Maya Ghazal, Pengungsi Perempuan Asal Suriah Pertama yang Jadi Pilot

Vregina Voneria Palis - Sabtu, 19 Juni 2021
Maya Ghazal, pengungsi asal Suriah yang sukses jadi pilot
Maya Ghazal, pengungsi asal Suriah yang sukses jadi pilot Photo by NINA MANANDHAR

Maya Ghazal
Maya Ghazal Photo by © UNHCR/LANA CORRINE

Mengetahui kemampuannya dalam berbahasa Inggris masih sangat kurang, Maya berusaha kuat meningkatkan kemampuannya tersebut.

"Saya bekerja sangat keras dalam bahasa Inggris saya, membaca buku dan mendengarkan musik, menuliskan setiap kata yang tidak saya ketahui dan mencarinya di kamus.

"Saya ingin mendaftar untuk belajar teknik penerbangan di Brunel University di London, saya kembali untuk tes minggu berikutnya dan melakukannya dengan cukup baik, jadi mereka menerima saya,” kata Maya.

Baca Juga: Sukses di Dunia STEM, Inilah Sosok Fransiska Hadiwidjana Co Founder Women Works

Pada 2020 lalu, Maya menjadi pilot perempuan pengungsi Suriah pertama.

Saat ini Maya memiliki ambisi untuk menjadi pilot maskapai penerbangan komersial, ia berharap suatu hari nanti bisa mendaratkan pesawat di tanah kelahirannya Suriah.

"Saya ingin memiliki lisensi komersial. Kemudian, suatu hari nanti saya ingin sekali bisa mendaratkan pesawat di Suriah.

"Saya sekarang memang warga negara Inggris, tetapi saya tidak akan pernah melupakan kewarganegaraan Suriah saya. Saya sangat bangga dengan siapa saya,” ungkap Maya.

Di usianya yang ke 22 saat ini, Maya ditunjuk sebagai duta besar untuk UNHCR, Badan Pengungsi PBB.

Melalui pidato-pidato yang kuat, Maya mengkampanyekan pentingnya akses ke pendidikan dan peluang kerja, dan melawan stereotip negatif di masyarakat mengenai para pengungsi.

Sumber: Vogue
Penulis:
Editor: Maharani Kusuma Daruwati