9 Fakta Menarik Soal Malala Yousafzai yang Tidak Diketahui Orang

Vregina Voneria Palis - Jumat, 11 Juni 2021
Malala in a linen shirtdress and linen trousers, both by Gabriela Hearst. Styled by Kate Phelan and photographed by Nick Knight.
Malala in a linen shirtdress and linen trousers, both by Gabriela Hearst. Styled by Kate Phelan and photographed by Nick Knight. www.vogue.co.uk

 

Parapuan.co - Kawan Puan, Malala Yousafzai adalah seorang aktivis yang senantiasa menyuarakan pentingnya kesetaraan gender dan pendidikan bagi kaum perempuan di seluruh dunia.

Melansir dari situs Globalcitizen, masih banyak perempuan di seluruh dunia yang masih belum memiliki hal yang sejajar dengan laki-laki.

Termasuk dalam bidang pendidikan, di mana lebih dari 130 juta anak perempuan tidak memiliki akses ke pendidikan.

Malala Yousafzai adalah aktivis muda yang mendukung adanya kesetaraan gender, terutama dalam pendidikan perempuan.

Baca Juga: Mengenal Madeleine Albright, Perempuan Tertua yang Masuk Forbes 50 Over 50

Perjuangan Malala dalam menyuarakan pentingnya kesetaraan pendidikan antara perempuan dan laki-laki ini telah di mulai semenjak usianya 11 tahun.

Kawan Puan, sejak kecil, Malala telah mengkritisi kehidupan di bawah pemerintahan Taliban di Pakistan yang ia tuangkan dalam blog menggunakan nama pena Gul Makai.

Nah, apa yang Malala lakukan itu sempat membuatnya berada dalam bahaya yang cukup serius.

Setelah mendapatkan ketenaran internasional karena aktivismenya, seorang pria bersenjata Taliban menembaknya dalam perjalanan pulang dari sekolah.

Hal inilah yang memaksa keluarganya untuk meninggalkan Pakistan dan pindah ke Birmingham, Inggris, untuk menjaga Malala dari serangan kelompok militan.

Serangan yang ia dapatkan ternyata tidak menutup keinginannya untuk terus memperjuangkan kesetaraan gender.

Semenjak pulih, Malala telah sibuk berkampanye melawan diskriminasi gender dan mendanai inisiatif pendidikan bagi perempuan.

Atas keberanian dan tindakannya memperjuangkan hak-hak perempuan, Malala mendapatkan hadiah Nobel Perdamaian pada tahun 2014.

Selain itu, Malala juga menulis beberapa buku untuk mendorong anak perempuan di seluruh dunia untuk memperjuangkan hak-hak mereka.

Baca Juga: Masuk Daftar Forbes 50 Over 50, Ini 10 Fakta Kamala Harris Wapres AS

Malala photographed by Nick Knight for the July 2021 cover of British Vogue, wearing Stella McCartney.
Malala photographed by Nick Knight for the July 2021 cover of British Vogue, wearing Stella McCartney. vogue.co.uk

Dalam British Vogue edisi Juli 2021, Malala menghiasi sampul depan dengan warna merah dan berbicara kepada jurnalis Sirin Kale tentang seperti apa kehidupannya.

Meski menyandang gelar sebagai salah satu aktivis muda paling terkemuka di abad ke-21, sosok Malala ternyata tidak jauh berbeda dengan jutaan remaja putri lainnya.

Masih melansir dari sumber yang sama, berikut beberapa fakta menarik dari Malala.

Apa saja? Yuk kita simak!

1. Malala adalah bagian dari Kelas Online 2020.

Pada tahun 2018, Malala mendaftar di Universitas Oxford untuk belajar politik, filsafat, dan ekonomi di Lady Margaret Hall, salah satu perguruan tinggi konstituen Oxford.

Terlepas dari pengakuan namanya dan pengalaman hidupnya, Malala ingin berbaur dengan para siswa dan bertemu dengan perempuan terpelajar lainnya yang mengejar cita-cita mereka.

"Saya tidak ingin mereka melihat saya seperti apa yang mereka lihat di TV, dan bagaimana orang lain akan mendefinisikan Malala," kata Malala kepada British Vogue.

“Saya hanya ingin mereka melihat saya sebagai seorang siswa pada umumnya.” tambahnya.

Kawan Puan, ketika pandemi COVID-19 memaksa sekolah untuk menghentikan kelas tatap muka dan mengirim siswa pulang, Malala pindah kembali bersama keluarganya dan menyelesaikan gelarnya secara online.

Setelah itu, sama seperti para lulusan lainnya, Malala mulai bertanya-tanya apa rencana yang akan dia lakukan setelah lulus dari perguruan tinggi.

Baca Juga: Hebat! 2 Perempuan Indonesia Ini Bikin Aplikasi Penerjemah Bahasa Isyarat

2. Gugup tentang apa yang terjadi setelah kuliah

Kawan Puan, setelah lulus, Malala mempertimbangkan berbagai macam pilihan yang akan ia lakukan.

Sama seperti anak remaja pada umumnya yang bingung dengan langkah apa yang harus diambil setelah lulus, begitu juga dengan Malala.

“Saya duduk di tempat tidur, menelusuri Instagram pribadi saya, dan berpikir, 'Apa yang akan saya lakukan?'” kata Malala.

