Parapuan.co - Topik body positivity kembali ramai diperbincangkan setelah unggahan Micelle Halim menjadi viral pada Sabtu (10/7/2021).
Perempuan yang mengklaim dirinya menteri kecantikan itu mengkritik nilai body positivity yang beredar justru membuat orang malas olahraga dan menampilkan hal yang 'tidak indah'.
Body positivity merupakan suatu pemahaman yang bertujuan untuk meningkatkan citra tubuh positif pada setiap orang tanpa memandang bentuk dan ukuran.
Pemahaman ini semakin dikenal luas melalui gerakan dan kampanye yang menyuarakan soal citra tubuh positif.
Baca juga: Viral Unggahan Micelle Halim yang Kritik Kampanye Body Positivity
Munculnya kampanye ini juga berusaha melawan standar kecantikan yang tidak realistis.
Standar kecantikan yang tidak realistis seperti perempuan cantik itu berkulit putih, langsing, kurus, dan berambut panjang terbentuk dari cara pandang laki-laki dan budaya patriarki.
Kemudian standar kecantikan yang tidak realistis itu dipromosikan oleh media sehingga semakin menciptakan inferioritas pada setiap orang khususnya kepada perempuan.
Pada dasarnya, body positivity menekankan bahwa keindahan setiap individu tidak hanya berasal dari fisiknya saja tetapi bisa dari cara bersikap dan pemikiran.
Namun masih banyak orang yang salah menafsirkan apa itu body positivity.
Mengutip dari laman idiva, berikut tiga miskonsepsi yang salah mengenai body positivity:
1) Menyalahkan standar kecantikan orang lain
Kawan Puan, kita memang membutuhkan body positivity karena banyaknya rasa insecurity yang tercipta dari standar kecantikan yang tidak realistis.
Namun hal itu salah ketika kamu menyalahkan standar kecantikan orang lain yang berbeda denganmu.
Tidak masalah kamu memiliki definisi kecantikan itu berkulit putih dan tubuh kurus, tapi kamu tidak boleh menyalahkan orang yang memiliki definisi kecantikan yang berbeda denganmu seperti berkulit sawo matang dan bertubuh curvy.
Baca juga: Viral Micelle Halim Kritisi Kampanye Body Positivity, Mengapa Victoria's Secret Mengubah Konsepnya?
2) Hanya untuk tubuh plus size dan perempuan saja
Pada dasarnya body positivity ditujukan untuk setiap orang yang memiliki masalah pada citra tubuhnya seperti insecurity dan tidak percaya diri tanpa memandang ukuran tubuh, warna tubuh dan jenis kelamin tertentu.
Di luar sana, banyak orang yang memiliki ukuran tubuh 'sempurna' menurut orang-orang namun masih merasa kurang puas sehingga melakukan diet yang tidak sehat.
Orang dengan masalah seperti itu sangat membutuhkan pemahaman body positivity demi kondisi kesehatan tubuh mereka.
3) Menciptakan kebiasaan yang tidak sehat
Dalam budaya masyarakat yang masih fatphobic (kebencian terhadap orang bertubuh gemuk), body positivity dianggap pemahaman yang membiarkan orang bertubuh gemuk memiliki kebiasaan hidup yang tidak sehat.
Mereka beranggapan bahwa kampanye ini membiarkan orang yang bertubuh gemuk menjadi malas berolahraga dan menciptakan kebiasaan yang tidak sehat.
Pandangan tersebut muncul karena body positivity merupakan suatu paham yang menerima citra tubuh apa adanya tanpa memperdulikan standar kecantikan masyarakat.
Padahal sebenarnya body positivity bertujuan untuk meningkatkan rasa cinta terhadap diri sendiri, memperbaiki kesehatan mental, dan kesehatan fisik.
Baca juga: Tanggapan Mikaila Patritz saat Micelle Sebut Body Positivity itu Tidak Sehat
Kawan Puan, dari tiga miskonsepsi yang salah mengenai body positivity di atas, mana nih yang sering kalian dengar? (*)