Orang Tua Wajib Paham, Ini 4 Tips Ajarkan Anak Agar Tak Berlaku Rasis

Anna Maria Anggita - Kamis, 22 April 2021
Cara mengajari anak agar tidak rasis
Cara mengajari anak agar tidak rasis ManoAfrica

Parapuan - Kawan Puan, mendidik anak itu sudah menjadi tugas orang tua ya.

Orang tua harus menyadari pentingnya mendidik anak untuk menghargai perbedaan.

Tujuannya agar anak itu tidak rasis, menghargai, dan saling toleransi bahwa semua orang hidup berdampingan dengan keanekaragaman yang ada, baik suku atau ras, agama, dan budaya.

Baca Juga: Pasokan ASI Rendah, Ini Beberapa Penyebab yang Mempengaruhinya

Tentunya pola pikir ini harus ditanamkan pada anak sedini mungkin ya, Kawan Puan.

Nah supaya lebih jelas, berikut ini beberapa tips ajarkan anak untuk tidak rasis yang dirangkum dari berbagai sumber, yuk simak:

1. Jelaskan secara sederhana apa itu rasisme

Dilansir dari HuffPost.com, berbicara tentang isu rasisme pada si kecil memang tidak mudah.

Maka dari itu, sebagai orang tua, kamu perlu memberi pemahaman pada anak tentang rasisme.

Baca Juga: Jangan Dipaksa, Berikut 4 Trik Atasi Anak yang Mulai Malas Mandi

Gunakan kalimat yang sederhana dan gunakan satu contoh kasus rasisme yang sedang terjadi untuk menggambarkan secara lebih real dan buat si kecil penasaran, hingga akhirnya anak mengajukan pertanyaan.

Supaya lebih mudah, Kawan Puan bisa menggunakan buku dengan ilustrasi atau gambar yang memaparkan adanya keberagaman.

Kawan Puan juga perlu memberi tahu anak tentang kata-kata maupun simbol yang menyinggung ras atau golongan tertentu.

Dengan pemahaman sederhana ini akan membuat si kecil lebih menjaga ucapan dan tindakannya.

Baca Juga: Seberapa Penting Peran Ayah di Rumah untuk Menciptakan Kesetaraan Gender? Ini Kata Ahli

2. Bantu anak untuk mengenali bahaya dari rasisme

Apabila anak tidak sengaja mendengar atau menyatakan kalimat seperti penghakiman akan kelompok tertentu, Kawan Puan perlu mengalihkan pembicaraan yang sesuai dengan umurnya.

Melansir dari National Geographic, orang tua hendaknya memberi tahu anak bahwa kata-kata yang diungkapkan atau kalimat yang didengar itu bisa menyakiti hati dan perasaan seseorang.

Tak lupa beri pengandaian pada anak tentang bagaimana perasaannya jika ada orang lain yang mengatakan hal yang rasis tentang dirinya.

Baca Juga: Penelitan Terbaru Membuktikan Sekolah Pagi Tidak Terlalu Baik Bagi Anak, Apa Alasannya?

Sampaikan pada anak bahwa adanya rasisme ini hanya membuat orang menjadi bermusuhan yang tak berarti, dan justru memecah belah kehidupan sosial yang ada.

Dengan begitu anak akan semakin paham dan mengerti bahwa tindakan rasisme itu hanya membuat kerugian.

3. Perkenalkan anak bahwa ia hidup dengan keanekaragaman

Agar anak-anak tak memiliki pikiran tentang rasisme, Kawan Puan perlu membawa atau mengajak si kecil bergaul dengan orang yang mungkin berbeda ras atau etnis.

Baca Juga: Kapan Saat Terbaik Toilet Training untuk Anak? Ini 7 Tanda Mereka Siap

Ajarkan anak bahwa adanya perbedaan itu indah.

Selain itu, sebagai orang tua Kawan Puan harus mengajak anak untuk memiliki perspektif yang berbeda.

Misalnya mengunjungi pameran di museum yang bertemakan budaya dan ajak anak ke komunitas budaya.

Didik anak bahwa kita itu hidup di tengah masyarakat yang berbeda latar belakang, baik itu suku, agama, dan budaya.

Baca Juga: Peran Keluarga Ajarkan Anak Nilai Moral untuk Cegah Perilaku Koruptif

Meskipun berbeda, manusia itu makhluk sosial yang tetap membutuhkan satu sama lain dalam menjalani hidup.

4. Pastikan percakapan tentang rasisme tak hanya sekali

Melansir dari Kids Health, hendaknya Kawan Puan berbicara kepada anak tentang rasisme jangan hanya sekali saja.

Dorong anak untuk selalu bertanya dan penasaran tentang perbedaan yang ada di sekitarnya.

Baca Juga: Pakai Metode Unik, Intip Serunya Rinni Wulandari Ajari Anak Bahasa Indonesia

Saat menjawab pastikan Kawan Puan dan pasangan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti anak ya.

Jika memang ada pertanyaan yang belum bisa dijawab olehmu, jangan ragu untuk mengatakan hal yang jujur bahwa kamu masih mencari jawabah yang pas.

(*)

Sumber: Kids Health,National Geographic,Huff Post
Penulis:
Editor: Linda Fitria