3. Malala baru-baru ini meluncurkan perusahaan produksinya sendiri

Pada bulan Maret lalu Malala mengumumkan kemitraannya dengan Apple TV+ dan perusahaan produksinya, Extracurricular untuk memproduksi drama, komedi, dan dokumenter yang berpusat pada kisah perempuan dan anak-anak.

Rencana tersebut diilhami oleh kecintaannya terhadap tontonan televisi dan gagasan bahwa ia dapat menginspirasi gadis-gadis muda untuk mewujudkan mimpinya.

“Saya ingin acara ini dapat menghibur dan menjadi tontonan yang akan saya tonton,” kata Malala.

4. Malala adalah penggemar berat Ted Lasso

Sama seperti putri remaja yang lain, Malala juga menyukai aktivitas menonton televisi.

Secara khusus, Malala menyukai serial komedi Ted Lasso, yang dibintangi aktor Jason Sudeikis, dan serial animasi dewasa Rick and Morty.

Baca Juga: Jadi Sosok Perempuan Berpengaruh, Mien R. Uno: Perempuan Harus Mandiri

5. Memanfaatkan Twitter untuk menyuarakan kampanyenya

Seperti kebanyakan remaja lainnya, Malala juga aktif menggunakan media sosial terutama Twitter, Kawan Puan.

Namun, Malala paham bahwa akun Twitter dengan 1,8 juta pengikut miliknya harus dimanfaatkan untuk memperkuat pesan-pesan penting.

Malala yakin bahwa kekuatan media sosial dapat membantunya dalam memperkuat pesan-pesan kesetaraan gender.

Lewat akun Twitter tersebut, tidak jarang Malala meminta bantuan organisasi dunia atau tokoh berpengaruh untuk mendukung pendidikan bagi semua anak perempuan dan laki-laki terlepas dari latar belakang atau lokasi mereka.

6. Manajemen waktu

Kawan Puan, saat masih menempuh pendidikan di Oxford, Malala sangat senang bisa bersosialisasi dengan orang-orang seusianya dan menjadi mahasiswa biasa.

Namun, kegiatan sosial yang ia miliki bersama mahasiswa lainnya, sulit untuk diseimbangkan dengan tugas akademis yang menjadi tanggung jawabnya.

Setiap minggu, Malala mendapati dirinya terburu-buru untuk menyelesaikan esai pada menit terakhir, tetapi kebiasaan tersebut tidak pernah ia ubah.

Iya, sama seperti kita, sosok Malala ternyata juga kesulitan dengan manajemen waktu yang baik.

“Saya akan sangat kesal dengan diri saya sendiri, 'Mengapa saya duduk di sini pada jam 2 pagi, menulis esai ini? Mengapa saya belum membaca?’” katanya.

Baca Juga: Meski Sudah Tak Muda, Mien R Uno Rilis Dua Buku Baru di Usia 80 Tahun

7. Malala ingin pergi ke Pakistan

Kawan Puan, meski Malala banyak menghabiskan waktunya di Inggris, ia tetaplah seorang gadis Pakistan.

Bertahun-tahun setelah keluarganya pindah untuk melindunginya dari ancaman pembunuhan yang dia terima, Malala selalu ingin kembali ke rumahnya di Lembah Swat, Pakistan.

"Saya sering menatap layar dengan peta dan membayangkan pesawat akan mendarat di Pakistan." kata Malala.

Keinginan Malala untuk dapat singgah kembali ke kampung halamannya itu akhirnya terwijud pada tahun 2018 lalu.

“Saya memberi tahu ayah saya … bahwa kita tidak akan pernah menemukan waktu yang tepat (untuk pergi ke Pakistan). Akan selalu ada sesuatu yang terjadi,” kata Malala.

“Begitu pesawat mendarat dan kami menghirup udara Pakistan, rasanya tidak nyata. Saya tidak bisa mempercayainya.” ungkap Malala menyampaikan kegembiraannya.

8. Mentor bagi aktivis muda lainnya

Kawan Puan, di usianya yang baru 23 tahun, Malala telah menjadi inspirasi bagi para aktivis muda lainnya.

Pada bulan Februari tahun lalu, aktivis lingkungan Swedia, Greta Thunberg mengunjungi Malala di Oxford.

"Hari ini aku bertemu inspirasiku, apalagi yang perlu aku katakan," tweet Greta pada akun Twitternya.

Baca Juga: Memulai Karier dari Usia 18 Tahun, Inilah Sosok Mary Barra CEO General Motors

9. Dia tidak akan pernah berhenti berjuang untuk pendidikan anak perempuan

Meskipun tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan, Malala yakin akan satu hal: Dia tidak akan pernah berhenti berjuang untuk akses pendidikan yang adil bagi anak perempuan di mana pun, terutama di negara berkembang.

“Saya sangat peduli dengan pekerjaan saya dan saya khawatir tentang berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan tersebut” kata Malala.

“Orang-orang berkata, ‘Malala, jangan khawatir, itu bukan tanggung jawabmu, para pemimpinlah yang harus khawatir!’

Tetapi jika saya memiliki kapasitas untuk melakukan sesuatu untuk terus meningkatkan kesadaran, maka saya harus melakukannya.” jelas Malala.

Wah Kawan Puan, cukup menginspirasi ya sosok Malala ini!

Semoga apa yang Malala cita-citakan dapat terwujud ya! (*)

 

Sumber: Global Citizen
Penulis:
Editor: Aulia Firafiroh