Heboh Susu Beruang, Ternyata Panic Buying Picu Strategi Penjualan Baru

Arintha Widya - Senin, 5 Juli 2021
Fenomena panic Buying di Solo.
Fenomena panic Buying di Solo. TRIBUNSOLO.COM/ADI SURYA SAMODRA

Lalu soal kasus susu steril belakangan juga menimbulkan dampak yang sama, di mana harga produk tersebut mendadak melonjak tajam.

Dari harga asli yang berkisar antara Rp8.000 sampai Rp9.000, menjadi Rp12.000 sampai Rp15.000.

Bahkan di sebuah toko online, susu yang sama dibanderol dengan harga Rp50.000.

Fenomena panic buying semacam ini jelas memicu sejumlah perubahan di industri perdagangan, terlebih dalam strategi penjualan.

Perubahan dalam strategi penjualan sebagaimana melansir ecommercetimes.com meliputi beberapa hal, di antaranya:

Baca Juga: Selain Konten Viral, Ini 3 Tips Meningkatkan Penjualan di Instagram

1. Tren belanja offline ke online

Belanja daring memang sudah ada sebelum pandemi, tetapi semakin menjadi tren yang tidak bisa dihindari begitu Covid-19 membatasi segalanya.

Banyak orang yang kemudian beralih dari belanja offline ke online karena membatasi pertemuan dengan orang lain dan menghindari kerumunan.

Mereka melakukan pencegahan agar tidak mudah terinfeksi Covid-19 dengan berbelanja di E-commerce.

Senada dengan perubahan perilaku konsumen, penjual pun beralih memasarkan dan menjual produknya ke toko online dan bergabung dengan E-commerce.