4 Tips Mengajarkan Keterampilan Mengelola Amarah pada Anak Remaja

Ericha Fernanda - Jumat, 13 Agustus 2021
Tips mengajarkan keterampilan mengelola amarah pada anak remaja.
Tips mengajarkan keterampilan mengelola amarah pada anak remaja. DragonImages

Parapuan.co - Sebagai orang tua, pernahkah Kawan Puan melihat amarah pada anak yang membuncah dan tidak terkendali?

Setiap orang mengekspresikan amarah dengan cara yang berbeda-beda, termasuk berdiam diri, berteriak-teriak, bahkan membanting benda di sekitarnya.

Sebenarnya, kemarahan bisa menjadi emosi yang normal dan sehat apabila mengetahui cara menghadapinya.

Baca Juga: 5 Tips Mendampingi Anak Remaja Mengelola Tekanan dan Pengaruh Teman Sebaya

Mengetahui cara mengatasi kemarahan dan mengekspresikannya dengan cara yang sesuai adalah keterampilan penting yang harus dipelajari remaja.

Melansir Verywell Family, berikut adalah strategi yang dapat membantu mengajarkan keterampilan manajemen kemarahan pada anak remaja.

1. Tetapkan aturan bagaimana mengatasi kemarahan

Beberapa keluarga memiliki toleransi yang sangat kecil untuk berteriak, sementara di keluarga lain, berteriak adalah cara komunikasi yang normal.

Buat aturan tentang perilaku apa yang dapat diterima dan jelaskan perilaku apa yang tidak akan ditoleransi.

Jangan izinkan pemanggilan nama atau julukan, kekerasan fisik, atau ancaman di rumah.

Tetapkan konsekuensi yang jelas bagi siapa yang melanggar aturan.

2. Membedakan antara kemarahan dan perilaku agresif

Ajari anak remaja kamu bagaimana perbedaan antara perasaan marah dan perilaku agresif.

Perilaku agresif seperti melempar barang, membanting pintu, atau dengan sengaja merusak barang tidak boleh dilakukan.

Remaja perlu tahu bahwa perilaku agresif dapat memiliki konsekuensi yang serius jika tak terkendali, seperti berurusan dengan hukum.

Sangat penting untuk mendiskusikan potensi konsekuensi akademis, sosial, dan hukum dari perilaku agresif dan kekerasan.

Baca Juga: 6 Tips Mendukung Perkembangan Sosial dan Emosional pada Anak Remaja

3. Ajarkan tentang tanda-tanda fisik saat kemarahan memuncak

Remaja terkadang masih sulit mengenali kapan kemarahan mereka meningkat.

Mereka membiarkan dirinya menjadi sangat marah sehingga tidak bisa menahan diri untuk tidak menyerang.

Ajari mereka untuk mengenali tanda-tanda peringatan fisiologis kemarahan, seperti detak jantung yang cepat, tangan yang mengepal, atau wajah yang memerah.

Dorong mereka untuk mengambil tindakan ketika mereka melihat kemarahan mereka meningkat.

Contohnya, diam sejenak, mengambil napas dalam-dalam beberapa kali, atau menghitung angka sampai 10 dalam pikiran mereka.

4. Ajarkan keterampilan memecahkan masalah

Remaja yang tidak memiliki keterampilan memecahkan masalah dapat menggunakan agresi untuk memenuhi kebutuhan mereka.

Tentunya, ajari anak remaja kamu keterampilan pemecahan masalah dasar.

Misalnya, ketika mereka sedang mengerjakan proyek sekolah atau mencoba menyelesaikan masalah dengan seorang teman, dorong mereka untuk mengidentifikasi tiga solusi potensial.

Setelah itu, mereka dapat meninjau pro dan kontra dari masing-masing solusi sebelum memilih yang menurut mereka akan bekerja paling baik.

Ini dapat membantu anak remaja kamu melihat bahwa ada banyak cara untuk memecahkan masalah tanpa agresi.

Seiring waktu, mereka akan tumbuh lebih percaya diri dalam kemampuan mereka untuk berhasil memecahkan masalah.

Baca Juga: Berbeda Pendapat dengan Orang Tua? Ini 5 Cara Santun Meresponnya

Jadi, mengajarkan keterampilan mengelola amarah pada anak remaja ini sangat diperlukan untuk mengendalikan diri dari tindakan agresif yang mungkin terjadi.

Jadilah panutan dalam mengendalikan amarah, agar anak-anak bisa meniru bagaimana mengekspresikan emosi tanpa menyakiti dan merugikan orang lain.

 (*)