Cara Mendukung Korban Pelecehan Seksual yang Speak Up di Media Sosial

Arintya - Minggu, 1 Agustus 2021
Mendukung korban pelecehan seksual yang speak up di media sosial
Mendukung korban pelecehan seksual yang speak up di media sosial Ponomariova_Maria

Parapuan.co – Kawan Puan, beberapa waktu lalu viral kasus korban pelecehan seksual yang speak up di media sosial.

Fenomena korban pelecehan seksual yang speak up di media sosial ini ternyata disebabkan karena beberapa penyebab.

Menurut Siti Aminah Tardi, S.H, Komisioner Komnas Perempuan, pada sesi Instagram Live dengan LPKH Trisakti “Isu Kekerasan dan Pelecehan Seksual di Social Media: Mengapa Korban Memilih Speak Up di Sosmed”, Jumat (30/7/2021), menjelaskan ada 3 penyebab korban pelecehan seksual memilih speak up di media sosial.

“Sekarang pertanyaannya adalah mengapa korban mengekspresikan pengalamannya melalui media sosial? Pertama, kalau dia melapor ke kepolisian belum tentu kasus itu diproses dengan cepat. Kedua, mungkin korban tidak menginginkan penyelesaian melalui jalur hukum. Ketiga adalah sistem peradilan kita yang belum berpihak pada korban,” jelas Siti.

Baca Juga: Mengapa Korban Pelecehan Seksual Pilih Speak Up di Media Sosial?

Lebih lanjut Siti menjelaskan bahwa dengan speak up di media sosial, bisa jadi karena korban pelecehan seksual menginginkan pelaku mendapatkan sanksi sosial atau permintaan maaf.

Mendukung korban pelecehan seksual yang speak up

Kawan Puan, karena banyaknya fenomena korban pelecehan seksual yang speak up di media sosial ini, kita perlu memberikan dukungan bagi mereka.

Pasalnya tidak mudah bagi seorang korban untuk berani mengungkapkan pengalaman pahitnya ke publik seperti ini.

Salah satu bentuk dukungan pada korban pelecehan seksual adalah dengan tidak memojokkan dan terus meminta bukti atas pelecehan seksual yang terjadi kepadanya.

“Dengan kita mengatakan, Mana buktinya? Di mana buktinya? Itu merupakan bagian dari kita mempersalahkan korban. Dan itu meruntuhkan rasa percaya diri korban,” ungkap Siti.

Lebih lanjut Siti menjelaskan bahwa dengan terus meminta bukti seperti ini, bisa jadi kita malah semakin mempersalahkan korban dan dampaknya korban malah bisa berakhir bungkam.

“Cuma karena kita tidak percaya, enggak boleh kita bilang ke korban, Buktinya mana? Nah kalau dalam konteks pemerkosaan, pembuktian itu ada di aparat penegak hukum, bukan di korban,” jelasnya.

Siti juga menjelaskan tidak mudah untuk korban pelecehan seksual untuk berani speak up.

Ketika pada akhirnya ia berani speak up, itu membutuhkan waktu yang lama, sehingga ketika missal ada bukti kekerasan pada fisik, bisa jadi sudah sembuh ketika ia speak up.

“Korban tidak serta merta mengatakannya (kasus pelecehan seksual yang dialami pada orang lain), sehingga mungkin baru 2 atau 3 bulan setelahnya dia baru cerita kalau mengalami pelecehan itu.”

Baca Juga: Begini Cara Mendukung Anak Korban Pelecehan Seksual Menurut Psikolog

“Efeknya apa? Sudah tidak ada bukti di tubuhnya, luka-luka sudah sembuh, sehingga ketika dilakukan visum, kualitas hasilnya akan berbeda dibandingka ketika itu dilakukan segera,” tambahnya.

Kawan Puan jadi bisa disimpulkan ya ketika ada korban pelecehan seksual yang speak up di media sosial, kita perlu untuk mendukungnya.

Salah satu bentuk dukungannya adalah dengan tidak memojokkan dan mempersalahkannya.

Yuk Kawan Puan, kita dukung korban pelecehan seksual yang speak up di media sosial ini.

Sebab dengan mendukung mereka, kita bisa menciptakan ruang aman bagi korban itu sendiri serta korban lain yang takut untuk speak up soal pelecehan seksual yang telah ia alami. (*)

Penulis:
Editor: Arintya