Kolaborasi Dua Sahabat dengan Mendaur Ulang Sampah Menjadi Batu Bata!

Saras Bening Sumunarsih - Rabu, 16 Juni 2021
Indonesian Women Rebricks
Indonesian Women Rebricks

Parapuan.co – Sampah masih menjadi permasalahan lingkungan yang memerlukan perhatian.

Pasalnya, sampah saat ini hanya menimbulkan pencemaran lingkungan.

Sering kali, laut menjadi tempat pembuangan sampah.

Keadaan ini dapat merusak ekosistem laut.

Meski banyak orang yang berusaha mendaur ulang sampah, namun masih banyak pulang gunungan sampah yang hanya berakhir menjadi limbah.

Khawatir dengan gunungan sampah plastik yang mengalir ke perairan Indonesia, dua sahabat ini mengambil alih ancaman lingkungan dengan mengubah sampah menjadi batu bata paving

Ovy Sabrina dan Novita Tan meluncurkan Rebricks setelah Indonesia menjadi berita utama sebagai penghasil sampah laut terbesar kedua di dunia setelah China.

Ovy dan Novita memulai perjalanan mereka dua tahun lalu dengan mengunjungi warung makan di ibu kota Jakarta untuk berburu kopi instan sachet, bungkus mie kering, dan tas plastik.

Berkat kampanye media sosial yang viral, pasangan sahabat ini sekarang menerima banyak kemasan sampah plastik dari para donatur di seluruh negeri.

Baca Juga: Yuk, Kenalan dengan Perempuan Tipe Pengembara Lewat Cara Karakter Film Ini Menggapai Mimpinya!

Sampah itu enumpuk tinggi di pabrik perusahaan kecil di wilayah Jakarta.

“Ini menunjukkan bagaimana masyarakat Indonesia memiliki kesadaran yang kuat untuk mendaur ulang sampah plastik, tetapi mereka tidak tahu di mana harus melakukannya,” kata Ovy seperti yang dilansir dari Nst.com.my.

Mereka memanfaatkan sampah plastik dan mendaur ulangnya dengan mencampur pasir dan semen agar menjadi batu bata paving.

Mereka memanfaatkan sampah plastik dengan mendaur ulangnya dengan mencampur pasir dan semen agar menjadi batu bata paving.

Jika dilihat, batu bata paving ini seperti batu bata biasa.

Namun, saat dibuka terdapat serpihan plastik di dalam batu bata tersebut.

Tak lerlu diragukan, kualitas batu bata daur ulang ini pun tak kalah kuat dengan batu bata biasa.

“Setiap hari, kami dapat menghentikan sekitar 88.000 bungkus plastik sachet dari mengotori lingkungan,” jelas Novita.

Baca Juga: Sangat Berwarna! Ini Perbedaan 4 Karakter Perempuan 'Ali & Ratu Ratu Queens' dalam Menggapai Mimpi

Beberapa kota di Indonesia telah melarang penggunaan plastik sekali pakai, tetapi daur ulang sampah masih jarang.

Pasangan Rebricks ini menghabiskan dua tahun untuk mencoba menyempurnakan metode daur ulang mereka.

Beberapa pengusaha Indonesia mengolah sampah plastik menjadi vas bunga, payung atau dompet.

Namun kedua perempuan ini memutuskan untuk fokus pada batu bata sehingga mereka dapat menjangkau lebih banyak pelanggan.

Untuk menjangkau lebih banyak pelanggan, Rebrick berencana untuk melalukan  kolaborasi dengan salah satu perusahaan besar.

(*)