Hend Zaza Atlet Termuda Olimpiade Tokyo 2020 Berlatih di Tengah Perang

Aghnia Hilya Nizarisda - Kamis, 29 Juli 2021
Atlet termuda di Olimpiade Tokyo 2020, Hend Zaza.
Atlet termuda di Olimpiade Tokyo 2020, Hend Zaza. Luisa González/Reuters

Parapuan.co - Usia Hend Zaza memang masih muda sekali, 12 tahun, tetapi perjuangannya untuk sampai di titik ini tak bisa dipandang sebelah mata.

Torehkan sejarah, Hend Zaza berhasil masuk dan menjadi atlet termuda di Olimpiade Tokyo 2020 ini. Bahkan jadi atlet tenis meja Olimpiade termuda sejak 1968.

Melansir The Guardian, untuk sampai debut di Olimpiade Tokyo 2020 kemarin, Hend Zaza yang berasal dari Suriah ini sampai berlatih di tengah perang.

Baca Juga: Ingin Jadi Harapan! Ini Kisah Nigara Shaheen, Atlet Pengungsi di Olimpiade Tokyo 2020

Meski pada penampilan debutnya yang telah ditunggu-tunggu pada 24 Juli lalu Hend Zaza kalah telak, bakatnya tak bisa diabaikan.

Pasalnya, saat memasuki Olimpiade pertamanya, Zaza langsung disambut oleh Liu Jia, 39 tahun, dari Austria yang sudah senior dalam pertandingan tenis meja sekelas ini.

Namun, asal tahu saja, tahun lalu Zaza berhasil memenangkan turnamen Kualifikasi Olimpiade Asia Barat mengalahkan Maria Sahakian yang berusia 42 tahun, lho.

Ya, meski tidak membawa piala pulang, kehadiran Zaza di Olimpiade Tokyo 2020 ini sudah membawa pengaruh besar, terutama mengingat perjuangannya.

Lahir di Kota Hama, Zaza harus menanggung pemadaman listrik yang tak ada henti-hentinya selama pelatihan saat perang berkecamuk di luar.

Ada kalanya salah satu atlet perempuan di Olimpiade Tokyo 2020 ini berjuang untuk menemukan dayung dan bola saat berlatih di lantai beton dan meja usang.

Bahkan, karena perang tersebut, Zaza kerap tidak dapat melakukan perjalanan ke kompetisi internasional. Toh, memperoleh visa pun bukan perkara mudah.

Baca Juga: 4 Cara Seru Mendukung Atlet Indonesia di Olimpiade Tokyo 2020

Namun, kondisi tersebut tidak pernah membatasai Hend Zaza untuk menggapai impiannya yang beragam dan cukup tinggi.

Sebagai perempuan, Zaza tidak takut menggapai mimpinya yang ingin menjadi juara dunia dan dirinya pun melihat suatu hari nanti dirinya bisa menjadi apoteker atau pengacara.

"Selama lima tahun terakhir saya telah melalui banyak pengalaman berbeda, terutama ketika ada perang yang terjadi di seluruh negeri, dengan penundaan pendanaan untuk Olimpiade, dan itu sangat sulit," ungkap Zaza.

Zaza pun mengatakan, "Tetapi saya harus berjuang untuk itu dan ini adalah pesan saya kepada semua orang yang ingin memiliki situasi yang sama."

"Berjuang untuk impian Anda, berusaha keras, terlepas dari kesulitan yang Anda alami, dan Anda akan mencapai tujuan Anda," pungkas Zaza.

Berbeda dengan Zaza, kita pun pasti memiliki perjuangan kita sendiri. Namun, seperti yang Zaza bilang, kita pasti bisa mencapai tujuan itu suatu hari nanti. (*)

 

Sumber: The Guardian
Penulis:
Editor: Aghnia Hilya Nizarisda