Parapuan.co – Dalam kehamilan, ada beberapa perempuan yang mengalami keguguran.
Bukan sesuatu yang diinginkan, perempuan akan mengalami berbagai hal yang disebabkan karenanya, baik secara fisik maupun mental.
Selain tekanan psikis dan yang lainnya, hormon estrogen dan progresteron memberikan pengaruh terhadap perubahan fisik dan mental perempuan selepas keguguran.
Baca Juga: Pahami Kondisi Perempuan Selepas Keguguran, Ini 5 Cara Mendukungnya
Estrogen dan progesteron adalah hormon yang akan mengalami peningkatan selama kehamilan.
Kedua hormon ini meningkat dan akan membantu perempuan dalam menjaga tubuh dan janinnya.
Saat hamil, perempuan akan menghasilkan lebih banyak selama hidupnya daripada saat tidak mengalami kehamilan.
Peningkatan estrogen selama kehamilan memungkinkan rahim dan plasenta untuk meningkatkan vaskularisasi (pembentukan pembuluh darah) serta untuk mendukung perkembangan janin, dan mentransfer nutrisi ke dalam tubuh ibu dan janinnya.
Dari segi fisik, peningkatan hormon esterogen dan progresteron itu akan menimbulkan pembengkakan pada tubuh.
“Kemungkinan masih ada proses pendarahan, mungkin seluruh badannya karena hormon [membuat tubuh] bengkak. Karena mungkin mempengaruhi Rahim, bagian dasar panggul,” kata dr. Ni Komang Yeni Dhana Sari SpOG, Dokter Spesialis Kandungan dan Kebidanan Rumah Sakit Pondok Indah, Puri Indah, Jakarta Barat saat dihubungi PARAPUAN pada Selasa (6/7/2021).
Selain itu, setelah mengalami kehamilan, perempuan juga akan mengalami relaksasi otot karena melembutnya otot-otot pada beberapa bagian tubuh selama kehamilan.
Hal tersebut membuat kekuatan otot pada perempuan setelah keguguran tidak sempurna.
“Untuk olahraga misalnya high impact langsung lari, langsung sepeda, langsung olahraga weight training pasti jadinya cedera atau tidak kuat karena msih ada perlemahan otot di sana,” kata dr. Yeni.
Karena itu, otot perut, punggung, dan dasar panggulnya karena tidak dapat melakukan aktivitas berat.
“Apalagi hamil muda baru pertama kali pasti takut olahraga. Berbeda kalau dia udah terbiasa olahraga sebelum hamil,” katanya.
Untuk itu, perlu bagi perempuan yang pernah mengalami kehamilan agar memenuhi tahap-tahap penguataan otot, seperti penguatan otot perut,otot punggung, serta otot panggul.
“Kalau sekadar exercise ringan yang kemungkinan bisa dilakukan boleh aja, tidak ada masalah,” lanjut dr. Yeni.
Karena lemahnya tubuh perempuan pasca keguguran, ia menganjurkan agar aktivitas fisik yang berat dilakukan setelah 6 minggu.
“Tapi memang nanti pasca melahirkan dia butuh waktu membiarkan dirinya untuk beristirahat dulu. Kemudian setelah 6 minggu baru kita kembali sesuai dengan tahapannya,” jelasnya.
Baca Juga: Pasca Keguguran, Menurut Ahli Baiknya Lakukan Olahraga di Waktu Ini
Perubahan Mental dan Suasana Hati
Tak hanya dari segi fisik, perubahan mental pun akan dialami oleh perempuan yang mengalami keguguran.
Dalam American Pregnancy, selama hamil, akan terjadi perubahan suasana hati karena peningkatan hormone estrogen dan progresteron.
Perubahan tersebut memengaruhi neurotransmitter, senyawa di dalam otak yang mengatur suasana hati.
Adapun faktor lain seperti tekanan psikis, kelelahan, atau perubahan metabolisme juga mempengaruhi kondisi mental perempuan yang pernah mengalami kehamilan.
Naik turunnya hormon tersebut kadang membuat perempuan tak selalu bisa menguasainya, terlebih kesedihan yang dialami pasca keguguran.
Saat mengalami kesedihan, Yeni mengatakan perlu ada proses penerimaan yang dialami oleh perempuan.
“Setelah 2 minggu kalau masih terjadi kesedihan kemungkinan besar diperlukan adanya psikolog untuk membenarkan dirinya secara mental,” jelas Yeni.
Akan tetapi, menurut Yeni apabila selama 2 minggu tersebut sudah melewati masa kesedihannya, perempuan itu sudah dapat beraktivitas dengan normal.
Menurut Psikolog Anak dan Keluarga, Anna Surti Ariani S.Psi., M. Psi., kondisi mental perempuan selepas keguguran dipengaruhi oleh dua hal, yakni ekspektasi dari dalam dirinya dan ekspkektasi lingkungannya.
"Ekspektasi dari diri sendiri itu misalnya kita nanti akan menimang bayi, dimanja pasangan, atau disayang mertua karena ini keturunan bagi mereka," kata Anna saat dihubungi PARAPUAN pada Jumat (18/6/2021).
Baca Juga: Psikolog Sebut 5 Fase Berduka Setelah Perempuan Alami Keguguran
Selain itu, menurut Anna, adapun ekspektasi dari luar disebabkan oleh persepsi kita terhadap orang lain.
"Contohnya 'Saya meyakini bahwa mertua saya sangat-sangat menginginkan anak dalam kandungan saya ini. Itu pasti akan membuat tekanan dalam diri kita menjadi lebih besar," papar Psikolog Anak dan Keluarga di PacHealth, Plaza Indonesia ini.
Saat keguguran, kedua ekspektasi ini akan runtuh dan berpengaruh pada kondisi mental perempuan.
Selain itu, Anna juga mengatakan bahwa perempuan akan melewati 5 tahap kesedihan pasca keguguran.
Diurutkan dari tahapan paling awal, lima tahap tersebut yakni penyangkalan (denial), marah (anger), menawar (bargain), depresi (depression), dan penerimaan (acceptance).
Akan tetapi, tak semua perempuan dapat mencapai semua tahapan tersebut.
"Karena banyak yang tidak terima, tetap marah, tetap nggak mau melihat kenyataan, gitu ya. Jadi banyak yang akhirnya (kembali) ke tahap-tahap itu tadi," jelas Anna.
Oleh karena itu, dibutuhkan waktu dan kondisi di mana perempuan bisa berdamai dengan apa yang dialaminya di masa lalu.
(*)