Peringati Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Ini 6 Aktivis Perempuan yang Fokus pada Isu Lingkungan

Alessandra Langit - Sabtu, 5 Juni 2021
Ilustrasi save the earth
Ilustrasi save the earth Pexels

 

Parapuan.co - Hari Lingkungan Hidup Sedunia (HLHS) atau World Environment Day jatuh setiap tanggal 5 Juni.

Tema Hari Lingkungan Hidup Sedunia tahun ini adalah Environment Restoration atau Restorasi Lingkungan.

Restorasi lingkungan adalah upaya mengembalikan ekosistem hijau di bumi ke kondisi awal yang masih asri dan aman.

Hari Lingkungan Hidup Sedunia diadakan oleh Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk membangkitkan kesadaran masyarakat di seluruh dunia untuk melindungi dan menjaga alam kita.

Pemanasan global dan perubahan iklim adalah masalah yang sedari dulu dihadapi oleh kita semua di bumi ini.

Baca Juga: Rayakan Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Yuk Padamkan Lampu Malam Ini!

Bumi kita sudah semakin tua dan membutuhkan cinta kasih dari manusia dalam bentuk aksi nyata untuk melindungi bumi.

Dalam perjuangan melindungi bumi, banyak aktivis perempuan yang mengambil peran besar.

Tidak terbatas gender, daerah asal, dan usia, perempuan aktivis lingkungan selalu menyuarakan keresahan mereka akan bumi yang semakin tidak sehat.

Melansir dari India Times, berikut deretan perempuan-perempuan hebat yang mengambil peran dalam melindungi ekosistem bumi sebagai aktivis lingkungan.

1. Vandana Shiva

Vandana Shiva
Vandana Shiva BBC

Dr. Vandana Shiva adalah seorang aktivis lingkungan, pendiri Navdanya Trust India, dan penulis lebih dari 20 buku tentang perlindungan keanekaragaman sumber daya hayati, terutama benih asli dan pertanian organik. 

Dia dipilih sebagai pahlawan lingkungan oleh majalah Time pada tahun 2003 dan Asia Week menyebutnya sebagai salah satu dari lima komunikator paling berpengaruh di Asia. 

Dia juga dipilih sebagai salah satu dari tujuh perempuan paling berpengaruh di dunia oleh majalah Forbes.

2. Christiana Figueres

Christiana Figueres
Christiana Figueres UN

Mantan Sekretaris Eksekutif UNFCCC, Christiana Figueres, telah terlibat dalam negosiasi perubahan iklim sejak 1995. 

Dia telah bekerja dengan banyak dewan organisasi non-pemerintah yang terlibat dalam masalah perubahan iklim. 

Dia adalah penulis, dan telah sering menjadi penasihat perusahaan swasta, serta memberi kuliah di banyak perguruan tinggi.

Baca Juga: Diperingati Setiap 22 April, Rupanya Begini Sejarah Gerakan Hari Bumi

3. Wu Changhua

Wu Chungha
Wu Chungha YouTube

Chief Executive Officer Pusat Inovasi Masa Depan Beijing, Changhua Wu, adalah spesialis dan analis kebijakan di bidang perkembangan lingkungan di Tiongkok. 

Dia menerima penghargaan atas kontribusinya terhadap penurunan tingkat karbon di Cina. 

Dia memberi nasihat kepada pemerintah dan perusahaan tentang perkembangan lingkungan, strategi, dan inovasi. 

4. Hindou Oumarou Ibrahim

Hindou Oumarou Ibrahim
Hindou Oumarou Ibrahim Pilar Valbuena

Hindou Oumarou Ibrahim, 33 tahun, adalah seorang aktivis lingkungan dan ahli geografi. Dia bekerja atas nama rakyatnya untuk forum kebijakan tingkat tinggi internasional tentang perubahan iklim. 

Dia bekerja untuk mengumpulkan pengetahuan tentang sumber daya alam di Chad sebagai bagian dari proyek pemetaan.

Ia juga mewakili komunitasnya di Chad dalam diskusi iklim di PBB.

5. Miranda Wang

Miranda Wang
Miranda Wang BBC

Miranda Wang adalah Co-founder dan Chief Executive Officer BioCellection, yang mengubah sampah plastik menjadi bahan kimia industri berharga yang digunakan dalam pembuatan produk yang sudah dikenal seperti mobil, barang elektronik, tekstil, dan bahan pembersih. 

Dia sekarang berencana untuk mengembangkan pabrik pengolahan yang sepenuhnya komersial dan mendaur ulang 45.500 ton sampah plastik pada tahun 2023. 

Dengan melakukan itu, dia akan membantu menghilangkan 320.000 ton emisi karbon dan menghasilkan produk yang berguna dari zat yang biasanya dibuang orang.

6. Greta Thunberg

Greta Thunberg
Greta Thunberg Kompas Internasional

Aktivis perubahan iklim berusia 15 tahun, Greta Thunberg, telah berjuang dengan cara meminta para pemimpin dunia yang kuat untuk menganggap serius konsekuensi dari perubahan iklim. 

Dia vokal dalam mengkritik kebijakan pemerintah di dunia karena hanya berbicara di bibir saja dalam mengatasi masalah yang mengganggu ini.

Tahun lalu, Greta memulai aksi mogok sekolah untuk demo perubahan iklim di luar kantor Parlemen Swedia. 

Ia menuduh negaranya tidak mengikuti Perjanjian Iklim Paris. Protesnya menimbulkan respons besar.

Sejak itu, gerakan ini telah menyebar ke seluruh dunia dengan lebih dari 1.00.000 anak sekolah yang terlibat. Gerakan ini disebut Fridays For Future.

Baca Juga: Ajak Masyarakat Peduli Lingkungan, Brand 'Sejauh Mata Memandang' Gelar Pameran Bumi Rumah Kita

Perempuan-perempuan hebat tersebut sampai saat ini masih berjuang demi keberlangsungan hidup manusia di masa depan.

Yuk, dukung aksi mereka dengan cara sederhana yang dapat kita lakukan di rumah untuk merawat bumi! (*)

Sumber: India Times
Penulis:
Editor: Rizka Rachmania