, mulai tuh nge-chat Kok kamu bikinnya konten kayak gini?” jelasnya.

Saat mengetahui konten edukasi seks yang Sisil buat, orang tuanya sempat berpikir negatif.

Namun Sisil tak patah arang, ia terus berusaha menjelaskan tujuan da nisi sebenarnya dari konten edukasi seksual yang ia kerjakan selama ini.

“Aku berusaha ngejelasin, emang yang aku lakuin ini ya tujuannya edukasi. Kebayang enggak sih anak-anak perempuan Indonesia itu kayak gini,” jelasnya.

Tak lupa, Sisil juga menyampaikan bahwa ada banyak curhatan yang ia terima selama membuat konten edukasi seksual tersebut dan dari sana ia mencoba mengedukasi mereka.

“Dari sana aku mencoba berusaha masukin idealis aku, dan akhirnya (orang tua) ya udah deh, terserah. Selama kamu udah merasa financially independent, silakan jalani aja,” tambahnya.

Sisil juga menjelaskan kalau saat ini orang tuanya sudah menerima pekerjaannya menjadi sex educator dan tidak lagi mempertanyakan.

Baca Juga: Jawaban Pakar saat Mimpi Kita Tidak Sesuai dengan Harapan Orang Tua

Komentar dari keluarga besar

Pekerjaan sebagai sex educator bagi sebagian orang memang masih belum familiar.

Bahkan beberapa orang berpikir buruk tentang pekerjaan sebagai sex educator ini.

Orang tua Sisil pun juga sempat berpesan bahwa jangan membuat konten yang terlalu buka-bukaan, karena takut putrinya dianggap negatif di mata keluarga besar.

“Jadi concern mereka itu adalah enggak mau anggota keluarga yang lain menganggap aku tuh negatif. Jadi mereka tuh kayak berusaha melindungi. Padahal akunya bodo amat, karena fokusku bukan di orang-orang yang menganggap (kontenku) negatif,” terangnya.

Lebih lanjut Sisil menjelaskan bahwa sebenarnya ia jarang sekali bertemu keluarga besarnya, meskipun ada beberapa sepupu yang tahu serta mendukung pekerjaannya sebagai sex educator ini.

“Cuma pasti ada ya tante yang ngomongnya ya kayak gitu, cuman aku enggak ambil pusing sih,” tegasnya.

Kawan Puan, cara Sisil menjelaskan pekerjaan pada orang tua ini bisa kita sontek lo!

Baca Juga: Menurut Ahli, Lakukan Ini untuk Menyiasati Mimpi yang Tak Sesuai Harapan Orang Tua

Ketika pekerjaan kita belum terlalu familiar di mata orang tua atau malah belum didukung sepenuhnya, kita bisa terus menjelaskan maksud serta tujuan baik dari pekerjaan tersebut, seperti yang Sisil lakukan.

Intinya kita perlu terus menjelaskan dan berkomunikasi pada orang tua agar mereka paham tentang apa yang sebenarnya kita lakukan.

Sebab pelan tapi pasti, orang tua kelak akan paham penjelasan yang kita berikan dari hati tersebut. (*)

Sumber: Podcast Cerita Parapuan
Penulis:
Editor: Arintya