'Titane' Jadi Film Karya Sutradara Perempuan Kedua yang Raih Palme d'Or di Festival Film Cannes

Alessandra Langit - Senin, 19 Juli 2021
Penghargaan Palm d'Or Festival Film Cannes tahun ini jatuh kepada Titane
Penghargaan Palm d'Or Festival Film Cannes tahun ini jatuh kepada Titane Kompas.com

Parapuan.co - Palme d'Or, penghargaan paling bergengsi di Festival Film Cannes, tahun ini dimenangkan oleh Titane, sebuah film thriller liar dan unik yang disutradarai oleh Julia Ducournau, perempuan muda asal Prancis.

Kemenangannya tersebut membuat Ducournau menjadi sutradara perempuan kedua yang memenangkan Palme D'Or.

Sebelumnya, Jane Campion berhasil menjadi sutradara perempuan pertama yang meraih penghargaan tersebut pada tahun 1993 dengan film The Piano.

Namun saat itu, Jane Campion bukanlah pemenang tunggal. Ia mendapatkan skor seri dengan Chen Kaige bersama filmnya Farewell My Concubine.

Festival Film Cannes yang terkenal karena kemandirian dan keberagamannya menjadi dipertanyakan oleh banyak pihak karena selama 74 tahun digelar, hanya ada dua sutradara perempuan yang berhasil memenangkan Palme d’Or.

Baca Juga: Kenalan dengan Malea Emma, Penyanyi Cilik Keturunan Indonesia yang Hadiri Festival Film Cannes

Kemenangan film Titane pun menjadi udara segar di industri perfilman Barat yang masih didominasi oleh sutradara laki-laki dan memiliki banyak cerita yang seksis.

Melansir dari The Guardian, Titane, yang dipilih oleh juri terhormat seperti aktris Maggie Gyllenhaal, Melanie Laurent, Mylène Farmer dan Kang Ho Song, serta sutradara Mati Diop, Jessica Hausner dan Kleber Mendonca Filho, berhasil meraih posisi tertinggi dari 24 film yang bersaing tahun ini.

Film-film yang berhasil dikalahkan adalah film Maroko populer tentang anak muda dan musik hip-hop yang berjudul Casablanca Beats.

Selain itu ada film A Hero, cerita yang disukai banyak kritikus dari sutradara Iran peraih Oscar, Asghar Farhadi.

Walaupun memenangkan penghargaan bergengsi, film Titane banyak mendapatkan kritikan karena penyampaian cerita yang terlalu liar.

Titane sendiri menceritakan kisah seorang perempuan korban pelecehan seksual yang memiliki trauma yang sangat mendalam.

Trauma tersebut mendorongnya untuk berbuat tindakan yang cukup liar untuk dapat melarikan diri dari kenyataannya sebagai perempuan korban pelecehan.

Adegan-adegan dalam film tersebut juga dianggap terlalu ekstrim, namun kemenangannya membuktikan bahwa ide yang liar dan tidak konvensional juga memiliki tempat serta mendapatkan apresiasi.

Baca Juga: Jadi Pembuka di Festival Film Cannes, Ini Fakta Menarik Anette!

Julia Ducournau sendiri tidak menyangka bahwa filmnya akan memenangkan penghargaan Palme d’Or tersebut.

"Saya yakin bahwa semua film yang ada adalah pemenang karena kita berada di panggung ini. Malam ini saya berada di panggung ini dan saya tahu film saya tidak sempurna.

"Tapi menurut saya tidak ada film yang sempurna di mata orang yang membuatnya, beberapa bahkan mungkin mengatakan film mereka mengerikan, " ungkap Julia pada pidato kemenangannya di Festival Film Cannes. (*)

Sumber: The Guardian
Penulis:
Editor: Dinia Adrianjara