Parapuan.co - Saat pandemi, kita tak hanya menjaga kesehatan fisik saja.
Kesehatan mental adalah salah satu hal yang harus tetap dijaga.
Kesehatan mental ini sama pentingnya dengan kesehatan fisik.
Baca Juga: Bisa Jadi Pereda Stres, Ini Waktu yang Tepat Melakukan Meditasi
Apalagi, berada di rumah dalam waktu yang lama bisa menjadikan kita stres.
Untuk itu, diperlukan kegiatan yang dapat mengurangi stres dan meningkatkan kesehatan mental.
Meditasi memberikan dampak positif untuk kesehatan mental kita.
Tak hanya satu, terdapat banyak jenis meditasi yang bisa dilakukan.
Seperti dijelaskan dalam artikel Parapuan.co, terdapat 9 meditasi yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan Kawan Puan.
Beberapa diantaranya yakni meditasi dengan gerakan, meditasi mindfulness, meditasi spiritual, dan masih banyak lagi.
Salah satunya yakni meditative dance atau meditasi tari.
Mungkin, terdengar sedikit tidak biasa mengingat meditasi adalah sesuatu hal yang membutuhkan ketenangan untuk dilakukan.
Namun, ternyata meditasi tari ini bisa menimbulkan dampak positif pada diri kita.
Menari : Sama dengan Meditasi
Paulina Purnomowati, seorang buisness woman yang juga mengajar meditasi tari mengatakan bahwa menari memiliki efek yang sama saat meditasi.
"Karena ketika kita menari sebenarnya kita melakukan meditasi. karena kita fokus. Apalagi nari yang gerakannya diatur dan musti dengerin lagu dan beatnya harus mengikuti. Kamu harus ada di sana," kata kandidat 'The Apretience' dari Indonesia ini dalam Podcast Cerita Parapuan yang diunggah pada Jumat (28/5/2021).
Paulina pun mengatakan bahwa menari adalah meditasi yang bergerak.
Baca Juga: Yoga Bisa Meningkatkan Self Love, Lho, Menurut Ahli Begini Caranya
"Dan malah gara-gara bergerak itu bisa keluar semua energi, darah mengalir. karena cairan-cairan di tubuh dapat mengalir dengan baik jadi disitu aku ketagihan," katanya.
Paulina sendiri mulai menekuni meditasi tari 6 tahun yang lalu saat ibunya meninggal 1,5 tahun setelah ayahnya.
Masih dalam tahapan dukanya, ia pun diajak temannya untuk mengikuti kelas menari kontemporer. Dari sinilah ia menemukan ketenangan emosi saat menari.
"Jadi aku ngerasa pada saat aku nari kok enak ya? Mirip ketika aku merasa meditasi atau berdoa, itu rasa tenangnya sama," kata peraih gelar MBA dalam Bisnis Internasional & Pemasaran dari Northeastern University di Boston, Massachusetts.
Rasa itulah yang akhirnya mendorong Paulina untuk terus menari sebagai pelariannya dan pelampiasan emosi.
"Jadi aku bisa tiba-tiba pas lagi nari nangis. Kayak badanku tiba-tiba lagi curcol lewat gerakan. Kalau musik,gerakan, dan moodnya pas itu bisa tiba-tiba nangis," ujar Paulina.
Siapapun Bisa Melakukan
Dalam melakukan meditasi tari, Paulina mengatakan bahwa kita tak memerlukan teknik khusus.
Dalam hal ini, kita tak perlu menguasai teknik dansa tertentu untuk melakukannya.
"Tubuh kamu sudah dirancang untuk [bisa] bergerak," katanya.
Baca Juga: 3 Miskonsepsi Salah Mengenai Body Positivity yang Sering Terjadi
"Saat aku melakukan meditasi tari, aku membiarkan 1 jam untuk menempatkan hatiku dan biarkan dia untuk menari. Jadi di situ aku mendengarkan hati," kata Paulina.
Saat melakukan meditasi tari, Paulina menjelaskan bahwa biarkanlah hati yang menggerakkan tubuh kita.
Tak hanya menenangkan hati, Paulina mengatakan bahwa meditasi tari merupakan support system dari dalam diri sendiri.
Paulina mengatakan bahwa meditasi tari mengharuskan kita untuk tidak mendengar hal-hal dari luar melainkan hati kita sendiri.
Selain itu, meditasi tari juga membantu kita untuk mengasah kepekaan hati dan jiwa.
"Kelenjar kelima atau Cakra kelima kita stuck ketika kita nggak bisa ngomong. Itu nanti pasti ada masalah. Pada saat kita komunikasi sama hati atau jiwa, itu kayak dia suka ngomong balik dan kadang orang bisa terkejut," katanya
(*)