Microsoft Lakukan Penelitian Terkait Virtual Meeting, Ini Dampak Buruk yang Ditemukan!

Vregina Voneria Palis - Rabu, 21 April 2021
Illustrasi Bekerja dari Rumah
Illustrasi Bekerja dari Rumah Photo by Annie Spratt on Unsplash

Parapuan.co - Kawan Puan, baru-baru ini Microsoft melalukan penelitian terhadap keadaan otak para karyawan yang sering melakukan virtual meeting

Para peneliti aktivitas gelombang otak dari Microsoft menemukan bahwa aktivitas virtual meeting yang berulang-ulang dengan jadwal yang ketat menimbulkan stres pada individu yang bersangkutan.

Melansir dari CNBC, terdapat 14 orang relawan yang menjadi subyek penelitian Microsoft ini.

Di dalam penelitian tersebut, setiap individu akan melakukan virtual meeting sambil memakai electroencephalogram (EEG) untuk mengukur aktivitas otak.

Baca Juga: Ruhana Kuddus, Jurnalis Perempuan Minang Pejuang Isu Kesetaraan Gender

Pada percobaan pertama, para relawan akan melakukan virtual meeting selama empat setengah jam berturut-turut tanpa ada jeda istirahat.

Pada percobaan kedua, para relawan melakukan virtual meeting selam empat setengah jam dengan waktu istirahat 10 menit antara satu meeting ke meeting lainnya.

Hasilnya, pada percobaan pertama ditemukan adanya lonjakan gelombang beta yang cukup tinggi sebagai tanda adanya peningkatan stres yang dirasakan para relawan.

Sedangkan untuk percobaan kedua, aktivitas otak cenderung normal.

Baca Juga: Ada Maudy Ayunda hingga Hwasa, Berikut Perempuan Asia dalam Forbes 30 Under 30 2021

Hasil penelitian ini dipublikasikan oleh Microsoft pada Selasa, 20 April 2021.

Menanggapi temuannya ini, pihak Microsoft akan memberikan sedikit keringanan bagi para karyawan kantor yang menggunakan Microsoft Outlook.

Microsoft menambahkan fitur Outlook yang dapat disesuaikan untuk mengatur waktu rapat yang lebih singkat sebagai default sehinnga para karyawan memiliki sedikit waktu untuk beristirahat sebelum memulai rapat lain.

Ada dua opsi bagi para perusahaan yang menggunakan Microsoft Outlook dalam mengatur jadwal jeda rapat.

Opsi yang pertama karyawan dapat mengatur default rapat mereka sendiri dengan durasi yang lebih pendek.

Opsi kedua, pihak perusahaan yang menetapkan default rapat yang lebih pendek dan menciptakan ruang istirahat bagi karyawannya.

Sebagai contoh, karyawan atau perusahaan bisa mengatur waktu istirahat lima menit sebelum memulai rapat yang berdurasi 30 menit, atau memberi jeda 15 menit setelah rapat satu jam. 

Baca Juga: Waspada WhatsApp Pink, Virus yang Menyamar Sebagai Pembaruan Resmi

"Penelitian kami menunjukkan bahwa beristirahat itu sangat penting, tidak hanya untuk membuat kita tidak terlalu lelah di penghujung hari, tetapi hal ini juga mampu meningkatkan kemampuan kita untuk lebih fokus saat melakukan pertemuan (virtual meeting) tersebut," kata Michael Bohan, direktur senior Human Factors Engineering Microsoft.

Beban Kerja Digital 

Penelitian yang dilakukan oleh Microsoft telah membuktikan bahwa melakukan pekerjaan jarak jauh berdampak buruk pada kesejahteraan pekerja atau karyawan.

"Kelebihan beban kerja digital itu nyata, dan hal ini harus diubah." kata Jared Spataro, wakil presiden Microsoft.

Baca Juga: Jadi Aktris Korea Selatan Pertama yang Dapat Nominasi Oscar, Yuh-Jung Youn Merasa Stres

Pihak Microsoft sendiri juga prihatin pada keadaan saat ini, di mana para pekerja atau karyawan telah melakukan pekerjaan jarak jauh selama lebih dari satu tahun.

Survei Microsoft pada kondisi karyawannya sendiri juga menunjukan adanya penurunan produktivitas.

Pihak Microsoft mengingatkan para managernya bahwa faktor kelelahan digital harus mereka pertimbangkan dalam memberi pekerjaan. (*)

Sumber: CNBC
Penulis:
Editor: Maharani Kusuma Daruwati

Benarkah Tertawa Baik untuk Menjaga Kesehatan Mental? Ini Penjelasannya